Absurd

330 51 8
                                    

Meski malas, aku harus memulainya. Memunguti sampah-sampah dan melemparnya ke tempat seharusnya. Ahhh. Ini melelahkan. Bahkan  membersihkan remah-remahan nya pun sangat menguras tenaga.

"Adikku rajin sekali ya!"

Ku lihat Kim Lip unnie keluar daei kamar mandi. Rambut yang masih sedikit basah dibiarkannya terurai. Dan dengan tubuh yang hanya ditutupi handuk cepat-cepat dia berlalu menuju kamar.

"Oh? Kenapa setiap jadwal ku bersih-bersih selalu saja begini??" Protesku.

"Ya itu tugasmu. Tugas kita sama, Heejinah."

Jinsoul unnie benar. Tugas kita sama. Sudah dibagi dan dijadwalkan. Ya sudahlah.

"TUNGGU! Kim Lip unnie dan Jinsoul unnie, a-apakah kalian mandi bersama?" Tanya ku baru menyadari Jinsoul keluar dari kamar mandi yang sama dengan Kim Lip unnie.

"Kamar mandi atas mampet airnya.  Sedangkan Kim Lip kalau mandi bisa berjam-jam. Kau tau kan?" Jawabnya sambil mengedip padaku dan menuju dapur entah mengambil apa.

Meskipun sama-sama perempuan, kupikir mandi itu tidak untuk dilakukan bersama. Malu kan. 🙃. Dasar memang mereka saja yang aneh. Tapi sudahlah. Tidak usah kupikirkan.

-------------

Setelah hampir sejam bersih-bersih (menyapu, mengelap dan mengepel) akhirnya selesai juga. Ku putuskan untuk tiduran di sofa dan menyalakan tv.  Hmmh. Membosankan sekali acara TV sekarang ini. Gosip artis, lambe tuir, atau apalah itu tidak bermutu.

Ah. Lebih baik aku menontonnya saja. Ku buka galeri handphoneku.

Sesekali aku tersenyum melihat gadis yang ku sukai ini. Zoom in, zoom out. Sheeessh.. Cantik sekali dia ini. Betapa Tuhan tidak pernah setengah-setengah membuat adonan kecantikannya. Lebay?? Bukan lebay. Aku kagum padanya. Benar-benar kagum.. Cute.. gumamku.

"Heejin, kau sudah makan?"

"Asssssss!" Teriakku kaget.

"Kau kenapa?"

"Sejak kapan Haseul unnie di sini?" Aku benar-benar kaget karena memang tidak merasa ada orang di sekitarku sejak tadi.

"Sejak kau senyum-senyum sendiri." Jawabnya. "Kenapa? Jatuh cinta?" Lanjutnya meledekku.

"A-a-pa maksud unnie?? Aku tidak ja-jatuh cinta. Tidak sama sekali."

"Eeyyyy,,, lalu kenapa kau gugup??"

"Gugup?"

"Itu sikapmu. Kenapa jadi terbata-bata begitu. Aku kan hanya bertanya apakah kau jatuh cinta?"

"Tidd-tidak. Aku mau makan dulu ya unnie." Kataku bangun dari sofa dan berlari kecil ke ruang makan.

-----------

"Everybody!! I'm home!!"

Ku dengar banyak langkah kaki datang menggeruduk seperti berlarian.
Pffttt.. baru saja selesai beres-beresnya.
Lihat saja, dalam beberapa detik, rumah ini akan menjadi kapal pecah lagi.

"Hi, Heejin!" Teriak Chuu unnie menyapaku.

"Hi, unnie!" Teriak Choerry menyapaku juga.

Seperti biasa, mereka bergandengan tangan,  berjingkrak-jingkrak seperti anak kecil yang kegirangan dibelikan es krim.

"Waahhh. Rumah bersih sekali." Puji Yves unnie dan Gowon.

"Good job, Heejin!" Katanya lagi.

Entahlah. Aku merasa biasa saja dipuji begitu. Aku sendiri tidak yakin, itu pujian atau ledekan. Hahaha.

"Hi, baby!! I MISS YOU CHUU MUCH!"
Teriak gadis yang terakhir masuk dan berlari ke arahku.

"Yaaa Hyunjin, kau memanggilku?" Tanya Chuu unnie.

"Bukan memanggilmu unnie. Pede sekali."

Hyunjin memelukku.

"Kau sudah makan siang? Tanyanya?"

Aku menggeleng. Aku di dapur sedari tadi hanya alasan untuk menghindari Haseul unnie.

"Ya sudah yuk makan dulu." Ajak Vivi unnie sambil menyiapkan makanan di meja makan.

"Panggil Olivia, Jin." Perintah Yves unnie.

Hyunjin dan Heejin (aku) menengok.

"Sapa yang kau suruh unnie? Lihatlah mereka berdua menengok." Kata Gowon.

"Ya siapa saja yang maulah." Sahut Yves unnie seadanya.

"Biar aku saja." Kataku berdiri dan menuju kamar Hyeju.

Tok! Tok! Tok!

Tidak ada sahutan.

Tok! Tok! Tok! Aku mengetuk lebih keras.

Ceklek. Tidak dikunci. Dan benar saja. Tidur rupanya. Ckckck. Lihatlah gadis ini.
Headphone ditelinga dan komputer dibiarkannya menyala.

"Olivia.." Kataku berusaha membangunkannya.

"Olive. Olive.. Hey, Hyeju ya."

"Mmmhhh.." sahutnya lirih.

"Bangun hey, ini sudah siang." Bisikku di telinganya.

Tanpa sadar kuperhatikan setiap lekuk wajahnya. Hidung mancungnya, indah matanya, pipi chubbynya, alisnya, senyum di tidurnya, membuat semakin cantik saja. Pikirku.

Aku tidak tega jika harus membangunkannya. Lagipula dia susah dibangunkan. Ku angkat saja ke tempat tidur daripada nanti badannya sakit dengan posisi tidur begini.

Kuat? Tentu saja. Meski badanku lebih kecil dari nya. Tapi kekuatanku tidak usah kalian ragukan. 💪👀

-------

"Yves unnie, Olivia tidur. Aku rasa dia tidak akan makan siang bersama kita."

"Ya sudah, biarkan saja. Nanti juga kalau lapar, dia pasti bangun."

"Ya Haseul! Kemari." Panggil Jinsoul unnie.

"Loh kapan unnie turun?" Tanyaku padanya.

"Tadi pas kau di kamar Olivia. Oh ya, aku juga melihatmu mengelus-elus.."

"UNNIE!!" Aku membungkam mulut Jinsoul unnie dengan telapak tanganku.

"Kau kenapa Heejin? Kesurupan hah?" Tanya Gowon.

"Ti--tidak."

"Kau ini ada masalah apa denganku??" Tanya Jinsoul yang melepaskan tanganku dengan paksa.

"Unniee...." Gigiku bergeretak memberinya kode. Tapi dia cuek dan terus mengunyah makanannya.

Selesai makan, kami memberesi piring kotor.

Siang ini kami isi dengan bercanda di ruang tamu.

Tentang Yeojin yang pasti akan dimarahi gurunya karena telat mengumpulkan PR.

Cerita Jinsoul unnie yang masih jijik dengan kecoa peliharaan Choerry.

Cerita tentang Gowon yang mau meracuni Yeojin dengan lauk gosongnya.

Dan kejadian-kejadian absurd lainnya. Menyenangkan.

Love AbstractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang