Warning!

76 3 14
                                    

Warning: I know nothing about engineering or companies stuff. It's all pure fictional with little research here and there. Feel free to correct me, though.

------

Myun Hee berjalan memasuki rumah Jong Woon. Ia hanya bisa menghela nafas saat mendapati rumah yang kosong. Jong Woon baru saja memberitahunya bahwa ia akan menginap di rumah orang tuanya. Myun Hee sempat berpikir untuk menghabiskan malam di kamar goshiwon yang ia tinggalkan meski ia sudah membayar untuk satu bulan penuh. Tetapi kemudian Myun Hee mengurungkan niatnya saat mengingat tetangganya yang selalu berisik setiap malam.

Myun Hee menghempaskan tubuhnya ke atas sofa lalu menatap ke sekeliling ruangan. Gadis itu membiarkan pencahayaan yang seadanya. Ia tidak pernah mengerti kenapa orang-orang kaya itu selalu membangun atau membeli rumah yang besar meski tinggal sendirian. Rumah besar memang bisa menampung banyak orang saat mengadakan pesta, tetapi setelah pesta usai dan semua tamu pulang rumah akan terasa sangat sepi. Seperti yang Myun Hee rasakan saat ini.

Ia begitu terbiasa dengan keberadaan Jong Woon di rumah tersebut sampai-sampai rumah terasa asing tanpa pria itu. Myun Hee berbaring di sofa lalu mengeluarkan ponselnya dari dalam tas. Ia menatap pesan singkat dari kekasihnya itu. Sekarang Myun Hee menimbang-nimbang apakah ia boleh mengirim pesan pada pria itu dan mengatakan ia merindukannya?

Omo!

Myun Hee refleks bangun lalu menutupi wajahnya sendiri. Apa ia baru saja mengakui bahwa ia merindukan Jong Woon? Lagi-lagi ia merasa malu meski saat ini tidak ada siapapun yang bisa melihatnya.

"Oh, shit!" Myun Hee hampir meloncat kaget saat tiba-tiba saja ponselnya bergetar. Gadis itu sempat berharap Jong Woon yang menghubunginya, tetapi kemudian ia hanya bisa menghela nafas kesal ketika yang muncul di layar ponselnya adalah sederet nama yang tidak dikenalnya.

"Yoboseyo." Myun Hee tetap menerima panggilan tersebut.

"Ah, benar ini nona Lee Myun Hee?" Terdengar suara seorang pria dari seberang sana. Dahi Myun Hee berkerut dalam.

"Aku Siwon, Choi Siwon dari Dasom Constructions."

Myun Hee tentu saja pernah mendengar nama perusahaan itu. Salah satu perusahaan konstruksi terbesar di Korea Selatan yang menjadi anak perusahaan Dasom International. Sekarang gadis itu bingung apa yang diinginkan perusahaan besar itu darinya.

"Ah... Ada apa?"

Pria itu terkekeh. "Apa malam ini kau sibuk? Atau sudah terlalu malam untuk kita bertemu?"

Myun Hee melirik ke arah jam dinding di seberangnya. Pukul Sembilan malam. Tidak terlalu larut untuk bertemu dengan seorang teman di kafe tetapi cukup malam untuk bertemu seseorang yang tidak dikenal.

"Ah..." Menyadari Myun Hee yang tidak segera memberikan jawaban, Siwon segera menjelaskan. "Aku berniat untuk menghubungimu sejak tadi sore tetapi ada rapat yang harus aku hadiri dan baru selesai setengah jam yang lalu. Jadi, apa kita bisa bertemu malam ini? Atau besok siang? Over some lunch perhaps."

Myun Hee berpikir sejenak. "Ah, aku tidak keberatan bertemu malam ini."

Mungkin menemui pria itu malam ini tidak terlalu buruk. Setidaknya ia punya alasan untuk keluar rumah.

"Oke. Boleh aku tahu dimana alamatmu? Hanya untuk mencari kafe terdekat."

"Ah, aku akan menunggumu di Kiss'O café yang berada tepat di depan Exit 3 stasiun subway Yeoinaru." Kafe itu tidak terlalu jauh dari apartemen Jong Woon dan ia bisa dengan mudah berjalan kaki ke sana.

"Heum..." Pria itu sepertinya memeriksa peta dari ponselnya. "Oke. Sekitar lima belas menit lagi aku sudah akan di sana."

Lalu panggilan itupun berakhir. Tanpa mengganti pakaiannya dan hanya meninggalkan tasnya, Myun Hee akhirnya kembali keluar dari apartemen.

Not A CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang