"Hiks hikss kenapa paman memukul ku""Tenanglah injunie, semua akan baik baik saja"
"Ta-tapi kenapa paman melepas baju!! Ja-jangan lepas baju injun juga paman!!! "
Duak!
"Aakkhh!!"
"Kemarilah injunie"
"Si-siapa? "
"Panggil saja aku Nana, aku lah yang akan membuatmu bahagia"
"Injunie! Jangan pergi!"
"Teruslah lari bersamaku injunie, jangan hiraukan dia"
"Injunie aku tidak akan pernah melepasmu!!!"
Renjun membuka matanya, nafasnya terburu, keringat dingin mengalir di pelipis nya. Mimpi itu lagi. Ini sudah ketiga kalinya Renjun memimpikan hal yang sama.
Seorang lelaki muda yang dia sebut 'paman' melakukan kekerasan padanya, lalu dia yang di selamat kan oleh lelaki lainnya yang menyebut dirinya Nana berlari meninggalkan sang paman yang menahan amarah.
Satu hal yang membuat Renjun tidak nyaman adalah perkataan terakhir sang paman 'injunie aku tidak akan pernah melepas mu'
Renjun menghela nafas kasar, dirinya bangkit duduk meskipun masih merasa lelah, diteguknya segelas air putih yang memang tersedia di nakas. Kenapa harus mimpi itu lagi. Ada apa dengan mimpi itu?
Krieett
Sebuah wajah imut muncul dari balik pintu, kedatangannya mengalihkan atensi Renjun, Senyuman pemuda itu mengembang saat mendapati sang adik telah bangun dari tidurnya.
"Kau sudah bangun rupanya" Ucapnya
"Ne gege, aku memimpikan hal yang sama lagi" Keluh Renjun.
Winwin. Pemuda imut yang tadi tengah melongokan kepalanya dari balik pintu menghilangkan senyum manisnya, lalu berjalan cepat menuju ranjang milik Renjun.
"Kau baik baik saja?" Tanyanya,
"Ya, seperti biasa"
Dibelai nya pucuk kepala sang adik dengan penuh sayang.
"Tidak apa, itu hanya mimpi"
Renjun memeluk tubuh Winwin erat.
"Aku tidak mau mimpi itu menjadi nyata"
"Tidak akan, kami tidak akan membiarkan itu terjadi"
"Gege, aku akan menjagamu" ucap Renjun dengan nada lelah
Pletak
"Aish,, kenapa memukul ku!" Teriak Renjun saat sebuah jitakan dia dapatkan di kepalanya yang membuat pelukan nya pada Winwin terlepas.
"Itu karena kau kurang ajar! Harusnya aku yang mengatakan itu padamu! Kau adikku, kau yang mimpi buruk! Kenapa kau yang akan menjaga ku!"
"Itu karena kau terlalu imut, hehe"
"Ck, sudahlah, sekarang kau bersiaplah, kau ada kelas pagi kan?"
Renjun mengangguk mendengar perkataan Winwin.
"Kalau begitu aku akan menunggu di bawah sambil membantu Kun ge menyiapkan sarapan"
"Kun ge sudah pulang?! Baiklah, aku akan cepat!!"
Winwin menatap Renjun lembut, hatinya sedikit lega saat Renjun tidak lagi memikirkan mimpinya.
"Iyaa, kau harus cepat, kalau tidak makanan mu akan dihabiskan Lucas"
"Renjun sudah bangun?" Tanya Kun saat melihat Winwin menuruni tangga.
"Ya,, dan dia bilang dia memimpikan hal yang sama lagi"
Kun terdiam, dia sudah mendengar nya, mimpi yang dialami Renjun bukan sekali terjadi, dan sejujurnya itu membuatnya risau. Bagaimana jika itu adalah pertanda buruk?
"Tidak perlu dipikirkan, kita akan menjaganya"
Suara berat seseorang membuat Kun dan Winwin menoleh.
Lucas. Salah satu penghuni rumah itu baru saja datang dengan tas di gendongannya, lelaki tinggi itu mendudukan dirinya di salah satu kursi paling ujung.
"Kau membuat hidupmu terlihat mudah Lucas, jangan selalu menyepelekan segala hal" Ujar Kun.
"Oh come on... Hidup hanya sekali, jangan membuat nya menjadi sulit dengan memikirkan hal-hal yang belum pasti, nikmati saja alurnya" Lucas mengambil sebuah pisang ditengah meja dan memakan nya dalam dua gigitan besar.
"Dimana Renjun? Kami akan berangkat bersama" Tanyanya dengan mulut penuh.
"Ah, dia sedang di kamar mandi" Ucap Winwin.
"Ohayou minna san!!!" Teriak seorang lelaki dengan senyum sumringah nya.
"Ohayou Yuta!" Jawab Lucas dengan semangat yang sama.
"Yuta?" Mata lelaki itu memicing
"Ehee maksudku Yuta Hyung"
Yuta kembali tersenyum lebar mendengar perkataan Lucas.
"Selamat pagi Hyung" Sapa Kun dan Winwin bersamaan.
"Kau terlalu berisik Hyung" Ten, lelaki mungil itu melayangkan protes dengan wajahnya yang masih terlihat mengantuk.
"Ahaha maaf Ten, apa aku membangunkan mu?"
Bukannya menjawab Ten malah kembali menjatuhkan wajahnya di meja.
"Ada apa Ten? Kau terlihat kacau" Tanya Kun yang merupakan teman sebayanya.
"Eemm Johnny Hyung tidak membiarkan ku tidur semalaman, kami baru bisa tidur jam 4 pagi tadi"
"Woahh Johnny Hyung benar-benar sesuatu" Ujar Lucas dengan mata berbinar.
"Benar-benar panutanku!" Lanjutnya, yang hanya di respon dengan tatapan malas oleh para Hyung nya.
"Memang nya apa yang dia lakukan padamu?" Tanya Winwin
Lucas dan Yuta dengan seringai nya bersiap untuk menjawab sebelum suara Kun menginterupsi.
"Jangan Coba-coba"
Lucas langsung terdiam.
Sedangkan Yuta berjalan mendekati Winwin dan berbisik.
"Kalau kau mau tau datanglah ke kamarku malam ini"
"Aku tau apa yang kau bisikan" Kata Ten, dan di angguki oleh Kun
"Woahh kalian benar-benar menyeramkan"
"Waah semuanya sudah berkumpul" Ucap Renjun yang baru saja menuruni tangga.
"Semua? Tidak, Johnny Hyung bahkan belum bangun" Ujar Ten.
"Johnny Hyung? Dia disini?" Tanya Renjun antusias.
" Ya, dia datang karena merindukan kucing nya" Jawab Lucas seraya melirik Ten saat menyebut kucing.
Mengerti akan yang dimaksud oleh Lucas membuat Renjun mengangguk pelan dengan bibirnya yang ber oh ria tanpa suara.
"Jam berapa kalian sampai tadi malam? Kenapa aku tidak tau kalau kalian pulang lebih cepat?" Tanya Renjun.
"Sekitar jam setengah dua belas malam, acaranya selesai lebih cepat dari yang direncanakan, kami tidak sempat memberi kabar" jawab Kun.
"Mereka bahkan tidak sempat membeli oleh-oleh" ujar Lucas yang tengah menyantap sarapannya.
"Sudahlah, nanti akan kuberikan, sebaiknya segera habiskan makanan kalian, dan cepatlah berangkat" Ujar Kun pada kedua lelaki termuda di sana.
"Benarkah?! Aku akan menantikan nya!!!" Ujar Lucas penuh semangat.
To be continued....
저자
Leelonjwin
KAMU SEDANG MEMBACA
most likely!
FanfictionSemua orang menyukainya Semua orang menyayanginya Dia adalah si mungil manis Huang Renjun,, most likely!! #NORENMIN!! #NOREN! #JAEMREN!!