"Oh..My..God.."
"Oh..My..God.."
"Oh..My..God.."
Ya. Vanilla Dandelion Chicago. Gadis berumur 21 tahun yang memiliki rambut panjang sebahu dengan sebuah kacamata minus 4 kanan-kiri bertengger di kedua matanya. Mengenakan piyama bergambar baymax, tokoh kartun kesukaannya. Masih setengah sadar akibat semalam dia maraton menonton drama Sky Castle menyentuh sembilan episode kini dipaksa menghadap layar 14 inci di depan matanya. Pukul dua belas siang tepat, sang kakak laki-laki tiba-tiba menggedor pintu kamarnya secara brutal dan membuka pintu tersebut menggunakan kunci duplikat.
"Gila adik gue tembus universitas top di Korsel woii. Mantep dah sekarang impian lo ketemu oppa-oppa kesayangan bakal terwujud." Celetuk kakak laki-lakinya yang juga ikut menatap layar 14 inci tersebut sembari mengacak-acak rambut adiknya sedikit gemas.
Dear, Vanilla Dandelion Chicago
Selamat!
Berdasarkan hasil tes Anda di Sekolah Bisnis Universitas Nasional Seoul, Anda dinyatakan diterima pada program studi Administrasi Bisnis Jurusan Manajemen Bisnis. Kami sangat senang menginformasikan kabar menggembirakan ini. Kami percaya bahwa Anda bisa membangun dan mengharumkan universitas dengan baik. Kami infokan untuk segera melakukan pendaftaran ulang dan melengkapi berkas. Untuk lebih jelasnya ada pada bagian terlampir.
Kami tunggu di kampus tercinta!
"Bang Ver..tahu nggak, gue tuh awalnya mau ambil di Ewha aja."
"Lah ni bocah! Ya terus kenapa Seoul lo daftarin, Dandel!" kakaknya menjawab heran. Iya, heran dengan pikiran adik perempuannya itu.
"Nggak tahu. Tiba-tiba tiga bulan sebelum pendaftaran otak gue melipir Seoul. Gue mikirnya udah kuliah jauh ya kenapa nggak sekalian ambil kampus paling top di sana. Meskipun kudu begadang seharian buat ngerjain segala macem persyaratan administrasi dan tes. Tapi, serius gue nggak nyangka bakalan keterima." Kakak laki-lakinya kembali mengacak-acak rambut adiknya. Iya gemas lagi. Ia yang tadinya membungkuk kemudian duduk di kasur gadis itu. Pegal juga badannya beberapa menit harus dalam posisi seperti itu. "Emang dasar otak lo jenius dari sononya." Tanggapnya dengan bercanda yang berkedok fakta, sebenarnya. Bagaimana tidak disebut jenius kalau pendidikan sekolah menengah saja dapat ditempuh Vanilla dalam kurun waktu masing-masing dua tahun dan baru saja mendapatkan sarjananya.
"Jenius sama beruntung beda tipis lho, Bang Ver." Elak gadis itu sembari memakan camilan keripik kentang dari toples kaca.
"Terserah deh. Jadi gue bakal beneran pisah lagi nih sama lo? Gila! Baru juga gue balik dari Australia sekarang giliran lo yang cabut." Laki-laki itu merebahkan badannya di ranjang Vanilla.
"Halah dusta! Bilang aja nggak ada orang yang lo usilin di rumah kan? Cuih.." ledek Vanilla.
"Hehe..itu lo tahu!"
"-jadi, kapan berangkat ke sana?" lanjut laki-laki itu sambil memandang langit-langit kamar Vanilla.
"Kampus masuk kayaknya masih bulan depan. Gue masih punya waktu buat persiapan. Bang Ver, temenin gue beli perlengkapan ya?"
"Siap, Tuan Puteri!" Laki-laki itu bangkit dari ranjang lalu mengecup pipi adiknya secepat kilat, kemudian kabur dari kamar tersebut. Dalam durasi satu..dua..tiga..
"BANG VERNON IIIIIHHHHH!!" Teriak Vanilla sebal. Vernon yang sudah berada dalam kamarnya hanya tertawa puas berhasil menjahili adiknya lagi. Iya. Kamar laki-laki itu berada tepat di sebelah kamar Vanilla.
Vernoranian Agasthia Chicago. Laki-laki berusia 27 tahun. Enam tahun lebih tua dari Vanilla. Vernon panggilannya di rumah. Iya, di rumah. Kalau di luar rumah beda lagi. Vernon sudah menyelesaikan pendidikan Doktor di Australia enam bulan lalu dan sekarang bekerja di salah satu perusahaan real estate terkemuka di Jakarta. Ia awalnya sempat ragu melanjutkan pendidikan doktor, namun atas rekomendasi pimpinan perusahaan ditambah mendapatkan bantuan biaya pendidikan dari sana akhirnya ia menyetujui saran tersebut setelah berunding dengan keluarga di rumah. Orang tuanya awalnya senewen dan meminta supaya laki-laki itu melanjutkan perusahaan keluarga, tetapi usai Vernon menjelaskan dengan baik dan damai akhirnya kedua orang tuanya menyetujui.
KAMU SEDANG MEMBACA
HI HELLO, SEOUL!
FanfictionVanilla Dandelion Chicago. Dia selalu menganggap dirinya bukan gadis spesial apalagi terkenal. Hanya seorang mahasiswi yang sedang mengejar Master Administrasi Bisnis di Universitas Nasional Seoul dan merangkap sebagai seorang manajer dari sebuah gr...