"Coba sini aku dengar detak jantung kamu.." ucapku pada teman didepan ku, Lee Jeno.
Sudah dua hari kami berteman, dan semenjak itupun kami sudah sangat dekat. Aku selalu datang ke ruangan Jeno, dia selalu ada di rumah sakit ini. Setiap kami bertemu, ada hal yang terus ku lakukan--memeriksa detak jantung Jeno. Ya, aku meniru nya, aku meniru Mama ku yang selalu menggunakan alat yang sedang ku pegang ini, Stetoskop namanya.
"Apa kamu mencurinya, lagi?" Jeno mengerutkan alisnya, ia tahu jika Clover mengambil alat itu lagi dari ruangan Mamanya.
"Stttt! Kamu udah tau itu, jangan kasih tau siapapun!" jeritku.
Benar, aku tadi mengambilkan dari ruangan Mama tanpa sepengetahuannya. Tidak ada sesuatu yang bisa di mainkan di rumah sakit ini, jadi hanya ini yang akan kulakukan. Lalu aku mencoba membenarkan posisi diatas ranjang Jeno, jelas kami masih di ruangannya Jeno. Kemudian aku menempatkan ujung Stetoskop nya pada dada Jeno, aku mendengar detakan kencang dari dadanya.
"Kenapa detak jantung kamu kenceng banget??" tanyaku tak sabaran, sungguh ini membingungkan. Bahkan detak jantung ku saja tidak secepat itu.
Jeno tak menjawab, ia mengambil alih alat yang terpasang ditelinga Clover itu dan memasang di telinganya. "Coba mari kita denger..." ujar Jeno sembari mendengarkan detak jantung Clover.
Aku diam, tapi tersenyum senang pada Jeno. "Aku beda kan?" balasku dan sungguh, rasanya seperti penuh kemenangan.
"Aku nggak tau, setiap kamu deket sama aku, dada aku berdetak kenceng banget." Jeno langsung merebahkan tubuhnya di ranjang, seketika ia mulai lesu setelah mengatakannya.
Aku langsung mengambil Stetoskop yang terpasang dileher Jeno. Tanpa sepatah katapun, aku turun dari ranjang untuk pergi mengembalikan alat ini. "Aku mau balikin ini dulu, nanti ketauan." ucapku yang sudah didepan pintu ruangan kamar Jeno.
Tiba di depan ruangan Mama, aku lagi-lagi kembali mendengar ucapan orang tua Jeno saat aku ingin masuk. Ah, aku akan menguping lagi sekarang. Aku sedikit membuka pintunya, agar suara dari dalam terdengar ditelinga ku.
"Hanya obat-obatan yang lagi-lagi harus Jeno makan."
Suara itu, aku mendengar nya dan itu adalah suara Mama ku. "Mama." bisikku.
"Kami sudah men-scan jantungnya untuk kesekian kalinya, tapi semua masih sama tidak ada yang berubah. Transplantasi jantung hanya bisa dilakukan saat dia sudah remaja."
"Dok! Penyakit yang di deritanya itu bukan main-main!! Bahkan penyakit itu bisa membunuh Jeno kapanpun!! Tak bisakah di lakukan secepatnya?! Jika perlu, lakukan saja sekarang!!!"
"Kami tidak akan terima jika anak semata wayang kami meninggal karena terlambat melakukan Transplantasi.!"
Giliran suara perempuan lain yang ku dengar, yang jelas itu adalah suara Ibu Jeno. Aku berdiri kaku di balik pintu sembari mendengarkan amarah Ibu Jeno. Tapi, jika dipikir apakah penyakit yang di derita Jeno Sangat bahaya?
KAMU SEDANG MEMBACA
❲✓❳Clover Heart
FanficMALES REVISI KAK! [COMPLETED] ❲𝐿𝑒𝑒 𝐽𝑒𝑛𝑜 𝑓𝑡. 𝑁𝑎 𝐽𝑎𝑒𝑚𝑖𝑛❳ 『bahasa semi formal!friendship;au』 Percayakah kamu daun Semanggi yang berjumlah empat bisa membawa keberuntungan dan mengabulkan permohonan? Tak terkecuali untuk memperpanjang d...