Inspiration : Death Poem by Merril Glass, and fanart found at rebloggy.com
Happy reading!
.
.
.
《Haruka POV》
Pernah, aku menjatuhkan handphonemu.
Aku memang bodoh, seenaknya meminjam handphone barumu di kolam renang. Alhasil, aku terpeleset, handphonemu jatuh—sampai-sampai layarnya retak. Wajahku pucat pasi. Aku pikir, di balik kesabaranmu itu kau akhirnya mengeluarkan amarahmu.
Tetapi, tidak. Kau malah mengulurkan tanganmu, "Kau tidak apa, Haru?"
"U-um," Aku menerima tanganmu, berdiri. Lalu menyodorkan handphonemu yang rusak, "Gomen, Makoto... Aku akan mengganti-"
"Iie," kau menggeleng, menatap handphone yang kau dapat setelah kerja sambilan di kedai cafē prefektur sebelah dalam kurun waktu cukup lama. Lalu, kau tersenyum lembut, "Tidak apa-apa, Haru. Handphone lamaku masih bisa dipakai, kok."
Kupikir kau marah...
But you didn't.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
.
.
.
Pernah, aku menumpahkan cokelat panas di kasurmu.
Kau ingat itu, bukan? Cokelatnya mengotori seluruh spreimu, padahal kau baru saja menggantinya kemarin. Aku bingung dan panik, mencari sesuatu untuk membersihkannya.
Saat kau masuk kamar, kau berkata, "Ada apa, Haru? O-oh—coklatpanasnya jatuh?! Kau tidak apa? Kau tidak kena, 'kan?!"
"Aku tidak kena, tetapi kasurmu-"
"Oh..." Kau menarik senyumanmu, "Tidak apa-apa. Aku bisa mencucispreinya."
