"Sudah aku peringatkan beberapa kali, tetapi masih saja banyak yang penasaran dengan hutan utara" luzes duduk di kursi istana yang meggah.
"Buatkan aku minum" luzes berdiri dan menatap jendela istana yang menampilkan pemandangan indah luar istana, dan pemukiman di bawah istana aprilthal yang meggah.
"Kau masih memiliki hati nurani" tiba-tiba elena datang membawa gelas berisi air dan meyodorkan ke arah luzes.
"Dan itu adalah alasan kau tetap di sampingku?"
"Tidak banyak alasan aku berada disampingmu, kau hanya perlu melakukan yang terbaik"
Luzes hanya menatap elena sebentar lalu menatap kembali ke luar jendela.
"Ingat pesan ayahmu ketika kau ingin menjadi yang terbaik janganlah kau berbuat curang" elena berdiri tepat di depan luzes.
Luzes mengelus lembut rambut elena, dan mencium bibir elena.
"Kau berada disamping ku saja, sudah membuatku merasa lebih baik"
Elena tersenyum.
"Tidak bisa kah kau kembalikan kekuatan para klan-klaan disana?"
Luzes tiba-tiba bersikap datar.
"Tujuan mu disampingku untuk itu?"
"Tidak, tidak, aku hanya...."
"Sudah hentikan, aku ingin sendiri, kau bisa keluar"
Elena pun beranjak pergi.
Luzes berjalan keluar istana ia memutuskan untuk datang ke tempat pembuatan senjata menemui varis, karena sudah beberapa hari ia tidak keluar istana.
Istana aprilthal adalah sebuah istana yang sangat luas, di bagian selatan istana terdapat sebuah lapangan khusus untuk berlatih memanah, atau latihan pedang, di bagian utara terdapat danau yang membentang luas dengan taman yang menghiasinya, dibagian depan istana terdapat pemukiman warga dan pasar yang luas. Istana aprilthal di kelilingi hutan yang indah.
Luzes sudah beberapa tahun ini ia tinggal didunia manusia di istananya, ia tidak kembali didunia dewa karena perintah elena, karena ia sangat mencintainya luzes akhirnya tinggal di istana didunia para manusia.
"Akhirnya bisa bertemu denganmu" luzes menepuk pundak varis yang sedang menghaluskan besi.
Varis tersentak kaget lalu menunduk hormat.
"Tidak usah seperti itu kau sahabatku selama aku di sini jadi bersikap seperti biasanya"
Luzes melihat seisi ruangan yang penuh dengan orang-orang membuat senjata, mereka sibuk sampai mereka tidak sadar dewa luzes datang.
"Kalian tidak melihat ku?" Teriak luzes.
Seketika orang-orang berhenti dengan aktivitasnya dan menunduk hormat seraya meminta maaf.
"Maafkan kami dewa luzes" beberapa orang yang berani berbicara.
Luzes hanya terseyum tipis.
"Ada apa sehingga kau datang kemari?" Varis bertanya seraya menghaluskan besi.
"Aku hanya bosan"
"Elena?"
"Dia tidur" luzes lalu berjalan ke arah jendela.
"Sudah lama aku tidak kemari, apakah ada halangan?"
"Oh iya kemarin para azeroth datang kemari membawa bahan untuk membuat senjata" varis menghentikan aktivitasnya.
"Aku tidak tahu?" Luzes menatap varis yang sedang menghampiri luzes.
"Maaf, mungkin ini kesalahan tapi kau sedang sakit waktu itu"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Alliance of Clans from the Earth
FantasySebuah cerita fantasi, tentang sebuah kehidupan prasejarah yang fana, petualangan yang meneggangkan, kekuasaan yang menggila, tentang sebuah persekutuan klan. Dewa Luzes, seorang dewa yang kejam menguasai dunia, semua klan dari ujung bumi kehilangan...