Cemburu

233 39 4
                                    

2 Minggu semenjak kejadian di balkon itu, aku dan Olivia lebih berhati-hati. Dan beruntungnya, setelah kami beri penjelasan, Yeojin dan Choerry mengerti keadaan ini.

Kami bukan mau bersikap munafik, hanya saja kami sedang menunggu waktu yang tepat untuk jujur kepada semuanya tanpa melukai hati satu orangpun.

"Tok tok tok! Heejin"

"Masuk saja." Kataku.

"Oh? Ku pikir kau tidur." Katanya menyembulkan kepala dari balik pintu.

"Tidak Yves unnie." Gelengku
"Ada apa?"

"Hyunjin demam."

"Hah?? Benarkah??"

"Haseul menyuruhku memanggilmu."

Aku membereskan peralatan gambarku dan kami pun bergegas menuju kamar Hyunjin.

Di sini sudah ada Haseul unnie yang sedang mengompresnya, Olivia yang memijitinya, Vivi unnie dan Choerry yang berdiri di samping tempat tidurnya.

"Hyunjin kenapa unnie??" Tanyaku kepada Haseul unnie.

"Tadi setelah latihan, dia mandi, mengeluh pusing dan meminta obat padaku. Ternyata dia demam tinggi begini."

"Apakah sudah unnie laporkan ke manager-nim?"

"Sudah. Tapi katanya tunggu sebentar lagi, biarkan obatnya bereaksi dulu. Kalau tidak ada perubahan kita bawa ke dokter."

"Yaaa. Hyunjin-ah.. Bangunlah.. Bukankah sudah kubilang, kalau masih berkeringat, jangan mandi dulu. Kau ini ngeyel sekali." kataku sambil memegangi pipinya.

"Shhh,, biarkan dia tidur dulu Heejin." Kata Vivi unnie.

"Kau bisa menjaganya sebentar?" Tanya Haseul unnie. "Kami harus mematangkan koreo. Nanti gantian saja setelahmu ya."

"A-aku?" aku melirik ke Olivia. Dia mengangguk tanda menyetujui.

"Baiklah."

Mereka beranjak pergi meninggalkan aku dan Hyunjin sendiri.

"Yaah. Hyunjin-ah.. Bagaimana bisa orang sepertimu jatuh sakit." Gumamku .

"Aku bukan wonder woman, bodoh." Sahutnya pelan.

"Kau mendengarku?"

"Tentu saja." Jawabnya membuka mata.

"Apa yang kau rasakan sekarang? Lapar? Panas? Dingin? Mau ke dokter?"

"Pertanyaanmu banyak sekali. Membuatku tambah pusing saja."

"Mian.. Aku sangat khawatir.."

"Uh?"

"Jangan sakit Hyunjin ah. Rumah sepi tanpa kelakuan-kelakuan ajaib mu."

Yang ku ajak bicara tidak menyahut lagi. Aku beranjak ketika tiba-tiba tanganku ditariknya.

"Jangan pergi." katanya lemah.
"Temani aku." Katanya lagi sembari menepuk-nepuk sisi tempat tidurnya.

--------------------------------

Entah sudah berapa lama kami begini. Dia tertidur sambil memelukku erat.

"Kenapa kau manja sekali padaku? Apakah kau menyukaiku?" Tanyaku pelan.

"Aku mencintaimu, Heejin.." jawabnya sembari masih terpejam.

"Kau? Apa katamu barusan?" Tanyaku memastikan lagi.

Dia hanya tersenyum dan mempererat pelukannya.

"Unnie.. Ku bawakan bubur.."

"Oh? Eh? Sa--yang, Olive kau sudah selesai latihan?" Tanyaku kepadanya.

Tidak ada jawaban. Apakah dia mendengar Hyunjin barusan? Ah. Aku berusaha bangun dan menyingkirkan tangan Hyunjin dari pinggangku.

"Jangan pergi.." gumamnya lirih.

"A-ku mau minum sebentar."

"Hyunjin unnie, apa kau masih demam? Ku bawakan bubur dan harus kau habiskan ya."

"Terimakasih, Hye. Tapi aku tidak lapar."

"Kau harus makan. Tidak boleh tidak.
Dan Heejin unnie, kau suapi dulu. Sepertinya Hyunjin unnie masih lemas." Katanya lagi.

Aku yang sedang minum tersedak. Apa-apaan dia ini.

"Kau saja." protesku.

"Kau tidak lihat aku berkeringat?"

"Hmm.. Baiklah.."

Sebenarnya perasaanku tidak karuan. Olivia memang begitu. Marah, cemburu, senang tidak bisa ditebak. Dan itu menakutkanku sampai ubun-ubun.

"Hyunjin.. duduklah. Kau makan dulu."kataku sembari meniup bubur yang masih panas ini.

"Waaah! Lihatlah dua sejoli ini."

Tiba-tiba Jinsoul unnie, Kim Lip unnie, Chuu Unnie sudah masuk.

"Kalian serasi sekali." Kata Kim Lip unnie.

"So sweet~~~" Ledek Chuu unnie.

"Taruhan yuk, mereka berdua ini pacaran." Kata Jinsoul unnie cekikikan.

"Kalian ini ya, Hyunjin kan sedang sakit. Malah diledek begitu." Kataku kesal.

"Hyunjin-ah.... Bagaimana keadaanmu?"

"Sudah agak mendingan unnie."

"Heejin memang pintar merawat pacarnya." Kata Lip unnie.
"Kau beruntung Hyunjin, punya pacar perhatian dan sangat menyayangimu." Tambahnya.

"Shhhhh! Cukup." Kataku.
"Kami tidak pacaran ya. Dan unnie kalau mau ribut-ribut di luar saja sana." Kataku mengusir mereka.

"Eyy,,, Lihatlah Hyunjin, pacarmu merajuk." Ledek Jinsoul unnie.

Olivia yang dari tadi diam saja tiba-tiba keluar tanpa berkata-kata.

"Aku cemburu~~~~~~~" Ledek Chuu unnie sembari melirik ke arah Olivia yang sudah menghilang.

Love AbstractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang