[20]

3.2K 454 89
                                    

Douzo!

━✿✿✿✿✿✿

Title : End of Incident.

Selagi Native menangani Stain, suasana menjadi senyap. Midoriya mengawasi sekitar, menunggu ambulan ataupun berjaga jika ada musuh yang tiba-tiba datang. Iida sedaritadi masih-tetap diam, kepalanya menunduk.

"Kau baik-baik saja?" Todoroki berjongkok didepan [Name] dengan satu kaki sebagai tumpuan. Tangannya terulur, menyentuh pipi kiri si gadis. Terdapat sorot kekhawatiran pada manik Heterochromenya saat menjalin kontak dengan iris [E/C] itu.

"Daijoubu, shinpai shinai."

"Gomen. Seharusnya aku tidak meninggalkanmu.."

"Bukan salahmu, Shouto. Akulah yang menyuruh kalian pergi." Tidak menjawab, ibu jari Todoroki mulai bergerak. Mengelus pelan pipi [Name].

Keduanya larut, tidak menyadari menjadi bahan tontonan gratis bagi tiga kaum adam yang berdiri didekat mereka. Berasa dunia milik sendiri.

Namun sayang, kegiatan menonton [Name] dan Todoroki yang dilakukan tiga kaum adam didekatnya terhenti kala sebuah suara menginstrupasi. Seluruh atensi langsung tertumpu pada satu titik yang sama.

Seorang kakek tua berjenggot dengan tubuh kecil berdiri disebrang jalan. Tubuhnya dibalut oleh kostum dominan kuning putih. Dia memandangi murid U.A yang magang ditempatnya-a.k.a Midoriya dengan raut tidak mengerti.

"Apa? Kenapa kau ada disini?"

"Gran Torin-" Ucapan Midoriya terhenti kala Gran Torino m̶e̶n̶y̶e̶p̶a̶k̶-menendang wajah lelaki itu dengan telapak kaki. Membuatnya sedikit mundur dari posisi awal berdiri.

"Bukankah sudah kubilang untuk tetap dikereta?"

"Siapa?" Tanya Todoroki yang sudah bangkit berdiri. [Name] disebelahnya ikut melakukan hal serupa.

"Pahlawan di tempatku magang, Gran Torino. Tapi mengapa?" Sahut Midoriya.

Gran Torino bercacak pinggang. Menatap Midoriya dengan raut kesal karena tidak menuruti himbauannya. "Tiba-tiba saja ada yang menyuruhku kesini."

"Yah, itu memang menyebalkan. Tapi syukurlah kau baik-baik saja." Tambahnya.

"Gran Torino, Gomennasai.." Midoriya menggaruk belakang kepala sambil sedikit menunduk. Merasa bersalah. Sementara Gran Torino menghela napas pelan.

"Disekitar sini!" Suara seruan diiringi langkah kaki cepat terdengar. Beberapa Pahlawan Pro datang, menyusul sama seperti Gran Torino.

"Endeavour-san menyuruh kami untuk membantu kalian, tapi.." Ujar salah satu dari mereka. Para Pahlawan Pro yang baru tiba tersebut mengamati keempat murid U.A yang tengah mereka kerubungi.

"Anak-anak?"

"Lukamu kelihatan parah sekali! Aku akan segera memanggil ambulan."

"Tidak usah, kami sudah memanggilnya tadi. Mungkin mereka akan datang sebentar lagi." Balas Native.

"H-hei.. Dia.." Salah seorang Pahlawan Pro yang memakai jas kuning terang menunjuk kearah Stain yang terikat di samping Todoroki. Membuat seluruh atensi terpaku padanya.

"Massaka.. Pembunuh Pahlawan?" Ujar Pahlawan Wanita satu-satunya diantara mereka. Wajahnya menunjukkan keterkejutan sekaligus tidak percaya.

"Panggil polisi juga!"

Sementara salah satu Pahlawan Pro memanggil polisi, sisanya hanya dapat menunggu hingga ambulan tiba. Tidak lupa untuk mengawasi Stain, berjaga jika saja dia bangun secara tiba-tiba.

𝐓𝐡𝐞 𝐒𝐭𝐨𝐫𝐲 [Boku No Hero Academia x Reader]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang