Hari Minggu. Weekend yang akan berakhir sebelum manusia memulai aktivitas padat kembali di keesokan hari. Sekarang pukul tujuh malam. Vanilla dan Vernon masih berkeliling di dalam salah satu pusat perbelanjaan besar daerah Jakarta Pusat dengan sebuah keranjang troli besar yang ikut didorong, penuh dengan barang keperluan Vanilla yang akan dibawanya menuju Seoul. Sebenarnya dia juga tidak mau terlalu ribet dengan barang-barang bawaannya. Tapi jika sudah berhubungan dengan sifat Vernon, dia hanya bisa mengalah untuk kali ini. Vernon terus mengomelinya tentang kehidupan sebagai pelajar di negara orang. Tentang tidak semua barang yang kita mau ada di sana, barang yang menemani ketika sedang homesick, tingkah laku orang-orang pribumi, sosialisasi dengan masyarakat, bahkan hingga bagaimana adiknya itu harus benar-benar survive dan hidup mandiri. Maklum. Dia sudah melewati masa-masa itu makanya untuk melepaskan Vanilla yang akan mengarungi kerasnya hidup sebagai orang asing di negara orang, dia berubah menjadi agak seram.
"Bang, awas ya kalau sampai di Soetta ini beberapa ada yang disita!" protes Vanilla sembari melihat barang-barang kebutuhannya di keranjang troli mereka.
"Nggak bakal. Percaya deh sama gue." Ujar Vernon lalu mengambil dua snack berukuran besar dari tatanan rak supermarket.
"Heh! Snack lo udah banyak ini. Gantian sama gue lah!" Vanilla menepuk tangan Vernon gemas. "Heh, bocah! Abang lo ini butuh asupan banyak ya pas ngelanjutin kerja di rumah." Gadis itu hanya bisa memutar bola matanya jengah mendebat kakak laki-lakinya itu.
"Omong-omong ambilin itu dong, Bang! Tangan gue nggak sampe." Vanilla menunjuk snack potato chips berwadah kaleng panjang yang terletak di rak paling atas. "Lah, kentang di kamar lo dah abis apa?" tanya Vernon membuat Vanilla menyengir kuda. Laki-laki itu kemudian mengambilkan adiknya tiga kaleng lalu dimasukannya ke keranjang troli.
"Banyak amat tiga!"
"Buat stok lo biar nggak nyuri snack gue!"
"Sembarangan lo! Eh tapi bener juga sih, hehe.." Vernon mengacak-acak rambut adiknya.
"Bang, terima kasih ya udah ngasih hadiah album ke gue. Fullset loh serius gue nggak nyangka lo bakalan beliin gue begituan." Gadis berambut sebahu itu tersenyum ke kakaknya. Hatinya menghangat. Meskipun dia termasuk salah satu penggemar Kpop, keluarganya di rumah tidak pernah menentangnya selama Vanilla melakukan hal-hal yang positif. Salah satu buktinya adalah antara pendidikan dan hiburan tetap berjalan beriringan.
"Sama-sama, sayang.." Vernon menyeringai merangkul bahu adiknya yang malah justru membuat Vanilla bergidik. "Geli gue, Bang lo panggil kaya gitu.." Vanilla melepas paksa rangkulan tersebut kemudian berjalan mendahului Vernon. Mungkin jika para wanita yang dipanggil seperti itu mereka akan tersenyum malu-malu. Tapi tidak dengan perempuan seperti Vanilla. Dia sangat geli mendengar panggilan seperti itu. Padahal juga di drama korea yang ditontonnya, panggilan seperti itu sering didengarnya. Mungkin alasannya karena itu kakaknya makanya dia jadi bersikap demikian.
Kemarin saat Vanilla mengetahui barang kiriman dari kurir, gadis itu langsung berlari tergopoh-gopoh menghampiri Vernon. Tidak main-main dengan niatnya, dia benar-benar menggedor pintu kamar kakaknya kencang sampai membuat laki-laki itu benar-benar terbangun dari tidur 15 menitnya itu. Gadis itu meminta penjelasan dari sang pemesan barang langsung yang dijawab santai oleh kakaknya. Mendengar penjelasan dari kakaknya, Vanilla menubrukkan badannya ke Vernon membuat tubuh laki-laki itu hampir oleng. Selesai dengan pelukan singkat, jadilah dia unboxing barang tersebut di kamar kakaknya karena ia terlalu malas untuk balik ke kamarnya ditemani oleh Vernon yang lagi-lagi melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu dengan sebuah earphone terpasang di kedua telinganya jaga-jaga jika adiknya teriak heboh. Sebuah album Kpop fullset rilis terbaru dari artis yang baru melakukan comeback seminggu lalu adalah hadiah dari Vernon untuk Vanilla.
KAMU SEDANG MEMBACA
HI HELLO, SEOUL!
FanfictionVanilla Dandelion Chicago. Dia selalu menganggap dirinya bukan gadis spesial apalagi terkenal. Hanya seorang mahasiswi yang sedang mengejar Master Administrasi Bisnis di Universitas Nasional Seoul dan merangkap sebagai seorang manajer dari sebuah gr...