aku dan diriku memilih untuk saling bertanya
dalam labirin kebingungan dan sedikit abu, begitulah kiranya
sudah tangisan yang keberapa aku juga mulai melupa
tidak ada yang berani menjawab saat itu, semua bungkam, diam, hening
seakan tabu untuk menjawab.
jujur saja pikiran ku sudah mengalami kebutaan, nuraniku tidak tahu
akan hal itu. seiring kehancuranku, amarahku menguap menyadari
kelemahannya. ini kah takdir ciptaan yang mulia.
ditertawakan oleh kemuliaanya sendiri.
cakrawala hening dan tidak bergeming.
apakah dia merasakan penyesalan yang sama ? tentara langit mungkin telah mengubah
idealisme nya. penguasa hilang meninggalkan jejak yang tidak jelas.
dalam labirin kebingungan dan sedikit abu, aku bertanya,
kepada siapakah harusnya aku bertanya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak abad biadab
Poetrymerupakan sajak sajak yang menari dan terlukis secara visual