A story from them

17 2 1
                                    

Hari sudah semakin larut, senja sudah tak terlihat, berlalu begitu saja. Dalgon, tatum, dan polan menghentikan aktivitas perjalanannya, mereka membuat sebuah tenda sederhana dari beberapa helai daun besar dan beberapa kain.

Mereka lalu membuat sebuah api unggun didekat tenda mereka, dan membakar daging rusa hasil buruan dalgon tadi sore.

"Tujuan kita selanjutnya kemana?" Tanya tatum

"Entahlah, yang terpenting kita jauh dari desa itu aku sudah muak dengan semuanya"

Dalgon hanya terdiam dan fokus dengan daging rusanya.

"Aku pernah sekali mendengar percakapan zyni"

"Ada apa denganya?" Dalgon yang dari tadi diam akhirnya angkat suara.

"Aku hanya dengar sedikit, beberapa klan di negeri ini kekuatan mereka sengaja di hilangkan oleh dewe, dulu klan kita klan ammura sudah diberkahi kekuatan kecepatan dan kekuatan pendengaran yang tajam"

"Apa maksutmu? Jadi kita keturunan orang-orang berkekuatan? Wahhh" ucap polan dengan girang.

Tatum mengangguk lalu melanjutkan.

"Klan dinegeri ini memiliki kekuatan masing-masing setiap klan, bahkan entahlah klan mana kekuatanya benar-benar kuat, dan masih banyak klan-klan dengan keturunan nenek moyang, seperti keturunan naga, elang, ular, dan banyak sekali, tetapi sang dewa telah memusnahkan mereka, jadi kita hidup seperti ini, bisa saja kita terlahir dirahim keturunan naga" ucap tatum seraya membersihkan daging rusa.

"Tapi apakah semua klan dinegeri ini dimusnahkan, apakah tidak tersisa satu atau dua?" Tanya dalgon.

"Aku tidak tahu pasti, tapi bisa saja?"

"Aku yakin masih ada beberapa orang yang setara dengan dewa luzes, atau mungkin beberapa orang lebih pintar dari kita yang mengetahuinya, kita hanya penduduk yang tidak tahu apa-apa, kita hanya menurut saja bukan?" Polan menambahi

"Dan aku juga yakin beberapa orang dari klan-klan dibumi ini yang terpilih dan tidak mudah dihapus kekuatanya, bisa saja rekan dewa, orang yang dipercayai dewa, atauu entahlah" Dalgon menambahi seraya mengigit daging rusa yang ia bakar dari tadi.

"Aku masih terlalu dini mengetahui ini, tapi apakah dewa yang bijaksana melakukan semua ini demi dirinya sendiri? Maksudku ia bisa menjadi dewa yang tidak ada tandinganya?" Tanya polan seraya melahap daging rusa dengan mulut yang penuh.

"Hei!! Habiskan dulu dagingmu!!!" Tatum menampar pelan pipi polan.

"Entahlah aku tidak tahu apa yang terjadi, bahkan asalku dari mana saja aku tidak tahu" dalgon menghemuskan nafasnya berat.

"Ada lagi, jadi banyak hewan-hewan yang kuat yang hidup makmur, hidup dengan habitatnya, tadi sudah aku katakan banyak keturunan seperti itu, bahkan hewan buas bisa berteman dengan manusia"

"Kalau itu kita juga tahu kita saja berteman dengan singa dihutan" polan menambahi.

"Yang kita bingungkan ada apa dengan negeri ini"

***

"Dewi Mediv, beberapa azeroth menunggumu di luar istana" pelayan itu berbicara di samping tubuh mediv yang sedang membersihkan tubuhnya di sebuah tempat pemandian di kamar istananya, beberapa pelayan membantu membersihkan tubuhnya yang sempurna.

"Suruh garod kemari" tatapan mediv masih tertuju pada tanganya yang sedari tadi ia oles dengan sabun bunga.

"Baik dewi" lalu pelayan itu berlalu.

"Apakah garod akan bermain denganku malam ini?" Ucap mediv dengan suara yang menggoda.

Beberapa azeroth menunggu dewi mediv di depan istana. Garod adalah mantan kekasih dewi mediv, sangat lama mereka menjalin hubungan hingga hubungan mereka kandas karena garod yang sibuk dengan tugasnya menjadi panglima, hubungan mereka juga tidak disetujui oleh ayah mediv, dewa draka karena garod adalah seorang panglima.

The Alliance of Clans from the EarthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang