"Hinata-san?"
"Ohayou, wakil manajer-san!"
Rambut hitamnya bergerak seiringan anggukan kepala. Manik matanya yang terlihat sayu menilik pemuda berambut jingga yang nangkring didepan rumahnya di jam enam pagi dimana matahari masih enggan menunjukkan sinar gagahnya.
"Anoo... Kenapa kau disini?"
Hinata Shouyo, pelaku yang membuat (y/n) mengernyitkan dahinya pagi ini hanya tersenyum lebar menampakkan barisan susunan rapi gigi putihnya.
Rasa kikuk dirasakan sang pemuda jingga. (Y/n) yang mengendus kegugupan Hinata hanya memintanya untuk masuk kedalam rumah. Tak baik membiarkan tamu berdiri diam didepan rumah.
"Duduklah dulu di sofa, apa kau sudah sarapan? Kau mau sekalian sarapan denganku?" tanya (y/n) beruntun.
Hinata kembali tersenyum lebar dan mengangguk, "um! Kalau kau izinkan. Lagipula aku belum sarapan."
(Y/n) mengangguk, kakinya kembali melangkah kedapur tempat dia tadi tengah berjuang membuat sarapan dan bento yang akan dia bawa nanti.
Teman barunya sering menceramahi nya yang belakangan ini lebih memilih memakan roti dan yakisoba ketimbang makan nasi. Tangan (y/n) memutar-mutar telur yang perlahan dia gulung rapi sebelum menempatkannya diatas piring datar untuk dipotong-potong dan beberapa karaage yang sudah hampir matang dikompor.
(Y/n) menyiapkan segelas susu coklat dan roti bakar dengan selai kacang coklat. (Y/n) membawa piring berisi roti bakar dan segelas susu keruang tamu untuk dimakan Hinata.
"Silahkan dimakan, aku keatas dulu untuk bersiap-siap."
Hinata mengangguk dengan mulut yang menggembung dipenuh roti. Tangan lainnya mengacungkan jari jempol dan mata coklatnya melirik (y/n) yang berjalan meninggalkannya menuju lantai atas.
Setengah jam Hinata duduk menunggu gadis bermata sayu itu turun. Roti bakar dan susu coklat yang tadi disajikan sudah lenyap menuju lambung Hinata. Matanya menatap perabotan-perabotan yang memenuhi ruangan tamu (y/n).
Aquarium kecil berisi dua ikan koi yang berenang-renang mengelilingi bunga plastik dan beberapa balon udara yang muncul dari alat didalamnya. Hinata mengetuk-ngetuk pelan kaca aquarium itu.
Langkah kaki berbalut kaus kaki berwarna putih dan tangan yang menyandang tas berwarna dongker juga sepatu biasa berwarna putih.
"Hinata," panggil gadis itu. "Kau sedang apa?"
Hinata kembali menatap (y/n) yang kini sudah berpenampilan rapi. Sangat berbeda dengan penampilannya yang tadi hanya menggunakan pakaian tidur dan rambut yang dicepol asal.
Tangan (y/n) meraih kotak bekalnya yang ditutupi menggunakan kain biru bermotif bunga daisy.
"Ayo!" ucap Hinata semangat.
(Y/n) menuruti dari belakang. Hinata duduk disadel sepedanya dan menepuk-nepuk sadel belakang. (Y/n) segera mendaratkan pantatnya disadel belakang dan sebelah tangan memegangi jaket Hinata.
Perjalan menuju Karasuno memakan waktu selama lima belas menit karena tidak terlalu jauh dari rumah (y/n). Keduanya sampai ketempat parkir sepeda. Keduanya berjalan bersama menuju loker diiringi senandung kecil dari mulut Hinata.
"Wakil manajer-san, nanti sore jangan lupa ke hall ya, kudengar dari Daichi-san ada pengumuman dari Takeda-sensei."
"(Y/n) saja, dan baiklah."
"Kalau begitu sampai jumpa nanti sore, (y/n)-san."
.
.
.Bel pulang sekolah berbunyi nyaring. Guru yang mengajar segera menutup sesi kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haikyuu!! x Readers [Festival Of Heart]
Fanfic"Hinata semangat! Kalau kau kalah nanti, kau harus mentraktirku yakiniku selama sebulan penuh! Yang lain juga gitu loh ya!" Keringat dan tubuh yang tadinya panas seketika menggigil kedinginan mengingat nafsu makan wakil manajer mereka yang baru saja...