01

1.7K 166 24
                                    

Bijaklah dalam membaca.



















Bijaklah dalam membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





"Lin, kayaknya kita harus putus." Jaehyun memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana.

"Maksud kamu apa?! Kok tiba-tiba?!" Alin merenggut kesal. Ia baru saja menjalin hubungan dengan Jaehyun selama satu bulan.

"Bosen." Ucap Jaehyun dengan ringan, seolah itu bukan hal besar baginya.

"Kamu kok jahat banget sih, Jae?!" Alin menatap kesal ke arah Jaehyun yang hanya menatap balik Alin dengan malas.

"Emang." Jaehyun langsung pergi begitu saja meninggalkan Alin yang menahan tangisnya.

Setelah memutuskan hubungannya dengan Alin, Jaehyun berjalan menuju kelasnya dengan menyusuri koridor sekolah dengan langkah gontai. Semua mata memandang ke arahnya setelah ia memutuskan salah satu primadona sekolah dengan sadis di kantin tadi.

Aurel yang melihat punggung Jaehyun dari kejauhan pun menghela nafas. Ia tentu saja melihat peristiwa yang baru saja dilakukan Jaehyun terhadap Alin. Sahabat kecilnya itu memang selalu bertingkah semaunya sendiri.

Kini ia sudah tidak memiliki nafsu makan karena keributan yang Jaehyun buat di kantin beberapa menit yang lalu. Aurel pun memutuskan untuk pergi ke perpustakaan. Setidaknya ia dapat merasakan ketenangan sejenak.

Keputusannya tentu benar, perpustakaan selalu sepi dan sejuk membuat tempat tersebut menjadi tempat favorit bagi Aurel. Gadis itu hanya melamun entah memikirkan apa. Memang sudah biasa ia pergi ke perpustakaan untuk menjadikannya tempat melamun dan menghilangkan rasa gerah pada tubuhnya.

"Ngelamun lagi?"

Suara tersebut mampu membuat Aurel terperanjat kaget. Ia mendapati Kun tengah tersenyum ke arahnya. Gadis itu pun langsung membalasnya dengan senyuman.

"Jangan keseringan ngelamun, gak baik." Kun membuka halaman buku yang dibawanya.

"Jangan keseringan baca buku, pusing." Balas Aurel yang membuat Kun tersenyum kecil.

Beberapa menit mereka terdiam dengan posisi Aurel menatap Kun yang masih setia terpaku pada buku yang dibacanya. Lelaki itu tampak terlihat tampan dengan kacamata yang bertengger di hidungnya.

"Kenapa kacamatanya dipake pas baca doang?" Pertanyaan Aurel sukses membuat Kun mengalihkan atensinya.

"Supaya lebih jelas aja." Jawaban tersebut hanya dibalas anggukan oleh Aurel.

"Kalau gitu, gue ke kelas duluan ya." Gadis itu pun langsung bangkit dan hendak pergi.

Baru saja ia melangkahkan kakinya, tanpa sadar punggung tangannya terpentok meja yang membuat dirinya meringis.

Bad Friend(s) | JJHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang