Ck! That Hoobae!

42 6 2
                                    

Warning: I know nothing about engineering or companies stuff. It's all pure fictional with little research here and there. Feel free to correct me, though.

---

Myun Hee meletakkan sumpit dan sendok di hadapan Jong Woon dan Sung Joon yang duduk di seberangnya. Gadis itu lalu meletakkan dua buah gelas kecil di samping nampan makanannya dan juga nampan makanan Sung Joon. Ia kemudian menuangkan air ke dalam gelas sebelum kemudian berdiri. Tidak lama, gadis itu kembali dengan sebotol air mineral yang diletakkannya di samping nampan berisi makanan milik Jong Woon.

"Untung mereka menyimpan beberapa botol air mineral di sini," ucap gadis itu sambil tersenyum lebar ke arah Jong Woon. Pria itu menyipitkan matanya.

Saat ini masih pertengahan musim semi dengan udara yang cukup hangat. Kontainer yang khusus menyajikan makanan ini juga dilengkapi dengan pendingin ruangan, seperti kontainer lain yang berfungsi sebagai kantor. Tetapi Jong Woon bisa melihat sedikit bulir keringat di dahi Myun Hee.

"Bagaimana kau tahu dia hanya minum air mineral?" tanya Sung Joon yang terkejut. Kebiasaan itu hanya diketahui oleh orang-orang terdekat Jong Woon.

Myun Hee terkekeh. "Aku tahu dia hanya minum dua minuman." Myun Hee memperlihatkan dua jari tangannya. "Air mineral atau kopi yang dibeli di kafe. Tuan muda ini tidak pernah minum kopi dari mesin atau kaleng."

Sung Joon bertepuk tangan pelan. "Yak, Lee Myun Hee... Tabloid gossip mana yang berhasil menemukan kebiasaan menyebalkan Jong Woon itu?"

Myun Hee melambaikan tangannya. "Ani... Aku selalu melihatnya hanya meminum dua jenis minuman itu saat di kampus."

Sung Joon mengerutkan dahinya. "Ah, kau pernah melihatnya di kampus?" Pria itu mencoba mengingat-ingat data pribadi Myun Hee yang pernah dibacanya, termasuk tentang tahun ia masuk kuliah.

"Aku juniornya." Gadis itu berpikir sejenak. "Eum... Kalau tidak salah dia di tahun ketiga... Ani... Ani.. dia di tahun ke empat saat aku masuk KAIST. Meski tidak pernah satu kelas, tetapi kadang aku melihatnya di kampus. Sendirian. Dengan buku-buku tebalnya."

"Ah... Jadi gossip itu benar?" Sung Joon sedikit memajukan tubuhnya ke arah Myun Hee, seolah ia akan menyampaikan informasi rahasia. "Dia tidak punya teman?"

Myun Hee melirik sekilas ke arah Jong Woon yang hanya menghela nafas mendengar perbincanangan mereka. Gadis itu mengangguk kecil. "Kurasa tidak ada yang berani mendekatinya karena wajahnya yang selalu serius dan dingin seperti itu."

Gadis itu mengarahkan telunjuknya ke arah Jong Woon.

"Dan kau tidak takut dengannya?" Sung Joon penasaran.

Myun Hee menatap Jong Woon selama beberapa saat. Ia meliihat ke arah tuan muda yang sepertinya masih menimbang-nimbang apakah makanan di hadapannya layak untuk dimakan atau tidak. Gadis itu kemudian tertawa pelan.

"Ani," jawabnya singkat masih dengan tatapan yang melekat pada pria itu.

Ia mengambil sendok yang ada di hadapan Jong Woon, meletakkannya di tangan pria itu lalu mengarahkannya ke mangkuk sup berisi daging sapi di hadapannya.

"Coba saja. Makanan ini cukup layak untuk dimakan. Kau tidak akan menyesal menggaji kedua ahjumma itu sebagai juru masak di sini."

Sung Joon hanya bisa mengangkat kedua alisnya melihat interaksi karyawannya dengan atasannya itu. Bukan hanya Sung Joon sebenarnya. Seluruh karyawan dan pekerja yang tengah makan siang di tempat tersebut sudah sejak awal Presiden Aka Industries itu masuk menghentikan kegiatan makan mereka. Semua perhatian tertuju pada meja yang berada di tempati tiga orang tersebut.

Not A CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang