Part 8

1.5K 199 34
                                    

Ini disebut balas dendam.

Ikut piknik saja sudah jadi kesalahan, apalagi perginya dengan Type dan ibunya, hancur sudah reputasi Tharn. Anak nakal itu benar-benar memanfaatkan kesempatan untuk memperkuat hubungan mereka. Tharn dengan susah payah menghindar agar tidak banyak orang tahu dia punya hubungan dengan Type, malah Type mengumbar hubungan mereka. Alhasil semua teman ibunya tahu kalau Type kekasihnya.

Tidak berhenti sampai situ, kadang Type menggandeng tangannya, merangkul pundaknya, merebahkah kepala di bahunya, sampai minta disuapi segala. Dan semua itu dilakukan ketika ada orang-orang di sekitar mereka. Puncaknya Type mengecup pipinya. Padahal Tharn sudah menghindar dan bersembunyi di balik pohon, tapi Type masih saja mengganggunya. Tharn mencengkeram rahang Type keras-keras dan baru dilepaskan ketika Type merintih kesakitan.

Kemarin malam minta maaf, dikiranya sudah menyesal, tapi nyatanya masih buat ulah seperti ini. Tharn curiga kalau permintaan maaf Type semalam cuma omong kosong belaka. Mau marah pada anak itu, takut di cap jelek oleh orang lain. Kalau tidak marah, Type makin semena-mena.

"Tharn, nanti aku ikut ke rumah Sun, ya?"

Barusan Sun telepon, minta Tharn datang ke rumahnya. Kebetulan mereka baru pulang piknik. Type dan ibunya masih ada di sekitar Tharn ketika telepon itu diterimanya. Type memanfaatkan keberadaan ibunya Tharn agar diperbolehkan ikut dengan.

"Hm."

Type senang bukan main Tharn mengiyakannya.

Sorenya Type sudah benar-benar siap. Kali ini tidak lupa memakai jaket supaya tidak kedinginan saat di jalan. Berpamitan dengan ibunya Tharn, kemudian standby di depan pintu. Tharn saja baru turun dari lantai atas ketika Type melakukan itu. Sengaja berlama-lama supaya Type bosan menunggunya. Sayang Type adalah tipe anak yang kalau sudah senang, menunggu sekian lama pun tidak akan merasa bosan. Meski Tharn mengabaikannya, Type masih tetap tersenyum riang di depan pintu.

Tharn yang akhirnya menyerah.

Type dibonceng Tharn melewati rute jalan menuju rumah Sun. Belum sampai rumah yang dituju, Tharn menghentikan laju motornya. Menyuruh Type turun. Type terlihat kebingungan, tapi Tharn tidak peduli. Dia menarik dompet dari sakunya, mengambil uang dan memberikannya pada Type.

"KIta harus beli sesuatu untuk Sun?"

Tharn dengan santai menyelipkan dompetnya kembali ke saku. "Ongkos naik taksi."

"Kita naik taksi ke rumah Sun?"

"Kau naik taksi. Pulang ke rumahmu sendiri!" Tharn menyalakan mesin motornya. Sebelum mengegasnya, Type menariknya, melontarkan protes keras. "Sun akan membicarakan hal penting denganku. Kehadiranmu tidak dibutuhkan di sana."

"Kenapa tidak? Aku bisa membantu."

"Membantu apa? Kau mengacaukan hidupku, kau masih mau mengacaukan hidup orang lain lagi?"

Type tidak terima dikatakan begitu. Dia tidak bermaksud mengacaukan hidup Tharn. Dia cuma ingin disukai Tharn. "Aku tidak mengacaukan hidupmu!" sangkalnya.

"Kalau begitu menjauh dariku!"

"Tharn ..." Type protes lagi. "Kita sudah pacaran!"

"Kau yang selalu bilang begitu, bukan aku!" Type memegangi stang motornya ketika dia bersiap pergi. Tharn terpaksa menampar tangan Type, baru setelah itu stang motor dilepaskan. Tidak berhenti sampai situ, Type menarik jaketnya kuat-kuat. "Lepaskan!"

"Kau sudah setuju kita pacaran. Sekarang kau tak mengakuinya!"

"Lepaskan!"

"Tidak mau. Kau tidak mengakuiku, aku tidak akan melepaskanmu!"

Fake Boyfriend, Real LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang