Beberapa tahun kemudian, Yoongi dan Jungkook hidup bersama. Jungkook memutuskan untuk hidup bersama Yoongi di apartemen itu, walaupun Yoongi sempat menolak.
Dan juga, kabar gembira bagi Yoongi.
"Kau akan baik-baik saja, Kak! Aku yakin!!"
Jungkook meremas tangan Yoongi. Mencoba menenangkan pria itu.
Yoongi menghela napas, "Baiklah..."
Yoongi melempar dirinya di atas kasur, pikirannya berat dengan semua segala macam masalah dan dirinya.
Pekerjaannya sebagai produser di sebuah perusahaan hiburan membuatnya sedikit stres, dan dia tak terlalu bisa mencerna berita bahwa dia akan melihat lagi.
Dia akan melihat.
Yoongi takut dengan apa hasil yang akan ia terima, tapi ia juga bersemangat.
Jika berhasil, ia akan melihat Jungkook. Ia akan melihat Jungkook, cinta pertama dan akhirnya itu.
Tanpa terasa, mata Yoongi mengeluarkan cairan bening itu.
Jungkook yang melihat hal itu segera menghampiri Yoongi dengan wajah khawatir.
"Kak?! Ke-kenapa menangis?"
Yoongi merentangkan tangannya ke arah Jungkook, dan Jungkook menerimanya tanpa ragu.
Yoongi menarik Jungkook ke pelukan nya, dan airmatanya masih mengalir.
"Aku... aku akan melihat, Kook. Aku tak percaya bahwa aku akan melihat... Aku akan melihatmu..."
Jungkook tertawa, ikut bahagia karena Yoongi akan melihat. Melihat dunia ini dengan kedua matanya.
"Aku ikut bahagia, Kak. Akhirnya, kau akan melihat,"
Yoongi tertawa, masih memeluk Jungkook.
Dan pada akhirnya, mereka berbaring, saling berpelukan dengan senyum merekah di bibir.
(•••)
Saat berita ini tersebar di lingkungan keluarga dan temannya, Yoongi mendapatkan banyak kata-kata ucapan selamat, dan penyemangat.
Yoongi sedang bahagia.
Ah, lebih dari kata yang bisa ia ucapkan sekarang.
Ia tak yakin, dulunya. Sekarang, di saat Jungkook membawa berita itu, ia akhirnya sadar.
Everything is possible.
Segalanya bisa terjadi.
Saat ini, dia mencoba untuk berkonsentrasi untuk mengerjakan tugasnya sebagai seorang produser di satu perusahaan.
Tapi, semua hal yang ia lakukan sekarang bagaikan bayang-bayang saja. Ia memiliki beban pikiran yang banyak, dan hal ini mengganggunya. Ia merasa tak mendapatkan inspirasi. Dan dengan begitu, ia berdiri dari kursi putarnya, dan wajahnya menghadap ke langit-langit studionya.
Kali ini dia sendiri, jadi melakukan pekerjaan seperti membuat lagi, dan composing adalah hal yang sulit.
Hal yang seperti ini tak mudah baginya, tapi dia kembali berpikir, kenapa dunia ini begitu... aneh?
Ia bisa melihat lagi, dan Jungkook berada di sisinya itu aneh.
Ia merasa aneh. Semuanya aneh.
"Kak?" suara yang Yoongi sukai menyapa telinga sensitif nya. "Boleh aku masuk?"
"Tentu saja,"
Jungkook berjalan masuk membawa sebuah kantung plastik. Isinya adalah makanan.
"Aku membeli ini karena berpikir kakak tidak makan, lagi," Jungkook menghela napas, selalu tahu apa yang Yoongi butuhkan, serta kebiasaan nya. "Ayo makan sama-sama, Kak,"
Yoongi mengangguk.
Pikiran tentang matanya dan penglihatannya bisa ia sisihkan. Karena dia sedang bersama Jungkook.
Dia tak boleh mengabaikan Jungkook. Ia juga tak mau, sejujurnya.
Mereka memakan jjajangmyun yang sudah dibelikan Jungkook dengan lahap.
Yoongi baru sadar, bahwa ia kelaparan!
Ia memakan makanan yang dibeli Jungkook dengan lahap, dan membuat Jungkook tertawa kecil.
"Kak, ayolah. Kakak itu harus sering makan, jangan sampai lupa,"
"Maafkan aku, Kook. Biasanya tidak seperti ini kok,"
Jungkook mendengus, "Tidak biasanya? Aku harus membelikan dan membawakan kakak makanan setiap hari!"
Yoongi terkekeh.
Yoongi tahu bahwa Jungkook pastinya sedang cemberut, tapi ia tak bisa melihatnya. Paling tidak, belum saatnya.
Jungkook terkekeh melihat Yoongi yang tersenyum sendiri seperti orang bodoh. "Apa yang kakak pikirkan?"
"Dirimu,"
Wajah Jungkook memerah, tak tahu jika Yoongi benar-benar mengatakan hal itu. Ah, dia jadi malu.
Jungkook tertawa seperti orang bodoh, lalu memakan kembali makanannya.
Momen-momen seperti ini, momen-momen yang singkat ini sangat mereka sukai.
Hanya mereka berdua, dan kebodohan mereka.
Jungkook sadar bahwa ia sangat menyayangi kakaknya yang tak bisa melihat itu. Walau Yoongi tunanetra, tapi dia memiliki banyak hal lainnya yang sempurna di mata nya.
Yoongi sendiri, tak tahu akan seperti apa reaksi nya saat melihat dunia untuk pertama kalinya.
Syok? Mungkin. Menangis? Tentu saja.
Dari dulu, ia selalu bermimpi tentang menatap langit malam dan bintang-bintang yang selalu menemani bulan.
Yoongi berharap, dunia seindah apa yang ada di imajinasinya.
Dan juga, Jungkook, yang menjadi miliknya, lebih indah dari apa yang pernah ia bayangkan.
<to be continued.>
Hai.
Maaf. Aku lama update :")
Tapi disini lah aku :D
Oh ya, cerita ini bakal end.
Part 10 adalah part terakhir :>
Dah! :>
![](https://img.wattpad.com/cover/236732113-288-k451712.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
flawless
Фанфик(IDN) When a blind man and a deaf boy falls in love. ×•×•×•×•× Hai! Semoga kalian suka dengan cerita ini hehe. YG x JK