Akur

231 34 4
                                    

Heejin's POV:

"Unnie tolong ambilkan minum di sebelahmu itu."

"Aku lelah sekali hari ini."

"Aku ingin cepat sampai di rumah dan mandi."

"Aku lapaaarr."

"Ahhh! Bolehkah aku libur sekolah besok??"

"Tentu saja."

"Benarkah?? Yahooo!"

"Besok kan hari Minggu, Yeojin."

"Bisa-bisanya kau lupa hari."

Perjalanan pulang kami menuju dorm usai jadwal manggung atau jadwal apapun itu pasti selalu ramai meskipun lelah. Dan masih sekitar 1,5 jam lagi sampai di rumah. Jadi masih harus bersabar untuk bertemu kasur.

Perlahan-lahan suasana mulai tenang. Ada yang tidur, ada yang memandang ke jalanan di luar. Ada yang masih mengobrol tapi setengah berbisik, menghargai yang tidur.

Chuu unnie, Hyunjin dan aku duduk di bangku paling belakang. Sesekali aku memandang ke bangku depan. Memastikan dia baik-baik saja. Tapi sepertinya dia memang kelelahan dan tertidur di pundak Yves unnie.

"Eh Hyunjin, bagaimana kau dengan cowok kemarin?" Tanya Chuu unnie tiba-tiba.

"Oh? Siapa unnie?"

"Yang 2 minggu lalu meminta nomor teleponmu."

"Ahh..."

"Ah? Aku tanya bagaimana perkembangannya?"

"Hyunjin dan cowok? Siapa unnie?" Tanyaku penasaran.

"Mau tahu?" Ledek Chuu unnie.

"Tidak penting sayang." Kata Hyunjin pelan.

"Kau mau tahu Heejin?" Tanya Chuu unnie lagi.

Aku mengangguk bersemangat. "Siapa dia?"

"Nanti kau cemburu." Ledek Hyunjin.

"Aku hanya ingin tahu. Bukan mau cemburu."

"Dia ini...."

"Unnie.. Jangan macam-macam ya." Ancam Hyunjin.

"Yang jelas dia sangat tampan dan menawan." Kata Chuu unnie padaku.

"Hyunjin.. Ku rasa dia cocok denganmu." Lanjutnya.

Hyunjin terdiam. Aku pun ikut diam. Kenapa hatiku agak sakit mendengar "sangat tampan dan menawan" ini?

Tidak Heejin. Kau tidak boleh begitu. Ada Olivia yang harus kau jaga. Ini hanya ketakutanmu Hyunjin akan terluka dengan orang itu. Sudahlah. Kekhawatiranmu tidak berguna.

------------------

"Aku mandi duluan!" Teriak Choery berlari ke dalam.

"Aku yang duluan." Teriak Yeojin menyusulnya.

"Anak-anak! Aku duluan!" Teriak Jinsoul unnie mengejar mereka.

Orang-orang itu aneh sekali. Buat apa berebutan. Mending juga tidur. Itu lebih penting.

"Mandi dulu sebelum tidur ya." Katanya mengagetkanku.

"Ahh, aku..

"Mandi dulu.."

"Aku mau langsung tidur."

"Badanmu lengket begitu. Mandi ya." Rayunya lagi.

"Sayang.. Kau kan tahu, biasanya bagaimana." Rengekku.

"Berarti tidak usah tidur denganku malam ini." Katanya sembari beranjak dari sofa.

Aku memegangi bajunya dengan cepat.
"Yak. Tunggu. Kau meminta ku tidur denganmu?"

"Kau mau atau tidak?"

"Mau!!"

"Mandilah."

"Memangnya kita mau apa nanti?" Bisikku.

"Mau apa atau tidak mau apa-apa, apa salahnya kalau mandi? Lihatlah badanmu, lengket begitu."

"Yaah.. Kupikir kita.."

"Apa?"

"Mau anu...."

"YA TUHAN. MANDI SANA DASAR MESUM!"

"Shhh... Kau terlalu keras." Kataku menutup mulutnya dengan telapak tangan.

"Mandi atau..."

"Baiklah-baiklah. Cium aku dulu."

"Cium-cium my ass." Katanya.

"Tega sekali kau bilang begitu." Sahutku menggerutu.

"Nanti malam."

"Apanya yang nanti malam?" Tanya seseorang.

"Eh unnie.. Nanti malam.."

"Ma-main game nanti malam." Sahutku cepat.

"Game?" Katanya lagi mengernyitkan dahi.

"Gowon unnie pasti tidak bisa. Lagipula tidak diundang."

"Tumben kalian berdua akur akhir-akhir ini."

"Ya itu karena game."



Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 05, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Love AbstractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang