chapter 08

2K 233 24
                                    


"Dimana Renjun?" Tanya Jaemin begitu tiba di apartemen.

"Tadi pagi dia bilang mau menonton Jeno Hyung latihan" jawab Jisung sekenanya, matanya masih fokus pada game yang tengah dimainkannya.

"??" Jaemin mengernyit bingung.

"Tapi mereka sama sekali tidak terlihat di kampus,, dan,, kalian juga! Kemana kalian?!"

"A,, kami ada Hyung ,, kami tidak bolos, benarkan Chenle" Jisung mengalihkan pandangannya dari ponsel ke Chenle yang memang duduk disebelahnya dengan pandangan memohon, dan sedikit kode.

Chenle menggeleng pelan, Jisung payah  batin nya,

"Dengar,, kalian,,"

"Hyung! Pikirkan Jeno Hyung  dan Renjun Hyung ,, mereka belum kembali" Jisung menyela ucapan Jaemin.

"Urusan kita belum selesai" meskipun mulutnya berkata seperti itu, tapi tangganya justru bergerak mencari ponsel di dalam tas.

"Jeno, di mana kau sekarang?" Tanya Jaemin begitu panggilan telfonnya tersambung.

"Aku di_"

"Aaaahh Jenoo"

Deg! Itu suara Renjun.

"Jeno! Dimana kalian?, Renjun kenapa?!" Jaemin panik, begitupun dengan Jisung dan Chenle. Keduanya mendekati Jaemin agar bisa lebih jelas mendengar obrolan Jaemin dan Jeno.

"Renjun, tenang,, jangan terlalu tegang" suara Jeno kembali terdengar.

"T-tapi aku takut, Jeno, aku belum siap, lain kali saja yaa" suara Renjun terdengar lelah,

"Renjun kau baik-baik saja?" Tanya Jaemin, tapi nihil. Pertanyaannya tidak dijawab sama sekali, baik oleh Renjun maupun Jeno.

"Kau sudah berjanji tadi"

"B-benar, tapi aku takut"

"Tidak apa-apa,, sekarang buka kakimu lebih lebar lagi"

"Ta tapiii"

"Lakukan saja"

"Jeno,, pelan pelan, ini yang pertama untukku"

"Aku tau"

"Aahh jangan langsung mendorong nya!!"

"Maaf"

"Sudah kubilang pelan pelan kan"

"Iya iya, maafkan aku"

"Aahh Jenoo terlalu cepat!!!"

"JENO! BRENGSEK APA YANG KAU LAKUKAN PADA RENJUN!!" teriakan Jaemin membuat Jisung dan Chenle reflek menjauh.

"Lihat, apa kubilang, Jeno hyung dan Jaemin Hyung itu berkencan, itu sebabnya Jaemin Hyung marah saat Jeno hyung berhubungan dengan Renjun Hyung" bisik Jisung pada Chenle.

"Benar, Jaemin Hyung terlihat sangat marah"

Jaemin langsung mematikan telfon nya, dengan wajah penuh emosi, dirinya pergi keluar tanpa berpamitan pada dua orang yang tadi bersamanya.

"Hyung mau kemana?!" Teriak Jisung saat melihat kepergian Jaemin.

"Ada apa?" Tanya Haechan yang tiba tiba muncul.

"Jaemin Hyung marah, dan sekarang dia mau mencari Jeno Hyung" Chenle menjawab seadanya.

"Apa ada masalah? Tidak biasanya Jaemin marah"

"Kurasa Jaemin Hyung cemburu karena Jeno hyung pergi bersama Renjun Hyung" ujar Jisung.

Haechan hanya mengangguk mendengar penuturan Jisung.

"Ngomong ngomong... Kemana dia akan pergi?"































-NoRen-

"Aku sangat lelah" kata Renjun, kepalanya disandarkan pada bahu Jeno yang terasa berkeringat.

"Tapi kau suka kan?" Renjun mengangguk, mengiyakan pertanyaan Jeno.

"Lain kali ayo lakukan lagi!"

"Lagi? Kau yakin? Padahal dari tadi kau berteriak memintaku untuk berhenti"" Jeno tertawa pelan sambil membayangkan wajah Renjun tadi.

"Itu karena kau terlalu cepat, aku sudah bilang pelan-pelan kan!"

"Baiklah maafkan aku"

Renjun tersenyum, entah kenapa rasanya sangat nyaman saat bersama Jeno.

"Jeno,,, terimakasih" Jeno menatap Renjun bingung, kenapa tiba tiba berterimakasih?

"Terimakasih karena sudah mengajariku naik sepeda,  ini pertama kalinya aku belajar, dan aku senang karena kaulah yang mengajariku"

Jeno kembali tersenyum mendengar perkataan Renjun, apalagi si mungil itu kini tengah tersenyum tulus kearahnya membuat hatinya seketika menghangat...

Jeno harap waktu berhenti untuk sementara....

























저자
Leelonjwin 💚

most likely! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang