Not A Cinderella

41 4 22
                                    

Warning: I know nothing about engineering or companies stuff. It's all pure fictional with little research here and there. Feel free to correct me, though.

-----

Jong Woon menghempaskan tubuhnya di atas sofa. Pria itu meletakkan tangannya di atas dahinya lalu menutup matanya. Nafasnya terdengar pelan dan teratur. Selama beberapa saat pria itu hanya diam. Dia mendengar suara lalu lintas di luar sana. Tetapi apartemennya terasa begitu sepi. Ia tidak pernah merasa tempat itu sesepi ini sebelumnya.

Perlahan, Jong Woon membuka matanya dan menatap kosong langit-langit ruangan. Dua bulan. Setidaknya sudah dua bulan sejak terakhir kali ia melihat Myun Hee. Sehari setelah kencan pertama mereka, gadis itu menghilang.

"Ini tentang Hikage? Tentang mereka yang membunuh keluargamu?" tanya Jong Woon waktu itu, saat Myun Hee mengatakan mereka akan berpisah untuk beberapa saat.

Gadis itu tidak mengatakan apapun. Tetapi Jong Woon sudah bisa menebak jawabannya.

"Kenapa tidak meminta appa saja? Aku rasa dia tidak akan keberatan mengutus Taka atau orang kepercayaannya untuk melakukan ini."

Myun Hee meraih kedua tangan Jong Woon dan mengecupnya lembut. "Ini tentang keluargaku. Sesuatu yang harus aku selesaikan sendiri."

Keputusan gadis itu sudah bulat tentu saja. Tidak ada argument apapun dari Jong Woon yang bisa mengubahnya.

Pada hari Senin, hal pertama yang harus dihadapi Jong Woon adalah kemarahan Sung Joon. Pria itu masuk ke ruangannya dengan surat pengunduran diri dari Myun Hee dan berita bahwa gadis itu baru saja mengajukan cuti pada universitasnya.

"Apa ini ulah keluargamu karena mereka tidak bisa menerima Myun Hee?" tuduh Sung Joon tanpa basa-basi.

Jong Woon hanya mengangkat kedua alisnya. Ia mengambil surat yang ada di tangan Sung Joon dan membaca isinya. Myun Hee tentu saja tidak mengatakan alasan kenapa ia mengundurkan diri. Surat itu hanya formalitas.

"Keputusannya tidak ada hubungannya denganku." Jong Woon menjawab dengan nada datar, seolah pria itu tidak merasakan apapun atas berita yang ia dengar mengenai Myun Hee.

"Dia sudah pernah bertemu dengan seluruh anggota keluargaku dan orang tuaku menerimanya." Pria itu menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi lalu menyilangkan kedua tangannya. "Meskipun aku tidak tahu kenapa aku harus melaporkan padamu tentang restu kedua orang tuaku dan hubungan kami."

"Kau tahu tentang pengunduran dirinya dari perusahaan dan cuti kuliahnya?" Sung Joon sedikit melunak.

Jong Woon mengangguk. "Dia perlu menyelesaikan sesuatu yang berhubungan dengan keluarganya."

"Tapi bukankah keluarganya satu-satunya sudah meninggal? Myun Hee bilang neneknya meninggal karena kanker beberapa tahun yang lalu."

"Neneknya memang satu-satunya keluarganya yang masih hidup... Tapi sebelumnya dia pernah punya orang tua, Sung Joon-ssi. Bukan begitu?" Kali ini Jong Woon menunjukkan dengan jelas perasaan tidak senangnya.

"Dia baik-baik saja. Kau hanya perlu tahu tentang itu." Tatapan mata Jong Woon terlihat dingin dan penuh aura mengintimidasi.

"Antara kau dan aku." Jong Woon mengarahkan telunjuknya pada dirinya dan Sung Joon bergantian. "Bukankah memang sudah sewajarnya aku yang berhak mengetahui latar belakang Myun Hee dan cerita masa lalunya? Juga masalah yang ia hadapi saat ini. Bukan kau. Karena seingatku, kau tidak lebih dari temannya. Dan aku kekasihnya."

"Aku...." Sung Joon sepertinya mulai menyadari perbedaan statusnya dan Jong Woon. Dia adalah karyawan dan Jong Woon adalah atasannya. Dia adalah teman Myun Hee dan Jong Woon adalah kekasih Myun Hee.

Not A CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang