Butterfly

303 12 3
                                    

Agak panjang
Minv

Jimin's POV

Kupu kupu menurut diriku adalah keindahan itu sendiri. Lihatlah betapa indahnya corak yang menempel sempurna di sayapnya, keanggunannya dalam terbang, dan asosiasinya. Kupu kupu hidup dan dikelola oleh banyak hal yang indah. Seperti nektar bunga warna warni yang menjadi makanannya, sampai taman dan alam yang indah ini merupakan tempat tinggalnya.

Kupu-kupu mengingatkanku pada seseorang yang aku kenal. Mereka sama sama indah, anggun, dan berpenampilan elok. Namun terdapat perbedaan mencolok dari kupu kupu dan dirinya.

"Jimin ah, jangan melamun!" Ucap Kim Taehyung. Seseorang yang tengah aku lamunkan saat ini.

"Aku hanya berpikir, Tae." Ia mencubit kedua pipiku. Aku mendesis karena cubitan itu cukup sakit.

"Berpikir tidaklah harus melamun. Ceritakan padaku apa yang kau lamunkan." Ia bergelayut manja di lenganku

"Hanya seseorang." Ucapku

"Siapakah itu? Jangan jangan kau selingkuh dariku." Ucap Taehyung. Ia mengerucutkan bibirnya dan menggembungkan pipinya. Terlihat menggemaskan bagiku.

"Hanya orang gila yang bisa selingkuh dari dirimu." Ucapku

"Lantas apa?"tanyanya

"Apakah kau tidak mau berhenti dan lari bersama diriku, Tae?" Tanyaku, serius.

Ekspresi wajahnya berubah drastis menjadi hambar dan sedih.

"Aku tidak bisa, Jim. Bagaimanapun mereka tetap keluargaku. Keluarga tidak bisa ditinggalkan maupun di lupakan." Ucapnya.

"Tapi mereka melakukan kekerasan padamu, tae." Aku memegang kedua bahunya.

Ia beranjak dari tempat duduknya dan pergi meninggalkanku.

"Aku butuh waktu untuk sendiri dulu, Jim. Kau selalu membuat diriku berpikir lagi dan lebih dalam." Ucapnya

"Kau bisa datang padaku ketika kau sudah lebih baik." Ucapku.

Ia mengangguk. Aku tahu kalau dia tengah menahan tangisnya sekarang. Ia sudah cukup sering menangis, jadi aku sangat paham tentang itu.

Apakah kalian bingung apa yang tengah terjadi?

Kalau bingung, akan aku ceritakan tantang apa yang terjadi, apa yang menimpa seorang Kim Taehyung.

Dahulu, sekitar 6 tahun yang lalu, aku yang berusia 20 tahun bertemu tengah melakukan penelitian di desa penghasil kerajinan yang tidak jauh dari tempatku tinggal.

Tempat itu cukup indah walaupun terdapat beberapa area kotor yang berisi pemabuk dan penjudi. Di sana juga terdapat kupu kupu yang menjadi pertanda terjaganya ekosistem di tempat itu.

Saat aku tengah menikmati secangkir kopi di kedai milik bibi Ahn, aku melihat seorang remaja. Usianya sekitar 16 tahun dan ia memakai celana panjang dan jaket bertudung. Hal itu cukup ganjil karena cuaca pada hari itu sangatlah panas.

Aku terus memperhatikannya dari tadi. Ia menghampiri bibi Ahn dengan langkah terhuyung. Samar samar aku mendengarkan percakapan antara mereka berdua.

"Apakah mereka masih melakukan ini padamu, tae?" Tanya bibi Ahn dengan khawatir

remaja bernama Tae itu hanya mengangguk lemah. Ia membuka jaketnya. Saat itu ia mengenakan kaos lengan pendek yang menunjukkan tubuh kecil ringkihnya. Tubuh itu terlampau kurus untuk remaja seusianya. Setelah itu, ia membuka maskernya.

Ia memiliki paras yang indah. Dan corak yang tertoreh di wajahnya sangat khas dan menarik. Membuat siapapun yang memandangnya menjadi kagum. Seperti diriku.

"Maafkan aku, bibi Ahn. Aku selalu merepotkan dan menyusahkan dirimu. Tetapi aku tidak tahu harus kemana dan bagaimana lagi." Ucapnya dengan nada lirih.

Aku menatapnya dengan seksama. Ia memiliki beberapa luka lebam dan beberapa luka sayatan di sekujur tubuhnya.

Mereka masuk ke dalam ruang karyawan dan sepertinya mereka tengah mengobati luka yang ada di tubuh Taehyung.

Sebenarnya apa yang terjadi pada anak malang itu?

Beberapa hari kemudian, aku memutuskan untuk bertanya pada bibi Ahn tentang anak itu. Bibi Ahn bilang kalau ia tinggal di sekitar lingkungan perjudian itu dan orang tuanya sering menyiksa dirinya entah mengapa. Anak itu bernama Kim Taehyung. Bibi Ahn juga bilang kalau setiap sore ia bekerja paruh waktu menjadi tour guide untuk para turis .

Aku memutuskan untuk menjadi turis itu keesokan harinya. Taehyung memandu diriku dengan ramah dan dengan info yang cukup lengkap dan terpercaya. Lumayan, bisa membantu penelitianku.

Aku tak tahan lagi dengan pertanyaan yang berkecamuk di pikiranku. Aku langsung menanyakannya pada Taehyung.

"Apakah kau baik baik saja?" Tanyaku. Ia terlihat kaget dan terkejut.

"Mengapa tuan menanyakan hal itu?" Tanyanya.

"Jujur, aku penasaran. Kemarin, aku melihat dirimu datang ke kedai bibi Ahn dengan luka lebam." Ucapku.

"Mohon maaf, tetapi itu masalah pribadi." Ucapnya.

Selama beberapa hari, aku selalu mendekatinya dan memperhatikan dirinya. Hal itu terbalaskan dengan indah, ia mulai bisa mempercayai diriku.

Perlahan, ia mulai bisa membuka diri dan menceritakan masalahnya padaku. Walaupun hanya hal sepele, tetapi hal itu berarti bagiku. Aku belajar banyak tentang kehidupan dari Taehyung.

Suatu saat aku mengunjungi rumahnya. Rumahnya ternyata berada di kawasan perjudian. Rumah itu berukuran sedang dan dipenuhi dengan botol minuman keras.

"Hentikan!"

Aku menghampiri asal suara itu. Aku tercengang ketika mengetahui siapa pemilik suara itu. Taehyung, Seorang Kim Taehyung yang polos tidak berdosa sedang menerima perlakuan kasar dari seorang wanita dan seorang pria paruh baya. Sepertinya kedua orang itu adalah orangtuanya.

"Ada apa ini?" Aku berlari menghampiri Taehyung.

"Siapa kau? Apa hakmu ikut campur dengan urusanku?" Tanya pria paruh baya itu.

"Apakah tuan sadar jika perilaku tuan dapat menjebloskan tuan ke jeruji besi?" Tantangku dengan wajah merah menahan amarah.

"Jangan sok tahu kau, bocah. Ini urusan keluarga. Lagipula aku ingin membuat anakku menjadi sedikit berguna." Jawab wanita paruh baya yang mencengkram erat lengan sang anak. Taehyung meringis kesakitan, pasti lengannya sekarang sudah membiru.

"Kalau bapak dan ibu tidak melepaskannya sekarang, aku akan memanggil polisi." Ancam ku.

Mereka melepaskan Taehyung. Taehyung berlari padaku dan memelukku. Aku berusaha sebaik mungkin menenangkan namja manis ini.

Tak lama kemudian, aku membawa Taehyung ke pinggir sungai yang terletak tak jauh dari tempat ini.

Di sana, Taehyung menceritakan segalanya.

Aku iba mendengar cerita anak itu. Orang tuanya menganggapnya sebagai kesalahan, sering menyiksanya, dan sering menyakitinya. Orangtuanya bahkan memaksanya untuk bekerja sebagai pelayan di tempat judi.

Present time

Sekarang kami menjalin hubungan romantis sebagai sepasang kekasih. Aku sangat bahagia, begitu juga dengannya.

Hubungan Taehyung dengan orangtuanya masih buruk tetapi sudah lebih baik dari sebelumnya. Mereka masih menghina dan mengatai Taehyung namun sudah tidak melakukan kekerasan fisik lagi pada Taehyung.

Aku harap kedepannya akan semakin baik lagi. Aku ingin kupu kupu indahku hidup dengan bahagia tanpa terbayang bayang ketakutan masa lalu.

Perbedaan yang kontras antara Taehyung dan kupu kupu adalah tempat dimana mereka hidup dan tumbuh. Kupu kupu sedari ulat, kepompong, hingga menjadi kupu-kupu yang sempurna hidup di taman bunga yang indah dan dikelilingi oleh hal hal yang indah pula. Taehyung hidup di tempat yang kurang baik dan jauh lebih buruk dari taman bunga yang indah

 oneshoot Terserah DahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang