[part; eight]

118 22 0
                                    

Hari-hari Yoongi dan Jungkook berjalan dengan mudah hari ini.

Dan karena tak ada jadwal yang lebih dan membuat mereka tinggal lebih lama di kampus, akhirnya mereka kembali berjalan bersama. Tangan mereka saling terkait, menutupi satu sama lain.

"Kak, bagaimana pelajaran hari ini?" Jungkook mengayunkan tangan mereka ke depan dan ke belakangnya.

"Seharusnya aku yang bertanya hal itu kepadamu," Yoongi tersenyum kecil. "Hari ini berjalan baik. Semua pelajaran profesor Kim bisa aku mengerti dengan baik. Bagaimana denganmu?"

Jungkook mengangguk antusias, walau Yoongi tak bisa melihatnya. "Hari ini juga sangat baik untukku! Aku bisa menyelesaikan tugas Pak Choi dengan mudah, tanpa bantuan! Kalau kak Yoongi, pasti sangat mudah,"

"Kau hebat, Kookie. Itu bagus sekali," Yoongi masih menatap ke depan, mata putih nya bisa terlihat oleh Jungkook dengan mudah. "Kenapa kau berkata seperti itu? Aku tak sepintar itu,"

Jungkook memutar bola matanya, "Bohong! Kakak itu orang terpintar di kampus selain kak Namjoon!"

"Masih ada orang yang lebih pintar dariku, Kook. Banyak,"

"Tapi waktu itu, ranking kakak ada di posisi atas! Um... seingatku..." Jungkook merenyitkan dahinya, "Hm... mungkin di nomor dua!

Yoongi bingung. Di kampusnya ada sistem ranking? Dia pikir itu hanya berlaku di sekolah-sekolah.

"A-ah..." dahinya berkerut, "Itu masih tak membuktikan apapun, Kookie. Ranking tak membuktikan kalau aku benar-benar seperti itu,"

"Tapi-"

"Koo,"

Jungkook bungkam, tak ingin lagi melanjutkan percakapan mereka.

Mereka berdua melanjutkan perjalanan mereka dengan diam.

Bukan karena mereka berselisih, tapi mereka berdua memang menyukai ketenangan, dan lebih suka mendengarkan alam bernyanyi.

Perjalanan pulang mereka selalu tenang seperti ini, kadang pulang siang, ataupun malam.

Mereka selalu saja melewati taman itu, dimana alam bisa menyejukkan hati mereka berdua akan stres dari kuliah mereka.

Pohon-pohonnya lebat, ada banyak bunga dalam berbagai warna dan macam. Yoongi ingin sekali melihat semua itu. Semua keindahan alam.

"-Lalu dia berkata, kalau aku tidak bisa mengambilnya. Saat itu aku benar-benar ingin- kak? Kau mendengar ku?"

Jungkook merenyitkan dahi, Yoongi terdiam di tempatnya.

"Aku ingin melihat semuanya, Koo. A-aku ingin-"

Jungkook segera memeluk kakaknya yang lebih kecil darinya itu. "Ah, kak Yoongi. Kau pasti akan melihat semua ini, aku yakin. Dan kau takkan kecewa, aku janji,"

"Tapi bagaimana caranya...?"

Yoongi selalu saja sensitif jika mereka membicarakan topik ini. Salah satu topik selain musik.

Jungkook tersenyum. "Aku dengar, ada yang bisa menyembuhkan mata kakak. Dan membuat kakak, bisa melihat layaknya manusia biasa,"

Mulut Yoongi masih melengkung ke bawah. "Benarkah? A-aku pikir... tidak bisa?"

"Dulu. Sekarang teknologi sudah canggih, kak. Yah, dan mahal,"

"Baiklah... Uh... Kita... tinggal menabung saja," ucap Yoongi.

Jungkook mengangguk. Dia beruntung memakai hearing aid nya hari ini, mengingat bahwa ia tak suka memakainya.

Dengan begitu, dia tak perlu melihat mulut orang-orang bergerak dengan cepat.

flawlessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang