bayangan itu menjauh meninggalkan pemiliknya melayang hingga menghilang
tidak ada satupun yang mengerti kapan dia akan kembali dan mengapa harus kembali
adakah insan yang menanyakannya? atau mungkin aku juga tidak tahu
kala negeri itu terjangkau, terdengar kemuliaannya di seluruh penjuru. dia menghampiri.
dapatkah aku menyebutnya seorang? atau mungkin sebuah, seonggok?
indah sekali keberadaannya, bercahaya bagai kunang malam artia.
aku hanya melewati sebuah jembatan disana namun lama sekali rasanya waktu berjalan
di ujung langkahku banyak sekali terbentuk pertanyaan, benakku penuh
belum terlahir nada dari indraku, keberadaannya berubah temaram, tidak,kini benar benar kelam
dia menertawakanku, kini mulai terbahak hingga muntah, aku tidak bisa melihatnya.
sudahlah, tidakkah ada hal lain yang lebih menyenangkan, kini aku yang tertawa.
hening, tidak ada yang bergeming sama sekali, kenestapaan pun enggan berkutik.
kami bimbang, hingga akhirnya temaram bulan menyudahinya. aku pergi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sajak abad biadab
Poetrymerupakan sajak sajak yang menari dan terlukis secara visual