5. Harus Bahagia

3K 525 33
                                    

Pukul 12 siang, setelah bel tanda bahwa kegiatan belajar telah usai Jake dengan cepat meninggalkan kelasnya. Berjalan menuju tempat sepeda nya terparkir. Setelah sampai, Jake langsung menaiki sepeda nya dan berlalu meninggalkan halaman sekolah.

"PAK JAJA, SAMPAI KETEMU BESOK~" Teriak Jake kepada security sekolah saat dirinya melewati pintu gerbang sekolah.

Semilir angin menyapu halus surai hitamnya . Suara riuh kendaraan terdengar jelas di telinga. Jake mengayuh dengan cepat sepeda nya itu, mencoba mengabaikan segala kegiatan yang terjadi disekitar.

Melewati beberapa perumahan, akhirnya sampai lah dia di lingkungan perumahannya. Tidak lupa menyapa setiap orang yang ditemuinya disertai senyuman yang sangat menggemaskan.

Jake menghentikan sepedanya saat tiba di depan rumah. Namun tidak ada pergerakan lagi untuk memasuki rumah. Jake malah memperhatikan tetangga barunya itu yang terlihat ingin pergi ke suatu tempat.

"Hoon?" Jake mencoba menyapa Sunghoon yang baru keluar rumah dengan menenteng tas hitamnya.

Sunghoon yang merasa terpanggil pun menengok sekitar dan tersenyum ketika melihat siapa yang telah memanggilnya. Tanpa ragu dia menghampiri Jake yang masih setia duduk di jok sepedanya.

"Kamu baru pulang sekolah Jake?"
Anggukan kepala Jake sebagai jawabannya.

"Kamu mau pergi kemana hoon?" Tanya Jake penasaran.

"Ah, aku mau berlatih ice skating."

"Kamu bisa bermain ice skating?" Tanya Jake terkejut.

"Iyaa, aku ingin menjadi skater hebat. Makanya aku sering berlatih ice skating."

"Cita-citamu menjadi skater? Wahh keren. Kalau gitu semangat latihannya!Aku akan menunggu mu pulang, setelah itu kita bermain yaa." Ucap Jake menyemangati.

Sunghoon mengangguk kemudian tersenyum.

"Aku pergi dulu. Sampai nanti Jake."
Sunghoon berjalan memasuki mobilnya meninggalkan Jake yang masih terdiam menatap kepergian Sunghoon.

Mobil yang ditumpangi Sunghoon sudah menghilang dari pandangan, tapi Jake belum juga bergerak sedikit pun dari tempatnya. Sampai satu tepukan di pundak membuat nya terkejut.

"Sedang apa kau adik kecil." Ucap Taehyung yang baru juga pulang dari sekolahnya.

"Abang! Jangan mengagetkanku." Ucap Jake sebal.

"Siapa suruh kamu diem aja dari tadi disini, sendirian pula. Kalau kamu kesurupan gimana?"

"Ish siapa yang kesurupan sih."

"Yaudah ayok masuk. Menghalangi jalannya saja."
Taehyung kemudian berjalan memasuki rumah meninggalkan Jake yang masih menatap kesal dirinya.

•••

"Mommy Mommy." Panggil Jake ketika melihat Mommy nya berjalan kearah nya.

Saat ini Jake sedang duduk di kasur dengan tangan yang sibuk memasang-masangkan mainan mobil barunya.

"Ganti pakaian mu dulu sayang, baru bermain." Mommy Jake mencoba menasihati.

Jake hanya menampilkan giginya seperti tidak bersalah. Kemudian Jake mencoba mendekat ke arah sang Mommy yang sedang duduk merapihkan tas sekolah nya.

"Mom, Sunghoon tadi pergi berlatih ice skating."

Mommy Jake hanya berdeham sebagai jawaban.

"Katanya dia mau jadi skater hebat Mom makanya dia sering berlatih. Apa aku harus berlatih menari biar bisa jadi Idol mom?"

Mommy Jake kemudian terdiam, dan mulai menatap mata sang anak.

"Jake mau jadi idol?" Ucap Mommy Jake hati-hati.

Jake menganggukkan kepalanya. Kemudian Mommy nya tersenyum dan mengusap surai hitam milik Jake.

"Lakukan lah yang Jake mau. Mommy gak mau maksa Jake, yang penting Jake bahagia. Kalo Jake mau berlatih menari, mom bisa daftarin kamu ke tempat pelatihan."

"Beneran mom?" Tanya Jake antusias.

"Iya sayang, apapun yang bikin Jake bahagia bakal mom lakuin."
Kemudian Mommy Jake memeluknya dan mengecup kening Jake dengan lembut.

Jake pun ikut memeluk Mommy nya dan tersenyum senang.

•••

Malam hari ini Jake menghabiskan waktu di balkon kamar. Menatap kamar depan balkonnya yang masih gelap tak berpenghuni. Menunggu seseorang yang sampai saat ini belum juga terlihat.

"Kenapa Sunghoon belum pulang juga." Ucapnya pelan.

Matanya tidak henti-hentinya melirik kearah kamar itu. Berharap seseorang yang dia tunggu muncul.

1 menit..

5 menit..

15 menit..

35 menit..

Dan akhirnya kamar itu menyala. Terlihat siluetnya sedang duduk di kasur dan menundukkan kepalanya. Tidak lama setelah itu ada seseorang memasuki kamarnya juga dan terdengarlah percakapan kedua orang tersebut.

Jake tidak mau menguping tapi dirinya tidak bisa diam saja mendengar itu semua. Akhirnya dia memutuskan untuk tetap diam disitu sampai orang itu pergi.

Setelah orang itu pergi, Jake mengambil batu kecil kemudian dilemparkannya ke kaca kamar depan. Tak lama, jendela balkon depan pun terbuka menampilkan seseorang dengan wajah sendunya.

"Sunghoon."

Jake mencoba melambaikan tangannya dan tersenyum manis kearah Sunghoon. Tapi Sunghoon hanya menatapnya dan mencoba mendekat ke arah pagar balkon.

"Kamu belum tidur Jake?"

"Aku menunggumu pulang, kenapa kamu lama sekali pulangnya?" Jake memasang wajah seperti orang marah yang membuat Sunghoon tidak bisa menahan senyumnya.

"Aku memang pulang jam segini setiap latihan."

Jake hanya mengangguk lalu terjadilah keheningan.
Tidak ada yang bersuara lagi, mereka hanya menikmati angin malam yang dengan malu-malu menyapa kulit mereka.

"Sunghoon? kamu bahagia?" Ucap Jake tiba-tiba. Membuat Sunghoon mengangkat kepalanya dan menatap mata Jake.

"Kita masih kecil, kata Mommy kita tidak boleh terlalu banyak berpikir. Jadi jangan terlalu banyak berpikir hoon. Kalo kamu mau cerita kepadaku, ceritalah. Aku pasti akan mendengarkannya."

Jake mencoba menghibur Sunghoon yang terlihat sedih. Bohong jika Jake tidak kasihan melihat Sunghoon. Apalagi tadi dia mendengar Mamanya Sunghoon memarahi nya karena tidak bisa serius ketika berlatih tadi.

"Terimakasih Jake, aku senang berteman denganmu." Sunghoon tersenyum kepada Jake.

"Kamu mau berteman denganku?"

"Tentu, bukankah setelah berkenalan waktu itu kita sudah menjadi teman?"

"Ehehe iya juga ya." Ucap Jake malu-malu.

Kemudian-

"Oke! Sunghoon mulai hari ini kita teman! Kata mama kalau berteman kita tidak boleh saling rahasia-rahasiaan. Berjanjilah kepadaku untuk menceritakan apapun yg kamu alami-!" Ucap Jake lantang dengan diakhiri senyumannya.

Sunghoon mengangguk. Kemudian keduanya tertawa.

Entahlah apa yang mereka tertawakan. Biarkan malam ini anak-anak kecil itu menikmati kebahagiaan nya.

Tbc.

Pangeran Kecil yang DinginTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang