CHAPTER EMPAT | SEBUAH ALASAN

5 3 2
                                    

Selamat Membaca Cerita Coincidence Couple

Jangan lupa Spam vote dan Comment

***

Tapi kabar itu udah kayak treending tofic di sekolahan,

Salma terdiam beberapa saat setelah membaca pesan balasan dari Arga—seseorang yang di cintainya, pikirannya bercabang keberbagai arah apa yang dikatakan Arga memang benar, bahwa kabar itu sudah menyebar luas. Melakukan pembelaan? Salma juga tidak bisa.

Aku gak tau kak, yang pasti aku gak jadian sama Kak Arka.

Selepas mengetikan pesan balasan kepada Arga, Salma kemudian merebahkan tubuhnya diatas kasur kamarnya, menerawang keatas atap kamarnya berharap akan ada sebuah keajaiban yang dapat mengubah segalanya.

Lagi, Lamunan Salma terbuyarkan oleh pesan yang kembali masuk ke dalam handphonenya, ditatapnya layar hape tersebut.

Orang Aneh

Mau telponan?

Salma berdecak sebal, Arka kembali menghubunginya, bertanya hal-hal aneh yang jelas-jelas jawabannya adalah tidak.

Salma

Gak.

Kenapa?

Kakak udah tau jawabannya kan?

Lo suka Arga?

Deg! Salma terlonjak kaget bagaimana saat Arka tahu bahwa dirinya menyukai Arga.

Siapa sebenarnya Arka. Mengapa dia sampai tahu sisi kehidupan Salma, bahkan kedua sahabatnyapun Raya dan Rean tak tahu dengan perasaan yang dimiliki oleh Salma kepada Arga.

Kak apa sih yang kakak mau?

Pertanyaan bagus, mau gue cuma lo jadi pacar gue!

Enggak.

Yakin pilih Arga? Gak akan kecewa?

Terserah!

Btw, thanks buat tadi sore!

Gue udah punya rencana yang pasti akan bikin lo suka sama gue atau bahkan benci sama Arga!


***

Salma berjalan melewati koridor gedung IPA menuju lapangan futsal, untuk bertemu dengan Arga. Atau lebih tepatnya Salma yang meminta bertemu dengan Arga.

Sepertinya memang ada hal yang harus diluruskan oleh Salma kepada Arga meskipun keduanya tak memiliki hubungan tapi rasanya kedekatan Salma dan Arga adalah alasan mengapa semuanya butuh penjelasan.

Langkah Salma terhenti tepat di pintu masuk lapangan futsal SMA Andalas, mata Salma berjalan menyusuri setiap sudut lapangan mencari keberadaan Arga, seseorang yang begitu berarti dihidupnya.

Sampai sebuah tepukan pelan di pundaknya membuat Salma sedikit terlonjak kaget, jelas terlihat dengan loncatan kecil yang secara repleks Salma lakukan.

Salma berbalik, hingga matanya bertemu dengan iris mata itu, iris mata yang menjadi peneduh dan menenangkan.

"Segitu kagetnya kamu," ujar Arga dengan suara khasnya

Salma tersenyum malu "Lagian Kakak ngagetin aku,"

"Sorry,"
"Katanya ada hal yang mau kamu bicarain sama aku,"

"Ah iya, sampai lupa,"

"Duduk disana aja biar enak," ujar Arga sembari menujuk salah satu bangku yang berada di pinggir lapangan tersebut

Keduanya kini sudah duduk diatas bangku tersebut, namun masih belum ada yang memulai pembicaraan bahkan Salma sekalipun yang mengajak Arka untuk bertemu belum mengeluarkan suaranya.

Sampai pada akhirnya Salma mendesah pelan lalu bangkit dari tempat duduknya, sedikit melangkah kedepan rasanya enggan menatap mata Arga semua terasa menyakitkan.

"Kak," panggil Salma dengan masih membelakangi Arga.

"Ya?"

"Aku bisa jelasin, tentang semuanya,"

"Aku tahu kamu gak suka sama Arka, tapi kabar itu sudah menyebar luas,"

Salma berbalik memberanikan diri menatap Arga

"Tapi kita masih bisa baik-baik aja kan?"

Arga terdiam.

"Kak?" lirih Salma, bahkan kini cairan bening itu sudah membasahi pipinya

"Ini salah aku, seandainya aku bisa lebih cepat nyatain cinta ke kamu mungkin semuanya gak akan terjadi," jedanya "Dan maaf kayaknya kita harus jaga jarak, aku gak mau kamu di cap cewek gatel yang saat udah dapetin Arka masih deketin cowok lain,"

"Tapi kak,"

"Dan kayaknya kita saling lupain aja satu sama lain,"

Arga lalu bangkit dari duduknya, berjalan sedikit mengkis jarak lebih dekat dengan Salma, "Terimakasih sudah jadi kado terindah buat hidup aku,"

Salma tercengang mendengar ucapan Arga barusan, hatinya tak sanggup air mata bahkan sudah lebih deras menghujani pipinya itu.

"Katanya Kakak sayang aku," lirih Salma

Arga menarik nafas berat " Sal, setiap orang punya cara yang berbeda buat tunjukin kalau dia sayang sama kamu."

"Tapi Kak—," Ucapan Salma terpotong oleh Arga yang lebih dulu merengkuh tubuh mungil Salma kedalam dekapannya.

***

Arka keluar dari kelas Salma dengan wajah kesal, pasalnya Salma tidak ada dikelasnya. Harus Arka akui dirinya sudah benar-benar jatuh cinta kepada gadis itu, bagaimana cara gadis itu tersenyum bahkan marah sekalipun kepadanya sungguh sangat menggemaskan.

Arka kini lalu berjalan menuju kantin kelas 11, siapa tahu orang yang dicarinya ada disana. Memang di Andalas ada beberapa kantin yang sengaja disiapkan oleh sekolah, pertama ada di lantai satu, kantin untuk kelas sepuluh, kedua; kantin kelas sebelas berada di lantai dua dan untuk kelas duabelas ada di lantai tiga.

Langkah Arka terhenti saat tak sengaja ekor matanya melihat orang yang tengah dicarinya, tapi tunggu dia tidak sendirian ada laki-laki lain disana. Dan dia Arga.

Tak terasa nafas Arka tersenggal, dadanya bergemuruh bahkan kini dengan tak sadar tangannya ikut terkepal dengan kuat, rahang nya pun ikut mengeras. Keadaan Arka saat ini sangat menakutkan dan tidak baik-baik saja.


***

Terimakasih sudah membaca cerita ini.

Jangan lupa tinggalkan vote dan Comment.

Salam Cinta

Andiniputri

Coincidence CoupleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang