"Nee... Si kecil berambut orange dari Yukigaoka itu hebat juga ya. Kakinya cepat melangkah kemana arah bola terbang."
Manik mata (e/c) menatap temannya yang memulai pembicaraan. "Yah, padahal aku yakin itu bola yang gagal di toss."
"Kitaichi isinya orang-orang yang menakutkan ya."
Rambutnya yang berwarna hitam bergelombangnya yang panjang sepinggang dan mekar dibawah itu terlihat mengkilap diterpa cahaya lampu. Homura (Y/n), gadis berusia lima belas tahun yang akan segera menamatkan sekolah menengah pertamanya.
Gadis yang duduk disamping (y/n), berambut coklat pendek sebahu dan diikat twintail mengangguk membenarkan ucapan (y/n). "Kau benar, duh aku tidak mau satu sekolah nantinya dengan mereka. Mereka terlalu menakutkan, terutama setter bermata tajam itu."
"Akemi-chan, daripada memikirkan itu sebaiknya kau memikirkan ujian akhir nanti, lho. Kemarin nilai mu tidak lulus ada dua kan?"
"Ugh... (Y/n)-chan kalau sudah bicara benar-benar tajam, ya. Kau tahu kan aku tidak sepintarmu yang bahkan saat sedang makan pun, pelajaran tetap masuk diotakmu. Heran aku, kok bisa dapat teman se gila dirimu."
"Aku tidak gila–"
Priit. Bunyi peluit panjang penanda berakhirnya game play memutus ucapan gadis itu.
"Ah! Mereka sudah selesai rupanya. Pertandingan mereka bahkan tidak sampai tiga puluh menit, yah!"
Kaki jenjang berbalut kaus ketat berwarna putih sepaha. Rok seragam pendek lima belas senti diatas lutut dan almamater yang menutupi baju yang dipakai. Dasi pita kupu-kupu yang ada dikerahnya terlihat mencolok.
"Eh, (y/n)-chan? Kau tidak melihat pertandingan sekolah kita?"
Tangannya yang lentik melambai keudara, "tidak, Chidoriyama itu sekolah unggul, jadi pasti nanti pertandingannya lama dan membosankan. Perutku sudah lapar, Akemi-chan. Aku mau keluar membeli roti melon dulu."
"Jaa... Aku tunggu disini ya!"
(Y/n) mengangguk dan memasukkan kedua tangannya kedalam saku almamater sekolahnya. Kakinya terus melangkah sampai dititik kantin. Tangannya menekan acak tombol vending machine untuk memilih semua roti melon beraneka rasa yang dia rasa menarik. Tangannya juga menekan tombol vending machine berisi minuman.
Ocha, beraneka macam susu, dan cola. Tangannya mengangkat dan memasukkan semua makanan dan minuman itu dalam satu kantong plastik.
"Kau! Aku pasti akan mengalahkanmu dan berdiri dilapangan lebih lama!"
Suara teriakan membuat gerakan gadis itu berhenti. (Y/n) mempercepat memasukkan semuanya dan berjalan kearah suara tadi.
Disana, diatas tangga berdiri pemuda berambut orange dengan beberapa temannya yang mengenakan pakaian yang sama dengannya tengah berusaha mencegat perkelahian diantara pemuda itu dengan pemain Kitagawa Daichi.
(Y/n) menyaksikan dan menguping semuanya dari kejauhan tanpa berniat mendekat. Tangannya mengambil satu susu kotak rasa pisang dan menghisapnya secara perlahan. Percakapan orang-orang itu berakhir dengan perginya laki-laki bermata biru menakutkan dari KitaIchi.
Angin berhembus lembut dan membuat rambutnya bergerak pelan. Kakinya melangkah menuju arah lain dan tangannya membuang bungkus kotak sisa susu tadi kedalam tong sampah.
Tangannya mengetik cepat diatas keyboard digital ponsel layar sentuhnya. Tangannya mengetik nama didalam log panggilan.
"Moshi-moshi, (y/n)-chan. Kau ada dimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Haikyuu!! x Readers [Festival Of Heart]
Fanfiction"Hinata semangat! Kalau kau kalah nanti, kau harus mentraktirku yakiniku selama sebulan penuh! Yang lain juga gitu loh ya!" Keringat dan tubuh yang tadinya panas seketika menggigil kedinginan mengingat nafsu makan wakil manajer mereka yang baru saja...