Hingga suara Louis memanggil Aleca membuat mereka menjadi panik.
"NONA ALECA BERHENTI! ANDA MEMERCAYAI ORANG YANG SALAH!" Louis berteriak nyaring.
~ ~ ~
Tunggu dulu, memercayai orang yang salah?
Apa maksud Louis?
Aleca menghentikannya langkahnya. Andrew menjadi kelabakan di saat Louis berlari kencang menghampiri mereka.
"Nona Aleca apa yang anda lakukan?! Cepat kita harus pergi dari sini!" Andrew menarik lengan Aleca mengajaknya berlari lagi. Aleca masih bingung sebenarnya apa maksud dari Louis berkata seperti tadi?
DOR!
Louis menembakkan pistolnya ke arah lengan Andrew, dan gotcha. Terkena tepat sasaran. Andrew mengerang kesakitan. Dan sesaat kemudian, Axel datang menarik Aleca masuk ke dalam dekapannya.
Aleca memberontak minta dilepaskan. Namun, Axel tetap mempererat dekapannya. Ia menggendong Aleca seperti mengangkat karung beras ke atas punggungnya.
"TURUNKAN AKU, BAJINGAN!" Aleca menggerak-gerakkan kakinya ke sana ke mari, tangannya pun memukul-mukul punggung Axel. Namun, pukulan Aleca tidak berasa sama sekali untuk Axel.
Axel membawa Aleca masuk ke dalam mobil, sementara para anak buahnya termasuk Louis menangani kegaduhan di mansion Dave.
"ALECA!" Axel menyebut nama Aleca dengan keras saat ia sudah mendudukkannya di kursi penumpang bagian belakang mobil. Aleca langsung terdiam mendengar nada bentakkan Axel.
Axel memasangkan Aleca sabuk pengaman dan menyuruh sang supir untuk jalan. Di sepanjang jalan Aleca hanya melihat kiri kananya pepohonan yang menjulang tinggi. Ia membuang tatapannya saat Axel kini tengah menatapnya dalam.
Sepersekian detik kemudian, Axel memeluk erat tubuh mungil Aleca dari samping. Aleca merasa sangat nyaman dan merasa aman dalam pelukan Axel.
"Don't ever leave me again, baby." Axel berucap rendah di tengkuk Aleca. Bulu kuduk Aleca terasa merinding mendengar hembusan napas Axel di lehernya. Sesaat Aleca menikmati dekapan hangat Axel, tetapi bayangan Axel tengah bercumbu dengan wanita lain malam itu membuat Aleca merasa kesal.
Aleca melepaskan pelukan Axel secara kasar. Axel mengkerutkan kening bingung.
"Don't touch me again, jerk!" Aleca memberanikan menatap garang Axel.
"Aku tidak sudi disentuh pria bajingan sepertimu." Mendengar kata tidak sudi keluar dari bibir Aleca untuk Axel, emosi pria itu tersulut lagi.
"Sudah berapa banyak wanita yang kau ajak berciuman? Ooh atau mungkin melakukan one night stand. Aku rasa sudah sangat banyak." Axel mencoba sabar mendengar gerutuan dari Aleca. Ia tidak ingin Alecanya menjadi pelampiasan emosinya.
"Sekali bajingan tetaplah bajingan."
"CUKUP ALECA." Axel kembali mengeluarkan ucapan membentaknya. Ia sangat tidak suka mendengar gadisnya mengatai dirinya yang jelas-jelas ia bukan pria seperti itu. Axel tulus mencintai Aleca, tetapi ia tidak pernah mengucapkan kata 'cinta' pada gadis itu. Menurutnya cinta tidak perlu kata-kata yang diucapkan, tetapi perlu pembuktian.
"Aku tidak tau kapan kau melihatku berciuman atau melakukan hubungan intim dengan wanita lain seperti yang kau katakan, tetapi yang jelas aku tidak pernah melakukan semua itu pada siapapun, kecuali dirimu. Dan malam itu saat kita melakukan hubungan intim, itu juga hal pertama dalam hidupku." Axel berbicara tepat di depan wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Possessive Devil [PROSES TERBIT]
RomanceSeorang gadis cantik yang awalnya bekerja sebagai pelayan kafe tiba-tiba mendapatkan sebuah kotak di depan pintu rumah kontrakannya dan nama pengirim kotak tersebut sangat tidak jelas. Pengirimnya hanya memberikan nama inisial yang tidak dimengerti...