Sunbaenim!

97 5 7
                                    

Warning: I know nothing about engineering or companies stuff. It's all pure fictional with little research here and there. Feel free to correct me, though.

---

Sebuah mobil sedan berwarna hitam berhenti di depan lahan luas yang dikelilingi pagar seng setinggi 2 meter. Seorang pria dengan setelan hitam dan kemeja biru langit bergaris keluar dari mobil tersebut. Kacamata hitam terpasang di wajahnya, menghalau sinar matahari Seoul sore ini. Pria itu mengancingkan jasnya seraya berjalan masuk ke arah pintu masuk yang hanya sedikit terbuka. Beberapa pekerja yang berpapasan dengan pria itu sontak membungkukkan badan hormat yang hanya dibalasnya dengan anggukan singkat.

Pria itu adalah Kim Jong Woon, Presiden Aka Industries, satu dari anak perusahaan Aka Co. Presiden muda itu adalah anak kedua dari tiga bersaudara keluarga Kim. Anak pertamanya adalah Kim Joon Hyuk yang menangani beberapa anak perusahaan sekaligus. Sementara anak ketiga keluarga tersebut adalah Kim Ki Bum. Tidak banyak informasi yang bisa digali tentang keluarga Kim. Mereka begitu tertutup dan berjarak, bahkan pada sesama pengusaha besar di Korea Selatan.

Jong Woon berjalan memasuki sebuah kantor sementara yang berjarak beberapa meter dari pintu masuk. Kantor itu sebenarnya hanya deretan kontainer yang digunakan sebagai tempat istirahat para pekerja dan tempat kerja beberapa karyawan yang harus mengawasi langsung pembangunan di lahan seluas 10 ha tersebut.

Kabarnya proyek pembangunan di lahan ini adalah proyek yang diawasi langsung oleh sang Presiden, Kim Jong Woon. Presiden muda itu berambisi membangun sebuah kawasan perumahan pertama yang menggunakan sistem informasi dan kemanan yang terintegrasi dengan teknologi Artificial Intelligent (AI). Ambisius adalah nama tengah pria itu. Jadi bukan hal yang aneh jika perusahaannya cukup dikenal sebagai developer yang membawa unsur baru dalam setiap proyek yang mereka tangani.

"Sung Joon-ssi," sapa pria itu pada pimpinan proyeknya kali ini. Choi Sung Joon, lulusan MIT yang sudah dua tahun terakhir bekerja dengannya dan sudah beberapa kali menangani proyek besar. Ia adalah salah satu orang kepercayaan Jong Woon di perusahaan.

"Oiy... Kenapa mendadak kemari?" Pria yang dua tahun lebih tua dari Jong Woon segera berdiri.

"Karyawan lain sudah pulang?" tanya Jong Woon saat melihat kantor yang sepi. Memang tidak banyak karyawan yang bekerja di lapangan. Mereka yang biasanya turun langsung di daerah proyek adalah teknisi atau bagian promosi. Tetapi kantor teknisi dan promosi berada di kontainer yang berbeda.

"Eoh.. Hanya aku dan dia yang tersisa. Ada beberapa hal yang harus aku selesaikan." Sung Joon menunjuk seorang karyawan yang duduk di sudut ruangan sambil menatap layar komputer. Jarinya bekerja dengan cepat di atas keyboard. Rambut panjangnya nampak diikat asal, beberapa bahkan terurai menutupi pipinya.

"Karyawan baru?" tanya Jong Woon yang sepertinya baru kali ini melihat gadis tersebut. Dua bulan terakhir ia memang tidak berada di Seoul. Ia menghabiskan hampir enam minggu di Berlin untuk menjajaki proyek pembangunan terbaru dengan salah satu perusahaan di sana. Segera setelah menjejakkan kaki di Seoul, ibunya langsung memanggilnya untuk menangani urusan di anak perusahaan yang lain.

Sung Joon mengangguk. "New recruit. Talented... Berpotensi untuk dipekerjakan sebagai karyawan penuh nanti."

Jong Woon mengerutkan dahinya. Proyek mereka memang terkadang memerlukan karyawan lepas yang hanya dikontrak selama kurun waktu tertentu. Keputusan merekrut karyawan biasanya harus dengan persetujuan Jong Woon. Tetapi karena ia cukup mempercayai Sung Joon, Presiden itu melepaskan urusan perekrutan karyawan kontrak sepenuhnya padanya.

"Oiy... Myun Hee!" Sung Joon memanggil gadis itu.

Dahi Jong Woon refleks berkerut saat mendengar nama tersebut. Nama yang sudah lama tidak ia dengar tetapi rupanya tidak ia lupakan. Yang dipanggil akhirnya mengalihkan perhatiannya dari layar computer. Kedua mata gadis itu menyipit sejenak sebelum akhirnya melebar.

Not A CinderellaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang