"Apa Jeno udah berangkat??" Aku bertanya pada Ibu dari Lee Jeno, biasanya saat berangkat sekolah Jeno lah yang menjemput ku, tapi hari ini dia tak datang sampai aku yang menjemputnya.
"Lho, bukannya biasanya Jeno yang jemput kamu ya?" Bukannya menjawab pertanyaan ku, Ibu Jeno justru bertanya balik. "Biasanya sih gitu, tapi sekarang udah lewat Jeno juga belum dateng. Yaudah aku aja yang kesini, aku kira dia enggak masuk sekolah." terang ku pada Ibunya Jeno.
Nampak sang wanita paruh baya itu membelalakkan matanya sempurna dengan tangan yang menutupi sebagian mulutnya. "T-tapi, Jeno udah berangkat tadi." ujarnya.
Aku sedikit berpikir-pikir, mulai dari keberadaan Jeno dan kenapa dia pergi duluan. Akhirnya aku memutuskan untuk tidak berangkat bersamanya. "Yaudah deh, aku berangkat aja. Palingan dia udah berangkat duluan." Kata ku sedikit murung.
"Apa kalian marahan?" Ibu Jeno bertanya padaku sebelum aku ingin pamit pergi padanya. "Serius??" Dia sedikit menatapku dengan tatapan yang di penuhi tanda tanya.
"Heh?" Alih-alih menjawab, aku masih tidak mencerna ucapannya itu. "A-aa... Entahlah, kemarin kami biasa-biasa aja kok." jawabku seadanya ketika sudah mencerna pertanyaannya.
Ibu Jeno tersenyum dan mengangguk kemudian menggemgam tangan kanan ku. "Kamu sahabat Lee Jeno, jaga dia baik-baik. Kamu sudah tau semua tentangnya, jaga rahasia itu. Mengerti?" Tatapannya sendu, bahkan sepertinya Ibu Jeno ingin menangis.
Aku tau, aku mungkin terlalu di percayai oleh keluarga Jeno. Hanya saja, aku takut tidak bisa melakukannya. "Ibu tenang aja." Aku tersenyum hangat dan mengusap bahu Ibu Jeno. "Kalau gitu, aku berangkat dulu ya. Nanti bus nya ketinggalan lagi." Kata ku sebelum berjalan pergi.
Kali ini aku berangkat ke sekolah sendirian, lagi. Sebenarnya sudah beberapa kali Jeno meninggalkan ku, tapi dia memberikan alasan. Tetapi untuk saat ini, dia sama sekali tidak memberitahu ku apapun.
"Ck. Kemana dia?" Aku mencoba berpikir bahwa Jeno mungkin ada kegiatan di sekolah, mengingat bahwa Jeno adalah siswa rajin dan pandai tentunya. "Yah, mungkin semalam dia sibuk." Mencoba menenangkan diri sendiri, aku tersenyum dan terus berjalan menuju ke halte bus.
***🍀***
"Clover Lee, kenapa Jeno tidak masuk kelas? Dia juga tak memberikan surat izin tidak masuk hari ini." Oh ayolah, guru itu bertanya padaku yang jelas-jelas juga bingung kemana Jeno pergi. Ini sudah masuk kelas dan bahkan ini jam ke-3, tapi sejak tadi aku tidak melihat Jeno.
Aku menggeleng samar ke arah guru pria yang sekiranya berumur 40an itu, tangan kanan ku menggemgam erat pena yang ku pegang karena takut pada sang guru. "Hari ini saya enggak ketemu Jeno, Pak." jawabku seadanya. Memang benar kan?
Guru lelaki itu memanggutkan kepalanya sembari memajukan sedikit bibir pucatnya. "Baik, berarti hari ini Lee Jeno absen." ujarnya dengan santai.
Pandangan mata murid-murid kelas ku langsung menatap kearah ku. Jelas aku langsung balik menatap satu persatu dari mereka dengan tatapan seolah-olah berkata 'apa?apa yang salah?'.
KAMU SEDANG MEMBACA
❲✓❳Clover Heart
FanfictionMALES REVISI KAK! [COMPLETED] ❲𝐿𝑒𝑒 𝐽𝑒𝑛𝑜 𝑓𝑡. 𝑁𝑎 𝐽𝑎𝑒𝑚𝑖𝑛❳ 『bahasa semi formal!friendship;au』 Percayakah kamu daun Semanggi yang berjumlah empat bisa membawa keberuntungan dan mengabulkan permohonan? Tak terkecuali untuk memperpanjang d...