Part 9

1.5K 186 24
                                    

Keukeuh tidak ingin menginap di rumah Tharn, Type pun diantarkan pulang ke rumahnya. Masih terlihat baik-baik saja ketika Tharn berpamitan, tapi langsung mengeluh setelah Tharn pergi dari rumahnya.

Berkemah itu melelahkan. Meski dia tidak banyak melakukan aktifitas, masih berimbas juga padanya. Badannya sakit. Sekujur tubuh ngilu, seperti tulang-tulangnya dipukul-pukul sampai remuk. Bahkan untuk membawa tubuhnya sendiri ke kamar, Type merasa tidak sanggup. Dia langsung terjatuh di sofa, mengeluh pada seluruh pembantunya. Dan akhirnya mengandalkan bantuan pembantunya untuk pindah ke kamarnya.

Type berendam air hangat yang disiapkan pembantunya. Karena terlalu lelah, dia tertidur dalam bathtub cukup lama. Kalau salah satu pembantu tidak mengedor pintu kamar mandi, mencemaskan keadaannya, Type akan tertidur sampai pagi. Type keluar dari kamar mandi dengan enggan. Kakinya diseret paksa. Ketika akan merebah ke tempat tidur, dia minta bantuan dari pembantunya juga.

"Aku sakit, cepat panggil dokter!"

"Mau kupanggilkan Tharn supaya datang juga?"

"Jangan!" Type memekik. "Dia pasti lelah." Lagipula Type tidak mau Tharn melihatnya sakit setelah pulang kemah. Bisa-bisa Tharn menganggapnya lemah. "Panggil dokter, cepat. Aku tidak tahan sakitnya!"

"Baiklah!"

Pembantu keluar dari kamar tuan mudanya. Menelepon dokter keluarga dan memastikan dokter harus datang saat itu juga. Setelah itu, dia pergi ke dapur, mengambil makanan yang disiapkan koki keluarga untuk makan siang Type. Kemudian membawanya secepat mungkin ke kamar Type.

"Dalam keadaan seperti ini, aku tidak nabsu makan."

Tapi pembantunya memaksa. Dia bilang harus makan sedikit supaya tenaganya terisi. Nanti, sakitnya akan berkurang. Mau tidak mau Type menurut. Seperti anak manja, dia mengatakan tidak bertenaga bahkan untuk mengangkat tangannya, agar disuapi. Setelah menghabiskan setengah mangkuk bubur, dia tidak mau makan lagi. Tepat setelah pembantunya keluar kamar, pembantu lain masuk dengan dokter bersamanya.

Pemeriksaan berlangsung dengan cepat. Suhu normal meski muka memerah, itu hanya efek air panas saat mandi tadi. Mata masih jernih, tidak menandakan kurang tidur atau stres. Denyut jantung normal. Hanya tubuhnya saja yang sakit.

"Jadi, apa aku harus rawat inap di rumah sakit?"

Dokter tersenyum kecil. "Tidak perlu. Kau hanya butuh istirahat. Sakitnya sedikit demi sedikit akan mereda."

Dokter Mo, menggantikan ayahnya bertugas sebagai dokter pribadi keluarga besar Type. Kenal Type sejak Type kecil. Sedikit banyak dia tahu keadaan keluarga Type.

Sejak dulu Type masih saja tidak tahu bedanya satu penyakit dengan penyakit lainnya. Yang dia tahu namanya sakit, harus pergi ke rumah sakit. Namun, dokter keluarga maklum, Type tidak pernah keluar dari zona nyaman. Meski dia sering kelayapan sepanjang hari, sepanjang malam, selalu pulang ke rumah untuk tidur. Dan kali ini dia mengaku ikut kemah, benar-benar sesuatu yang membuat dokter terkejut.

"Khun Mo, kau akan berikan aku obat pereda rasa sakit?"

Dokter tersenyum lagi. "Obat tidur, mau? Itu akan membuatmu tidur lebih nyenyak. Saat kau bangun besok, keadaanmu akan lumayan membaik."

Dia janji menelepon Tharn malam ini, mana bisa minum obat tidur.

Malam pertama di kemah waktu itu, Type sudah setengah mati takut ditinggalkan di hutan gara-gara dia jujur soal jebak-menjebak itu. Untungnya ketakutannya tidak pernah jadi kenyataan. Meski begitu Type masih berfikir Tharn akan minta putus cepat atau lambat, dia jadi harus menyiapkan banyak cara agar Tharn tidak bisa memutuskannya.

Fake Boyfriend, Real LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang