Target ya, pengalaman di cerita lain kalau gak ditargetin bakalan stuck di ratusan aja bintangnya padahal yang baca udah 7-10k
-____-a yes, I'm demanding.Aku bakalan apdet sampai chapter sampuluh setelah itu kalau mau apdet harus bintang 1K dan komen 200 di masing2 chapter sada s/d sampuluh.
Kurang dari itu jangan tagih sampai 25/9/20
Yes, ini ada rencana terbit (selfpub) juga tahun depan. Tamat atau gak di WP tergantung kalian ya ♥️
Herlina, wanita dengan paras oriental yang duduk di sebalahnya, terlihat menahan tawa setelah mendengar teriakan dari bos dengan tampang garang yang kini sedang menunjuknya.
"I-iya, Pak. Ini dokumennya saya bawakan!"
Tatiana mengambil semua dokumen yang diperlukan bosnya, ketika pria tua itu sudah berbalik dan memasuki ruangan, ia mengambil satu panganan kesukaannya itu dan memasukkannya ke dalam mulut dengan cepat.
Dengan langkah perlahan, yang sengaja agar dapat menelan makanannya terlebih dahulu sebelum memasuki kandang si---eh, ruangan bosnya.
Tatiana menoleh pada Herlina yang kini sudah memberikan kepalan tangan ke arahnya untuk memberikan semangat. Ia menghela napas panjang.
Heran deh, bos gue kenapa gak ada yang kayak di novel-novel di Wattpad sih? Yang kaya, tampan, single atau duda gitu. Eh, gue dapetnya bos yang galak bin judes bin gembul. Gue harus menghapus aplikasi itu sebelum jiwa halu gue makin menggila.
Tatiana sudah lama di perusahaan ini, hampir sepuluh tahun. Tempat pertamanya bekerja dan dia terlalu takut untuk pindah lantaran sudah nyaman di sini.
Nyaman memang kata yang berbahaya. Kamu mencari kata itu ke mana-mana tetapi terkadang saat kamu menemukannya, kamu terjebak dalam situasi yang tidak memungkinkan untuk memiliki. Eh, kok jadi ke sana ya?
Tatiana memasuki ruangan bos dan bersiap kupingnya pengang dengan ceramah bagaimana dia harus menghargai waktu bosnya yang amat mahal dan bagaimana dia harus profesional dalam bekerja.
Setelah 30 menit, lagi, Tatiana keluar dengan mengusap kedua kupingnya.
"HP lo bunyi dari tadi, tuh. Kayaknya laki lo deh kalau dari nada deringnya." Herlina menujuk ponsel di mejanya dengan dagu lalu kembali fokus pada layar komputernya.
Tatiana memang memberikan nada dering berbeda untuk telepon masuk dari Yosi, pacarnya. Ia mengumamkan terima kasih pada Herlina lalu mengecek ponsel. Pesan masuk dari Yosi berbaris di sana, ia lupa mengabari pria itu pagi ini setelah VCS (Video Call Sex) mereka semalam yang cukup panas karena melibatkan sahabat akarabnya, vibrator.
Ya, ya, ya. Terdengar buruk tapi mau bagaimana lagi, pacarnya sedang bekerja di luar kota untuk waktu yang tidak dapat ditentukan dan hanya kembali 6 minggu sekali.
Baby
Babe, sudah sampai kantor?Hei, kok gak berkabar?
Kamu gak apa-apa kan?
Dan beberapa pesan lainnya. Tatiana tersenyum senang lalu membalas pesan itu.
Me
Sorry, baru bisa pegang HP.
Tadi pagi bangun telat
dan dimarain Nyonya.
Sampai kantor kena marah bos 😭Baby
😂
Nanti kita tidurnya
jangan kemalaman deh.
Sana kerja.
Love you.Me
Okay!
Love you too!Yosi adalah pria yang dia pacari satu tahun terakhir dan sampai sekarang belum dia perkenalkan pada orang tuanya. Tatiana belum memiliki nyali yang cukup lantaran Yosi bukan tipe menantu ideal yang mereka mau.
Kalau mengingatnya hanya bisa membuat Tatiana menghela napas panjang. Gimana mau kawin kalau jodohnya dibatasin kayak gitu coba?
Tatiana menepuk pipinya pelan dengan kedua tangan. Kerja, kerja, kerja nanti kena omel bos.
12/8/20
KAMU SEDANG MEMBACA
Abrac Ada Bra! [FIN]
De TodoResep: Romcom dewasa. Anjuran baca: Saat sendiri, sekali sehari dan kocok sebelum baca. Peringatan: Tidak dianjurkan untuk anak-anak di bawah 18 tahun. Tatiana bertemu dengan si Seksi ketika iseng berselancar di aplikasi kencan setelah putus dari h...