Chapter 8

207 17 3
                                    

Tersadar dari lamunannya, dan ia beranjak dari posisinya. Ia langsung menyalakan dan menjalankan mobil untuk pulang ke rumah, suasana di mobil sangat tegang.

Jungkook membawa mobil sangat cepat, membuat Eunha bergetar ketakutan lalu ia menyandarkan tubuhnya di kursi mobil dan memejamkan paksa matanya.

'yatuhan, aku belum mau mati." Teriak Eunha dalam hati disaat Jungkook melewati mobil lain.

Ia seperti merasa di arena balapan, karena Jungkook seperti pembalap yang sangat handal. Eunha mengamati wajah Jungkook yang sepertinya memang sedang ada masalah, sangat rumit dan cemas.

'Kook, bisakah bercerita padaku apa yang terjadi tadi ?' tanya Eunha di dalam hati sambil mengamati wajah Jungkook dengan cemas.

'mingyu sialan.' kata Jungkook dalam hati.

Eunha kembali menghadap depan, lalu seketika ia berteriak dan kepalanya terpentok laci mobil kencang disaat Jungkook rem paksa mobilnya karena menabrak seorang penyebrang jalan.

"Arghh sialan, apalagi yg terjadi ini?!" Bentak Jungkook meremas rambutnya, lalu memukul stir mobilnya dan ia keluar dari mobil.

Disaat Jungkook keluar dari mobilnya, seorang penyebrang jalan tadi tidak ada. Dan ia tersadar bahwa hanya ia yang ada di jalan itu, ia merasa bulu halusnya merinding dan segera masuk ke dalam mobilnya lagi.

"Hiks.. sakit sekali." Isak Eunha sambil memegangi kepalanya yang sangat sakit dan pusing.

Jungkook mengalihkan perhatiannya ke Eunha, lalu mendekati nya dan bertanya sesuatu.

"Ada yang sakit lagi ?" Tanya Jungkook sambil mengelus kepala Eunha.

Eunha terdiam saat kepalanya dielus oleh Jungkook, saat Jungkook bertanya kepadanya. Ia menggeleng dan menatap pria dihadapannya ini, hatinya berdesir ketika Jungkook menghapus air mata yang ada di pipinya.

"Sudah tidak apa-apa, saya antarkan pulang." Kata Jungkook lalu segera menyalakan mobil nya dan mengendarainya.

"Tadi penyebrang yang kau tabrak bagaimana keadaannya ?" Tanya Eunha pelan sambil menatap Jungkook.

"Hm." Jawab Jungkook.

Deheman Jungkook membuat Eunha emosi, Eunha pun mulai mencari tempat nyamannya dan mulai tertidur. Jungkook menatap Eunha yang tertidur, hatinya menghangat.

'Saya tidak memberitahu kepadamu apa yang terjadi, agar kau tidak takut.' kata Jungkook dalam hati.

Sesampainya dirumah Eunha, Jungkook memakirkan mobilnya di depan pagar rumah Eunha. Memberitahu satpam untuk membuka pintu secara perlahan karena Eunha sedang tertidur, setelah pintu dibuka ia pun segera masuk sambil menggendong Eunha.

"Tuan, mari saya antarkan anda ke Kamar Nyonya Eunha." Ucap pelayan dan mengantar Jungkook ke ruangan Eunha.

Jungkook melihat interior rumah Eunha, simple namun terkesan mewah. Di ruang tengah terdapat foto keluarga dan foto-foto lainnya, pandangannya terfokus pada foto diatas buffet.

Setelah menaiki tangga, akhirnya Jungkook sampai di kamar Eunha dan segera masuk dibantu oleh pelayan. Ia sempat terkejut saat masuk ke dalam kamar Eunha, lalu ia menaruh Eunha di ranjang dan mengamati sekelilingnya.

Ia melihat sekeliling kamar Eunha yang terkesan soft, cat berwarna ungu muda dan putih, boneka dan buku-buku yang tersusun rapih di dalam lemari kaca, sprei dan bantal yang sewarna dengan cat kamarnya, ia berhenti ketika pelayan bertanya kepadanya.

"Sebentar Tuan, saya akan ambilkan makanan dan minuman di bawah." Ucap pelayan dan ia segera turun dari kamar anak majikannya, lalu ke dapur.

Karena ia lelah, Jungkook duduk di pinggiran kasur Eunha yang lembut. Tanpa sadar tangan Eunha memeluk perutnya dan mengelusnya pelan, membuat Jungkook tersenyum satu sudut.

Ia mengelus tangan Eunha pelan, lalu menaruhnya di guling kesayangannya. Jungkook membetulkan poni Eunha dan menatapi wajah Eunha yang sangat cantik saat tidur, tanpa sadar ia mencium keningnya sambil mengucapkan sesuatu dan ia segera keluar dari kamar ketika ponselnya berdering.

"Bibi, saya pulang duluan. Tolong jaga Eunha, saya ada keperluan mendadak." Ucap Jungkook sambil membuka ponselnya.

"Iya Tuan, saya akan jaga Nona Eunha." Jawab pelayan sambil tunduk saat Jungkook melewatinya dengan cepat.

Jungkook kesal saat Mingyu menelfonnya kembali dan mengatakan hal yang sama, ia sangat ingin menonjok wajah Mingyu saat itu juga.

"Bagaimana dengan rencanaku, Kook. Persiapkanlah dirimu, untuk permainan ini." Ucap Mingyu disertai kekehan tengil nya.

"Sialan kau, Hitam. Berani kau menyentuhnya, kupastikan nyawa mu habis di tanganku!" Ancam Jungkook sambil mengepalkan kuat tangannya.

"Tunggu saja permainan dimulai, kau atau aku yang mati."  Telfon langsung ditutup setelah mengatakan seperti itu.

'beraninya kau bermain denganku, Mingyu sialan." Gertak Jungkook dalam hati dengan emosi yang terpancar di wajahnya, dan ia segera pulang ke apartemennya.

***

Thankyouu
Jangan lupa vote & komen di ceritaku yaa
Horror gk sih ? Ga terlalu kan ya ?
Sorry bru up lagi^^

ARRANGED MARRIEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang