Dari balik kaca Ali memperhatikan Prilly yang sejak tadi masih tertidur.
Kondisi Prilly bisa dikatakan baik-baik saja. Tidak ada luka yang serius, hanya saja kulit putih Prilly berubah menjadi merah dan sedikit melepuh. Cuma butuh beberapa obat oles untuk mengembalikannya seperti semula.Ali masih menahan mati-matian emosinya ketika melihat kulit mulus Prilly seperti terbakar. Untuk kondisi Sarah sendiri Ali tidak ambil pusing. Kalau-kalau mata Sarah buta itu jauh lebih baik. Ali tak perlu repot-repot menyakiti gadis itu lagi. Melihatnya menderita seperti itu sudah bisa mengurangi amarah Ali.
Dara dan Vita memilih mengikuti Ali ketika ingin membawa Prilly kerumah sakit. Mereka sudah mengirimkan pesan singkat keguru piket untuk meminta izin.
Mata Prilly mulai mengejap pelan, Ali yang melihat itu langsung berlari menghampiri Prilly Dilihatnya mata Prilly yang bergerak kekanan kekiri, Ali dengan sabar menanti mata itu terbuka.
" Alii.. " Rintih Prilly. Ditatapnya Ali dengan mata yang sedikit berair.
Ali menghapus lelehan air mata yang mengalir dari mata Indah Prilly " Don't Cry Baby "
" Ali sakittt.. Kulit aku panas " Adu Prilly pelan .
Ali mengelus lengan Prilly dengan pelan " sabar ya, tadi udah dikasih obat sama dokter, aku panggilin dokter aja ya. " Ali ingin memencet tombol yang berada diatas Prilly tapi tangan Prilly lebih dulu menahannya.
Prilly menggeleng " Nggak usah. Aku mau pulang aja " Prilly hanya ingin istirahat dirumah. Dia rasa dirumah lebih nyaman ketimbang disini.
" yaudah sebentar ya, aku panggilin dokter buat periksa kamu lagi "
Prilly hanya menggagukan kepala.
Prilly diijinkan pulang oleh dokter . Kini dimobil Ali terdapat Vita dan Dara yang sejak tadi Setia menunggu Prilly.
Prilly sejak tadi tertidur dimobil, rasa perih yang ia rasakan membuatnya memilih tertidur. Mengenai orang tua Prilly belum ada yang berani memberitahunya. Nanti saja biar Ali yang memberitahunya. Ali juga merasa bersalah karna tidak bisa menjaga Prilly dengan baik.Sampai dihalaman rumah Prilly sudah ada mobil Reno yang terpakir digarasi. Ali menarik nafas berusaha menenangkan hatinya. Karna sejujurnya berhadapan dengan papa dari kekasihnya masih menjadi hal yang sedikit membuat jantung Ali berdetak tak normal.
Dilihatnya Prilly yang berada disamping Ali masih tertidur nyaman, dengan hanya memakai baju bertali pita yang memudahkan agar luka dipundak Prilly mudah diobati membuat Ali mencoba menahan gejolak perasaan aneh yang ada didalam tubuhnya. Kulit mulus Prilly sangat menggoda penglihatan Ali.
Tuhan kuatkan aku!
Ali turun untuk membuka pintu samping mobil, dilihatnya belum ada pergerakan dari Ali membuat Ali dengan hati-hati menggendong Prilly. Takut-takut tanganya melukai bahu Prilly yang masih terlihat memerah.
Dara dan Vita terlebih dulu turun dan membuka pintu rumah utama.
Ketika Ali masuk, dia dikejutkan dengan teriakan Ressa yang dengan berlari kecil menghampirinya.
" Ya ampun sayang.. " teriak Ressa dengan wajah khawatir.
" ini kenapa kok bisa gini Ali..? " Ressa mengelus pundak Prilly pelan.Belum sempat Ali menjawab terlihat pergerakan dari diri Prilly. Melihat sang mama memandangnya dengan wajah cemas mampu membuat Prilly ingin menangis.
" Mamaa .." Suara Prilly terlihat bergetar. Jika mengingat kejadian yang dia alami tadi mata Prilly mendadak berair.
" Hey.. Ada apa ini? Kenapa Prilly kamu gendong li? " Pertanyaan tersebut bukan dari Resaa, melainkan dari Reno yang baru saja keluar dari kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Milikku
RomanceDENIRA PRILLY HARI INI KAMU JADI PACARKU ALI DEVANO MAHENDRA