Game

699 55 4
                                    

"Unnie!! GAWAT! EMERGENCY EMERGENCY! NI NU NI NU NI NU!! Aku lupa mengerjakan PR! Siapapun, tolong bantu aku... Jaebaaaal."

Dengan tergopoh-gopoh, gadis kecil itu berlari-lari mengelilingi ruang tamu sambil terus menirukan bunyi ambulan.

"Haaah. Mulai lagi gilanya si bayi ini." Bisik salah satu gadis pertama.

"Iya. Lihatlah dia. Kaos kakinya entah di mana yang kiri. Baju seragamnya belum di kancingkan. Rambutnya berantakan." Sambung gadis ke dua.

"Namanya juga totalitas.."

"Gilanyaaaa!" Sahut mereka berbarengan dan terbahak.

"Yaaak! Unnie! Aku mendengarnya!!" Teriak si bayi (?) kesal.

Mereka yang berada di situ sudah bersekongkol untuk mengerjai adiknya ini dan saling memberi kode untuk meninggalkan ruang tamu.

"Menghindariku ya?? Unnie-unnie sungguh tega. Aku maknae di sini. Aku adik kesayangan kalian dan aku sedang menderita. Tidak adakah belas kasihan untukku?? katanya lantang.

"Kan sudah unnie bilang semalam, jangan meronce gelang terus. Kerjakan PR mu. Kebiasaan. Kau itu sudah SMA, Yeojin. Belajarlah bertanggung jawab dengan tugasmu. Sekarang sudah jam 07.05, kau mau terlamb------"

"Lip unnie... Nasehatnya nanti saja, duduk di sini dan bantu aku. Pelajaran ini dan gurunya sangat menyebalkan. Aku tidak suka." Katanya sembari mengeluarkan pensil dan jodohnya.

---------

Sementara itu di dapur.

"Gowon! Bau apa ini??" Katanya menghampiri gadis yang sedang berada di depan kompor.

"Ahhh, harum kan unnie? Aku sedang menggoreng nugget untuk Yeojin sarapan. Lihatlah! Cheff kiss!" Katanya sambil mengecup telunjuk dan ibu jarinya.

"Chef's kiss katamu?? Kau mau meracuni Yeojin dengan nugget hitam gosong begini??" Candanya.

"Yves unnie, asal tau saja, Yeojin sangat menyukainya. Unnie tidak boleh bilang begitu. Racun ini ku buat sepenuh hati." Timpal Gowon cekikikan.

"Ah, terserahlah. Kalian berdua memang sama anehnya. Awas ya, jangan kau bakar dapur ini." Katanya sambil berlalu pergi.

-----

"Halo. Halo. Kau di mana sayang? Yeah! Gotchu! "

"Boooooo!!"

"Yak! Jinsoul unnie mengagetkan ku saja." Katanya sambil mengelus-elus kepalanya yang terbentur.

"Kau cari apa di situ?" Tanyanya penasaran.

"My pet." Senyumnya kegirangan.

"Oh? Aku tidak pernah melihatmu memelihara binatang di rumah ini."

"Annyeong haseo, Coco imnida." Katanya sambil mendekatkan ke Jinsoul binatang yang disebutnya "pet" itu.

"WAH! Kau sudah gila?? Ewww ewwww!! Jangan mendekatiku.
Jangan mendekatiku!!"

Melihat Jinsoul berlari ke luar kamar, gadis berambut ungu itu malah terkekeh.

---------

Begitulah kira-kira setiap pagi ku bersama LOONA. Selalu ada saja keributan yang harus ku dengar. Keributan yang menembus dinding kamar dan selimut tebalku, lalu masuk ke rongga telinga.

Tentu saja, tinggal serumah dengan makhluk-makhluk super unik ini kadang membuatku jengah. Demi Tuhan. Tapi mau bagaimana lagi, aku dan 11 orang di rumah ini sudah 2th bersama.

Dan suka duka menjadi grup idola -begitu orang-orang menamai kami- sangat banyak. Mungkin tidak akan cukup waktu untuk menceritakannya sekarang. Termasuk tentang cinta.

"Heejin, Heekie. Hwangwiyeol. Nonsan Juliette. Bangun. Alarm mu sudah bunyi dari tadi!" Suara Haseul unnie yang cempreng membuyarkan lamunanku.

"Beri waktu 15 menit lagi ya, unnie. Mataku masih sangat berat terbuka." Sahutku dari balik selimut.

"Tapi kau sudah tidur selama 16 jam, Heejin. Terlalu banyak tidur hanya akan membuat mu pusing. Ayo bangun."

"Aaahh,, Haseul unnie, aku masih ingin tidur." Rengekku.

"Bangun sekarang. Atau mau ku seret ke kamar mandi?"

"Baiklaaaah."

"Kau ini. BANGUN TIDAK HAH!?" Teriaknya sambil menarik selimutku.

"Iya. Aku bangun!" Timpalku kesal.

"Kau membentak unnie mu?"

"Tidak unnie, iya.. aku bangun." Kataku  menyunggingkan senyum lebar.

"Good girl." Ditepuk-tepuknya kepalaku.

"Turun dari tempat tidurmu." Lanjutnya sembari melangkah keluar.

"Hoaaammh.." aku berniat kembali merebahkan diri di kasur ketika tiba-tiba,

"PLUK!!"

Sandal kanan Haseul unnie mendarat tepat di pipi.

"Ooouch.." Erangku merasakan tamparan sandalnya.

Senyum sinis terukir dari wajah cantik unnie kesayanganku itu.

"Berani menyentuh bantal lagi, tidak ada makan siang hari ini." Ancamnya.

"Baiklah baiklah. Aku bangun." Kataku meloncat dari tempat tidur dengan sigap.

Aku buru-buru melipat selimut dan turun. Aku tidak mau membuat masalah. Bukan takut, hanya saja aku sangat menyayangi dan menghargainya. Jadi walaupun aku sering  membuatnya kesal, atau dia yang membuatku kesal, itu tidak benar-benar dari hati. Catat.

Dan seperti itulah tingkah teman-teman yang sudah ku anggap seperti keluarga ini. Aku menyayangi unnie dan adik-adik ku di sini. Terlebih lagi dia, satu orang yang sangat menarik perhatianku sejak awal.

--------------

"Kenapa sepi sekali?"

Pandanganku mengedar ke seluruh penjuru ruang tamu. Tidak ada tanda-tanda kehidupan. Hanya kaleng-kaleng soda dan bungkus snack sisa semalam masih berserakan di atas meja dan dua selimut besar yang dibiarkan begitu saja di sofa.

Aku tahu pemiliknya. Memang dasar Jinsoul unnie dan Yves unnie. Sengaja mau mengerjaiku rupanya. Mereka tau hari ini jadwal ku membereskan ruang tamu. "Malasnya ah!" Gerutu ku.

"Kemana dia ya?"

"Hyunjin?" Sahut seseorang membuyarkan lamunanku.

"Oh?"

"Kau mencari Hyunjin?"

"Eh?? Tidak unnie. Aku hanya sedang berpikir bagaimana membereskan semua kekacauan ini. Lihatlah."

"Hahaha, ku pikir kau mencarinya."

"Tidak Vivi unnie, tidak. Tapi memangnya kemana mereka?"

"Yves, Gowon, Hyunjin, Choerry dan Chuu mengantar Yeojin ke sekolah sekalian mampir membeli bahan makanan untuk keperluan seminggu kedepan. Haseul sedang mencuci pakaian di belakang. Kim Lip sedang mandi."

"Ahh,, Jinsoul unnie?" Tanyaku lagi.

"Entahlah, dari tadi tidak kelihatan batang lehernya."

"Olivia?"

"Apa aku terlihat seperti pusat informasi bagimu? Lihat saja sendiri di kamar."

"Main game?"

"Heejin.. kau tau dia kan?" Katanya sambil berlalu.

"Hah?"

Vivi unnie hanya mengangkat pundak tanda tidak tahu tanpa melihat ke arahku.

Pasti game lagi.. batinku.

Love AbstractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang