8

12 2 0
                                    


"Sedang ingin mencoba membuka hati kembali, tapi ragu karena takut mendapatkan ending yang menyakitkan lagi."

Seminggu berlalu setelah pertemuan perwakilan dari masing-masing organisasi yang akan mengikuti perkemahan itu.

Dari tiga hari yang lalu aku sudah mempersiapkan perlengkapan yang akan di bawa ke bumi perkemahan. Ini bukan kali pertama aku mengikuti kegiatan seperti ini, tapi tetap saja rasanya mendebarkan, apalagi dalam waktu tiga hari dua malam akan dihabiskan bersama sosok Rio yang pernah aku kagumi itu.

Saat ini kami sedang dalam perjalanan. Rio tidak ikut berangkat bersama kami menaiki mobil, katanya dia akan menyusul menggunakan motor karena sedang melengkapi perbekalan bersama temannya. Lagian tempatnya juga tidak begitu jauh dari sekolah.

"Zhey, tempatnya nyaman gak sih?" tanya kak Nita membuka percakapan.

Aku menoleh ke arahnya. "Aah gitu deh kak, tergantung dimana zona perkemahannya. Soalnya banyak juga tempatnya, aku gak tau kita kebagian dimana."

"Semoga nyaman deh ya, gak sabar deh kira-kira bakalan seseru apa nanti kegiatannya." balasnya sambil tersenyum-senyum sendiri yang kemudian di tertawakan teman-teman yang lain.

Aku juga tidak sabar. Jujur saja dari minggu lalu aku sangat menantikan hari ini tiba. Dalam bayanganku kegiatan-nya akan sangat seru. Apalagi aku sangat mengenali tempatnya, yaa lagian hampir tiap minggu aku main kesana.

Setelah sampai lokasi, kami segera menurunkan barang-barang kami. Ternyata belum banyak orang disini, masih sedikit peserta dan beberapa orang panitia.

Lalu Rio datang membawa satu kantong plastik penuh makanan. Aah rupanya tadi dia belanja makanan ya haha. "Zhey, ini tolong ya simpen aja nanti di tenda cewek, soalnya gak bakalan aman kalau di simpen nya di tenda cowok," ucapnya sambil menyodorkan makanannya itu.

"Ooh oke yoo siap," balasku membawanya lalu menyimpannya di dekat tas-ku.

Setelah itu kami mulai mendirikan tenda. Aku yang tidak tau apa-apa hanya mengikuti arahan dari anak-anak pramuka yang sudah sangat paham soal tenda ini. Lagian aku taunya hanya baris-berbaris, di paskibra sekolahku mana ada perkemahan seperti ini hehe.

Setelah tenda untuk perempuan selesai didirikan, kami berlanjut mendirikan tenda untuk laki-laki. Tempatnya tidak begitu jauh, hanya terhalang oleh lapangan yang tak begitu luas. Baru awal, tapi rasanya menyenangkan. Seru juga ya ternyata.. Banyak pengalaman baru yang di dapat, salah satunya ya ini, memasang tenda haha.

Tiba-tiba terdengar suara dari microphone panitia. "Check, 1 2 3.. Oke, diberitahukan kepada peserta kemah yang belum check in ditunggu di tenda panitia untuk melakukan kegiatan administrasi, terimakasih."

Kami memandang satu sama lain. "Nit, lo udah kumpulin berkasnya ke panitia?" tanya kak Rizal.

Kak Nita yang ditanya pun memandang kak Rizal heran. "Loh bukannya sama kamu ya Zal?"

"Ngga, Nit. Gue gak ada megang berkas data dari tadi juga."

Kila menyela omongan mereka, "Eh, kak ini berkasnya ada di aku hehe tadi di kasih Pak Deni."

Kami yang mendengar perkataan Kila langsung menghela nafas lega. "Yeuuu Kila, bilang dari tadi atuh, udah kaget nih takut ketinggalan di sekolah." ucap Rian.

"Yaudah, Zheya kasihin ini ya ke panitia. Sama Rio." perintah kak Rizal.

"Siap kak," jawab kami berdua sambil melangkah pergi menuju tenda panitia.

Setelah sampai di tenda panitia kami mengumpulkan berkas-berkas yang telah dipersiapkan dari jauh-jauh hari. Kami pun diberi pin peserta dan baju seragam. Aku bersorak senang dalam hati, dapat baju baru yeeeee haha, maaf lebay.

Kita berdua pun kembali ke tenda. Aku berjalan di belakang Rio, sambil memperhatikannya saat berjalan aku membatin heran. Kenapa seakan-akan semesta sedang mencoba mendekatkan aku dengan Rio ya. Mungkin ini perasaanku saja, tapi setiap aku merasa hilang harapan tentang Faiz, semesta selalu melakukan banyak cara untuk menjadikan Rio penggantinya. Tapi ya akhirnya tidak berhasil, karena aku belum mau membuka hati untuk orang baru. Lagian bagaimana kalau kak Faiz memang hanya pergi sebentar? Bagaimana kalau nanti kak Faiz kembali lagi dan aku sudah bersama orang baru? Nggak.Gak akan seperti itu, aku harus bisa lebih sabar menunggu kak Faiz.

Karena terlalu fokus membatin dalam hati aku tak sengaja menabrak punggung Rio. "Eh.. eh..maaf maaf."

"Makanya jangan ngelamun mulu, mikirin apa sih? sampe gak sadar aku berhenti jalan, terus kamu tabrak."

"Ehm, gak kok hehe barusan lagi gak fokus aja," ucapku mengelak. Padahal sudah jelas aku sedang memikirkan dirinya. Huh namanya juga cewek, mana mungkin ngaku, gengsi dong.

"Eh, Zhey, menurut kamu nanti pensi kita ngapain ya?" tanya-nya sambil memelankan langkah agar bisa berjalan bersebelahan.

"Loh ada pensi ya.. itu biasanya di pramuka ngapain emang?" balasku balik bertanya. Lagian aku tak tahu menahu acara-acara di pramuka begini, terus kalau pensi memangnya ngapain? Nyanyi-nyanyi gitu bukan? haha duh maaf nebak aja ini.

Rio mentertawakanku pelan. "Haha oh iya baru ingat kamu dari paskibra ya. Kalau pensi gitu sih biasanya macam-macam, Zhey, ada yang nyanyi, nari, silat, dance semaphore, puisi, ya gitu deh yang penting berkaitan dengan seni."

"Oh gitu ya. Kita harus nampilin apa dong ya? Eh kamu tuh kan bisa gitar, nyanyi aja sambil gitaran hehe."

"Ah aku gak jago, Zheya. Lagian gitarnya juga gak ada."

Aku membenarkan perkataannya. "Yaudah nanti kita rundingin sama yang lain aja, siapa tau ada yang punya masukan."

Saat sudah sampai di tenda kami tak melihat anak-anak yang lain. Dan ternyata mereka sedang berkumpul di dalam tenda, sedang membahas perwakilan pensi nanti malam setelah api unggun.

Kata kak Nita rencananya kami akan bernyanyi diiringi musik dari pemutar suara. Tapi banyak yang kurang setuju karena itu bukan sesuatu hal yang keren. Tapi benar juga sih, sudah gak asing lagi rasanya kalau menyanyi begitu.

"Ada yang punya bakat aneh gitu gak sih?" Tanya kak Rizal kepada kami semua.

Kami sedikit tertawa mendengar pertanyaan kak Rizal, lagian kenapa harus bakat yang aneh sih haha. "Gak ada yang aneh-aneh gitu, Zal." Jawab Rian.

"Lupa ya padahal bawa gitar aja tadi," ucap Rio sedikit menyesal.

"Iya ah kamu mah," balasku sedikit berbisik.

Kak Rizal tiba-tiba menatapku berbinar. "ZHEYA! SUKA BACA PUISI KAN?"

Heh sekarang aku jadi pusat perhatian disini. Kenapa namaku disebut-sebut sih. Baca puisi?hey mungkin karena aku pernah upload podcast puisi gitu jadi disebut suka baca puisi, padahal kan itu cuman iseng.

"Nggak suka kak Rizal."

"Iya tapi bisa kan ya?! kamu aja deh ya baca puisi, puisi tentang kepramukaan gitu. Dicariin deh sama kakak puisinya."

Ini terlalu mendadak. Baca puisi di depan banyak orang untuk pertama kalinya. Ini gila. "Kak malu ah, gak mau kalau harus sendirian."

Kak Rizal diam sebentar, wajahnya menampilkan ekspresi sedang berpikir keras. "Sama Rio! Iya sama Rio di temenin, gimana?mau kan?harus mau dong Zhey!"

"Rio nya mau?" Aku melihat ke arah Rio.

Rio balas melihatku. "Boleh-boleh aja. Kalau kamu malu, nanti Rio suruh penontonnya buat merem biar gak lihat Zheya lagi bacain puisi. Gimana?"

Aku terpukau mendengar penuturannya. Itu ide bagus.

Dan akhirnya saran Rio disetujui semua anggota. Aku harus siap-siap untuk nanti malam. Aku berpikir apa aku bisa bersikap biasa saja saat nanti akan bersebelahan dengan Rio. Mana bisa aku kalem. Gimana kalau nanti di depan aku malu-maluin. Terus gimana kalau nanti aku jadi nervous terus lupa teks puisinya. Ah sudahlah, kita lihat saja nanti.






11-Agustus-2020

Hi^^ i'm back. kalian apa kabar? aku sedang tidak baik-baik aja nih hehe, tapi it's okay, semuanya pasti akan kembali baik-baik aja bukan?
Jangan lupa vote & komen ya❤

CENTER OF MY UNIVERSE [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang