Protect you part 2

4K 174 0
                                    

Aku menunduk ketakutan saat berada di ruang makan bersama ayah. Ibu sedang mengunjungi nenek dan baru pulang malam hari. Ayah tidak bicara apapun dan hanya makan membiarkanku ketakutan didepannya. Aku merasa takut untuk bergerak sedikit saja. Aku takut ayah marah lagi padaku. Aku masih diam menatap tanganku yang saling terpaut. Aku mendengar suara sumpit yang diletakkan dengan kasar oleh ayah. Aku tidak bisa lagi menahan isak tangisku. Aku berusaha menahan isak tangisku namun aku tidak bisa. Aku merasa sebuah tangan memelukku. Aku tahu ini ayah. Aku merasa tenang saat ayah memelukku dan mengusap punggungku lembut. Aku mempererat pelukkan kami dan membenamkan wajahku didadanya.

Eiko :"ayaaaahhh huaaaaaa..."

Ayah tidak bicara apapun dan hanya berusaha menenangkanku dengan pelukkannya. Perlahan dia melepas pelukkannya dan menangkup wajahku. Aku cemberut menatapnya yang menghapus air mataku. Dia membersihkan hidungku yang sudah mengeluarkan ingus.

Ayah :"anak nakal."

Eiko :"hiks ayaaaahhh."

Aku kembali menangis dan ayah hanya menggeleng kepala melihat tingkah manjaku. Jangan salahkan aku karna aku tidak biasa diperlakukan seperti tadi oleh ayah. Ayah tidak pernah membuatku tertekan dengan auranya yang seperti tadi siang. Aku menangis berjam - jam karna hal itu. Aku yakin mataku sudah sangat sembab.

Keesokkannya aku berangkat ke sekolah seperti biasa di antar oleh takeshi supir ayah. Aku menatap jalanan yang nampak ramai di luar jendela mobil. Aku hanya tersenyum mengetahui betapa cerah hari ini. Aku jadi teringat tadi pagi aku meminta ayah menggendongku mengelilingi taman sebelum berangkat ke sekolah. Aku mengancam akan bolos sekolah kalau dia tidak mengabulkan keinginanku. Akhirnya dengan terpaksa dia mengikuti mauku. Ya terdengar kekanak - kanakkan namun aku memang senang seperti itu. Aku senang menjadi gadis kecil ayah. Bagiku kedua orang tuaku adalah harta yang paling berharga di dunia ini.

Seperti biasa daiki menungguku di depan kelasku. Dia tersenyum menatapku yang baru saja datang. Senyumnya memudar melihat wajahku. Aku yakin mataku masih sembab. Dia menangkup wajahku dan mengecup kedua mataku.

Daiki:"siapa yang melukaimu sayang?"

Aku memerah diperlakukan seperti itu. Aku tersenyum dan menyentuh tangan hangatnya.

Eiko :"ini karna aku menonton drama yang sangat sedih kemarin."

Daiki tersenyum dan mengacak - ngacak rambutku dengan gemas.

Daiki:"kau membuatku khawatir."

Aku tersenyum manis kepadanya.

Saat aku pulang dari sekolah seperti biasa aku mencari ayah. Namun aku tidak menemukan ayah dimanapun. Aku mencari ibu namun tidak menemukan mereka. Aku mencoba bertanya kepada pelayan rumah kami.

Pelayan :"tuan besar sedang menjemput nyonya besar."

Aku membuang nafas kesal karna ayah pergi dan artinya aku tidak bisa bermanja - manja dengannya. Aku berjalan ke arah taman untuk berjalan - jalan sebentar. Aku malas harus langsung masuk ke kamar. Aku menghampiri kandang anjing ayah yang bernama hitori. Dia jenis anjing alaskan malamute. Dia sangat besar dan patuh kepada ayah dan aku. Aku membuka kandangnya agar dia keluar. Saat dia keluar aku langsung memeluk tubuhnya yang besar dan berbulu tebal. Bulunya berwarna putih seperti salju dan matanya berwarna biru seperti langit. Dia memang nampak gagah. Aku selalu suka memeluknya saat ayah tidak ada. Ibu pasti akan marah kalau dia mengetahui aku memeluk hitori. Dia bilang bulunya tidak baik untuk kesehatanku. Entahlah kenapa seperti itu.

Eiko :"hito aku bosan, ayah pergi dan ibu tidak ada."

Hitori menggonggong ke arah pintu masuk taman. Aku menatap ke arah pintu dan melihat ada seseorang yang berjalan ke arah sini.

TBC


Protect youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang