Selamat membaca cerita Coincidence Couple.
Jangan lupa spam segala halnya.
•••
Setelah Arga benar-benar menjaga jarak darinya, kehidupan Salma seperti berubah. Susunan rencana yang di buatnya seketika hancur oleh skenario yang diatas.
Salma tak bisa menyalahkan, tuhan maha segalanya yang bisa mengubah sesuatu hanya dalam kedipan mata.
Manusia mungkin hanya bisa berencana, selepasnya tuhan yang mengizinkan entah itu sesuai rencana atau tidak.
Yang terpenting semua pasti akan ada hikmahnya.
Salma kali ini sengaja berangkat sekolah tidak diantar oleh supirnya, ia sengaja membawa mobil pribadinya yang dibelikan ayahnya sebagai kado ulang tahunnya kemarin.
Hanya saja Salma tak pernah ingin menggunakan mobil itu berangkat ke sekolah dengan satu alasan.
Agar Salma bisa pulang bersama Arga dan menaiki motor sport milik Arga.
Tapi kini tak ada alasan lagi untuk Salma tidak membawa kendaraan tersebut ke sekolah.
Mungkin kali ini akan ada dua alasan mengapa Salma membawa mobil ke sekolahan, pertama karena tak akan ada lagi Arga yang mengantarkannya pulang, kedua; Salma ingin menghindari tawaran pulang dari laki-laki yang kini mengaku memiliki hubungan dengannya.
Setelah memarkirkan mobilnya diparkiran khusus mobil, Salma beranjak dari tempat itu menuju kelasnya yang berada di lantai dua, namun baru beberapa langkah Salma menjauh dari tempat itu, ia tak sengaja melihat Arga mengendarai motor sport nya, tapi ada yang berbeda kali ini ada seseorang di belakang Arga, duduk dengan kedua tangan memeluk erat pinggang Arga.
Rasanya sesak, melihat seseorang yang di cintainya bersama wanita lain bermesraan dihadapannya.
Sengaja, Salma diam menunggu kakak kelasnya berjalan melewatinya nanti ada sebuah jawaban yang Salma tunggu-tunggu dari lelaki itu.
Salma juga ingin tahu siapa wanita yang kini tengah bersama Arga.
Sebegitu cepatkah Arga melupakan semuanya.
"Kak Arga!" panggil Salma ketika Arga berjalan melewatinya, padahal Salma melihat betul jika Arga melihatnya dan ia sama sekali tak menyapa atau sekedar menyunggingkan senyuman kepadanya.
"Iya?" jawab Arga singkat, entah sengaja atau tidak Arga meraih tangan wanita yang sedari tadi membuntutinya dari belakang, Arga seperti mencoba mengeratkan pegangan tangannya dan menunjukan kepada Salma bahwa ia sudah memiliki kekasih
"Apa maksud kakak kaya gini?" sungguh Salma tak perduli jika ini berada di lingkungan umum sekalipun, yang Salma perdulikan kali ini adalah perasaannya
"Kayanya ini bukan urusan kamu lagi deh,"
"Tapi kak—,"
"Udahlah Sal, kita emang gak bisa sama-sama lagi, kamu udah punya Arka dan aku punya dia,"
Salma terisak "Kak, tapi kakak tau kan kalo aku gak suka sama kak Arka!"
Arga tertawa "Gak suka? Mungkin belum suka," ucap Arga lalu pergi meninggalkan Salma yang masih terisak-isak di dekat parkiran itu. Arga hanya mencoba mengakhiri perdebatan keduanya, karena pada dasarnya keduanya memang tak bisa bersama lagi.
Selepas Arga pergi meninggalkan dirinya, banyak pasang mata yang menatap kearahnya, memasang wajah penuh kebencian tak sedikit pula yang menatapnya penuh iba.
"Gak usah nangis masih ada gue,"
Dia Arka, seseorang yang dibencinya atau lebih tepatnya seseorang yang telah menghancurkan kehidupannya.
"Ini semua gara-gara kakak!" bentak Salma kesal
"Salah gue?" kedua alis Arka saling bertautan
"Iya, gara-gara kakak nerima surat itu semuanya jadi hancur!"
"Lo sendiri kan yang mulai? Apa salah kalau gue suka sama lo?"
Salma terdiam.
Ucapan Arka juga ada benarnya, tak ada yang bisa menghalangi perasaan seseorang untuk tak bisa mencintai, siapapun orangnya ia berhak.
"Gue gak minta lo untuk balas perasaan gue, tapi asal lo tahu, Arga gak sebaik yang lo kira,"
Salma terdiam, menatap kepergian Arka, apa salah jika dirinya menyalahkan Arka akan hubungan dirinya dan Arga.
Lagipula ia belum resmi berpacaran dengan Arga, mungkin saja wanita tadi adalah kekasih Arga sehingga itu alasan mengapa Arga tak menyatakan cinta padanya.
Sungguh kali ini semuanya rumit.
***
Arka duduk di kantin tempat biasa ia bersama teman-temannya nongkrong, lagi-lagi Arka bolos masuk kelas, toh ini sekolahnnya jadi sah-sah saja bukan.
Samudra yang melihat perbedaan dari sikap sahabatnya ini hanya dibuat bingung dan bertanya-tanya, Sam kemudian menyikut lengan Ken yang sedari tadi asyik memainkan handphonenya, mencoba memberikan isyarat kepada Ken akan perubahan sikap Arka.
Menyadari hal itu Ken yang notabenenya adalah orang terberani dengan Arka mencoba bertanya apa yang tengah dialami oleh Arka sehingga membuatnya murung seperti ini.
"Lo lagi ada masalah?" tanya Ken dengan tangan menopang pipinya
Arka menoleh kearah Ken sesaat lalu memalingkannya ke lain arah.
"Kali-kali kita bisa bantu loh!" tambah Ken yang sudah sedikit kesal karena ucapannya tidak direspon oleh Arka
"Gue gak lagi mau di ganggu!" ucap Arka dingin tapi penuh penekanan membuat Samudra dan Rendi menelan salivanya susah payah.
Berbeda dengan Ken ia hanya menatap Arka bingung.
"Kita lagi gak ngeganggu lo kok, ya kan Sam?" tambah Ken, sedangkan Sam yang namanya ikut terseret hanya mengangguk perlahan.
Ken itu tipe cowok sok pemberani, apalagi dengan Arka mungkin karena mereka sepupu sehingga membuat Ken lebih berani kepada Arka, berbeda dengan Sam dan Rendi nyalinya keduanya secara tiba-tiba akan menciut kecil tak terlihat.
***
Terima kasih telah membaca cerita iniTbc!!
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Coincidence Couple
Roman pour AdolescentsSalma tak pernah mengira jika permainan konyolnya dengan kedua sahabatnya Raya dan Rean akan menjerumuskannya pada jurang percintaan dengan kakak kelasnya. "Gue terima, dan hari ini kita jadian!" Bukan hanya itu, setelah kejadian tersebut Arga sese...