0.1

684 39 2
                                    

Jangan di baca anjoyyy.... Jangan di bacaaaaa

Ngeyel, yaudah lah selamat membaca cerita amburadul






" Lo betah banget pacaran sama si itik buruk rupa sampe mau sampe dua bulan, selera Lo jadi turun ya ke dasar jurang" ledek seorang laki-laki berpenampilan urakan dan satu kaki di naikan ke atas meja

" Jelas betah lah, tiap hari di bawain makan gratis boyy.... Muka ga penting yang penting perut kenyang" timpal yang satunya

" Padahal mah taruhan nya cuman pacar in dua Minggu, eh bablas sampe dua bulan "

"Terserah Lo pada deh, nanti juga gua putusin tu cewe. Selera gue itu masih cewek bening Spek bidadari ya kaya Astrid anak kelas X"

Mentari gadis yang menjadi perbincangan antara kaki laki di dalam mematung, tubuhnya menegang. Pandangan nya kosong melihat ke depan,rasa sakit menjalar di dadanya seakan tertampar oleh kenyataan yang menjadikannya pacar hanya untuk sebatas tantangan konyol yang melibatkan perasaan.

Setetes air mata keluar dari matanya tak tahan dengan rasa sakit yang tertanam di dada dan otaknya seakan sulit mencerna kata kata hatinya mencoba berbohong dengan mengatakan itu tidak mungkin.

melangkah mundur, berjalan lesu menuju halte tempat biasa iya menunggu bus untuk pulang ke rumah. Pikirannya sekarang kosong hanya ingin cepat cepat pulang dan mengistirahatkan diri.

Niat awal mentari hanya ingin pulang bersama Rigel pacarnya, tapi dirinya malah menemukan fakta yang tidak pernah terlintas di otaknya

Hampir dua bulan hubungan nya dengan Rigel berjalan, usia yang cukup muda bagi orang orang yang menjalin hubungan. 

Sudah menjadi rahasia umum bahwa Mentari sangat mencintai seorang Rigel putra. Lelaki tampan yang memikat banyak hati seorang pangeran sekolah dengan segudang prestasi.

Banyak orang yang selalu menatap mentari dengan tatapan meremehkan. Bagaimana mungkin seekor itik buruk rupa ingin berdampingan dengan pangeran dari kerajaan.

Banyak rumor mengatakan kalau Rigel hanya ingin main main saja dengan mentari, dan ya rumor nya memang benar.

Ya seharusnya mentari tidak usaha sesedih itu menghadapi kenyataan, dirinya yang jelek ini tidak mungkin bisa menaklukkan sang pangeran

" Haha, jangan nangis sialan. Lo emang ga pantes di cintai Lo itu jelek Mentari... Lo ga berhak dapat cinta.. Lo cuman sampah di antara sampah yang lain.. " seulas senyuman terbit di bibirnya, senyuman getir yang terlihat menyediakan

" Kenapa Lo harus suka sama dia brengsek!! Lo ga punya hak buat suka sama dia mentari.."

"Orang jelek kaya Lo ga akan pernah dapat hak di cintai dan mencintai, Lo selalu ngejar dia tanpa rasa malu. Bodohnya Lo malah pacaran sama dia.."

"Iya..gua emang bodoh menjerumus ke tolol..tapi gua suka sama dia!!"

Mentari menangis di depan cermin di kamarnya.

🌺🌺🌺

"Rigel!!"

Panggil mentari riang dengan senyuman terbaik miliknya,mendekat ke arah sang kekasih yang tampaknya terlihat tidak perduli padanya

Mentari duduk di kursi depan meja Rigel, menopang dagu dengan tangan dan menatap kekasihnya yang tengah bermain ponsel. Terlihat menawan seakan alam pun setuju dan mengirimkan semilir angin yang menggoyangkan helaian rambutnya dan sinar matahari tak ingin kalah menerpa wajah rupawan seorang Rigel.

"Apaan sih Lo, ganggu tau ga!"

"Loh.. aku kan cuman liatin pacarku memang salah?" Seakan lupa dengan apa yang didengarnya kemarin, mentari membohongi dirinya sendiri.

" Rigel sudah sarapan?" Tanya mentari dengan senyuman yang seakan tidak pernah turun.

Tak ada jawaban, hanya hening yang menjawab

"Kak Rigel!" Teriak seorang dari arah pintu kelas, perempuan cantik dengan rambut tergerai bak seorang putri

Semua mata tertuju padanya wajah cantik memang selalu menjadi pusat perhatian kan?

"Astrid" ya dia Astrid adik kelas yang selalu di bicarakan

"Kak Rigel sudah sarapan?? Sarapan bareng aku mau? Di kantin" tawarnya sembari tersenyum manis

"Belum" Timpal Rigel

Seakan melupakan pertanyaan serupa dari sang kekasih, sekali lagi di tegaskan. Wajah cantik akan selalu menang!! Memangnya siapa yang mau perduli dengan si itik buruk rupa?

Mentari menghela nafas, memang selalu seperti ini keadaannya. Seperti dirinya yang seakan-akan ingin merebut sang pangeran dari tuan Puteri nya.

"Ehh ada kak mentari juga ternyata,hai kak!"

Heyy dia baru menyadari kehadiran mentari di situ padahal sudah ada sebelum dia ada kemana saja dia ini, apakah mentari itu tidak terlihat begitu!!!

"Hai juga Astrid " timpal mentari masih dengan senyuman. Tegar sekali mentari ini

"Kakak mau ikut kita sarapan bareng juga ?"

"Ahh tidak perlu,aku sudah sarapan di rumah.  kalu begitu Rigel ini bekalnya untuk makan siang saja. Aku ke kelas kalau begitu permisi"

Seisi kelas menyaksikan drama yang tersaji di depan mata.

Setelah mentari keluar dari kelasnya, Rigel mengambil kotak makan pemberian mentari dan membuka isinya. Nasi goreng dengan telur dadar di atasnya lalu membuang isinya ke tempat sampah di luar kelas dengan pandangan datar.

"Ayo kak, kita makan nasi goreng di kantin!!" Seru Astrid antusias

Kejadian seperti itu setiap hari terjadi di kelas Rigel, bekal pemberian mentari yang selalu berakhir di tempat sampah. Kadang anak kelas yang lain merasa sayang mentari membuang buang beras dengan membuat bekal yang tidak pernah samasekali di makan si penerima.

————————————————————

Hai...
Aku bawa cerita nih judulnya 'Rigel' semoga suka ya

Mulai: Senin, 10 Agustus 2020

RemorseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang