Part 7

1.5K 201 32
                                    

Satu lagi untuk hari ini. Komen kalau suka, ya!

Ketakutan setengah mati, itu yang terjadi pada Type ketika harus melepaskan celana Tharn. Melihat kekasihnya telanjang adalah sesuatu yang belum pernah dibayangkannya, apalagi sampai melakukan adegan tidak senonoh. Walau usianya sudah legal, bukan berarti Type pernah melakukannya. Maka dari itu, kalau keadaan tidak sesuai dengan yang dia bayangkan, Type tidak tahu harus berbuat apa? Dia belum siap.

Namun, Type punya rencana. Kalau dia berhenti di sini, rencananya gagal. Satu-satunya cara adalah dengan meneruskan aksinya dan menanggung resiko ketakutan itu. Seperti kata penjualnya, obat itu hanya menunjukkan reaksi birahi fiktif. Dalam dua tiga jam, reaksinya akan hilang. Percaya dengan hal itu, Type melanjutkan dengan mencopot celana dalam Tharn.

Tidak terjadi apa-apa ketika Tharn sudah ditelanjanginya di atas kasur. Kekasihnya masih di posisi yang sama dan tidak memberikan respon pada apa yang dilakukan Type. Tidak mau memandangi tubuh telanjang Tharn terlalu lama, Type segera menyelimutinya. Dia langsung keluar kamar untuk melakukan rencana selanjutnya.

Dia kembali setelah beberapa saat berada di luar rumah. Tubuh setengah telanjangnya penuh dengan ruam merah dan bekas garukan kasar. Ketika pembantu-pembantunya memergokinya, dia hanya tersenyum seperti tak terjadi apa-apa. Pertanyaan dari mana dia? Ada apa dengan tubuhnya? Diabaikannya. Bahkan ketika seorang pembantu membawakan minyak gosok untuk mengobati lukanya, dia menolak dengan tegas.

Kembali ke kamar. Menelanjangi diri sendiri, kemudian tidur di sebelah Tharn. Membungkus tubuhnya dengan selimut sampai batas leher, tapi karena tidak mungkin Tharn melihat apa yang harusnya dilihat, dia menurunkan selimutnya sebatas dada.

Tharn di sisi kanan, dia di sisi kiri. Menepi. Jauh dari Tharn. Kalau bukan dalam misi mengerjai kekasihnya itu, keadaan sama-sama telanjang, dia akan meletakkan bantal dan gulingnya di tengah-tengah kasur. Namun, dia harus menahan diri kali ini. Tidak ada penghalang akan terlihat lebih alami. Type hanya berharap Tharn tidak bergerak mendekatinya atau dia akan ketakutan dan lari keluar kamar.

Menunggu pagi. Dia tidak bisa tidur. Sampai sinar matahari menerobos celah gorden kamarnya, kekasihnya terbangun dari tidurnya, Type mulai memejamkan mata, pura-pura tidur. Dari pergerakan yang didengar Type, Tharn tampak terkejut dengan keadaan. Melakukan gerakan tiba-tiba, meloncat dari ranjang. Dengan cepat memakai pakaiannya, kemudian keluar kamar tanpa mengeluarkan suara apa pun. Type keluar dari selimut setelah pintu kamar ditutup dari luar oleh Tharn. Segera pergi ke jendelanya. Mengintip dari celah gorden dan mendapati Tharn berlarian kecil menuju motornya. Mendorong motor itu keluar gerbang dan baru menyalakannya setelah berada di luar. Tharn mengendarai motor itu dengan kecepatan melebihi batas, kemudian segera hilang dari pandangn.

Type sendiri tidak yakin apa yang akan terjadi setelah ini. Dia berjudi dengan reaksi Tharn ketika bertemu lagi dengannya nanti. Apakah Tharn akan berubah baik padanya atau malah menghindarinya? Kalau dilihat dari perainganya, ajaran dari ibunya, Tharn adalah tipe anak yang mau bertanggung jawab. Tapi tidak ada yang tahu seumpama Tharn punya sisi lain. Membencinya, kemudian menjauhinya.

Untuk sementara Type menangguhkan kecemasannya soal reaksi Tharn. Dia butuh istirahat kali ini. Tidur yang benar-benar tidur.

***

Saat Tharn pulang dari rumah Type, ibunya menyapanya dengan lembut, senyumya lebih hangat dari biasanya. Namun, senyum dan tatapan itu ambigu. Tharn curiga sesuatu, tapi karena tidak menemukan alasannya, dia tidak membahasnya dulu.

Tharn mengantisipasi kalau ibunya membuat pertanyaan soal Type. Dia sudah menyiapkan jawaban yang tepat, tapi ibunya belum menyebutkan nama Type dari Tharn datang tadi sampai mau berangkat sekolah.

Fake Boyfriend, Real LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang