chapter 14

333 28 1
                                    

"Sial" ucap jihyo mengakhiri.
.
.
.
Thanks for your vote!♡
.
.
.
.
Happy reading!
.
.
.

Praakkk!!

Jennie bisa mendengar suara itu jelas ditelinganya tetapi mata nya masih tertutup rapat,enggan untuk membukanya karena bosan melihat kegelapan didepannya. Tetapi tiba tiba ia dapat merasakan sesuatu baru saja menggores beberapa kulitnya dengan sempurna sehingga ia sedikit meringis dan terpaksa membuka matanya. Saat membuka mata ia terkejut dan langsung mengarah ke sumber cahaya yaitu kaca jendela yang baru saja pecah.

Ia mematung melihat kaca kaca yang berserakan didekat nya,ia baru mengetahui disana ada kaca jendela karena sejauh ini saat pintu ruangan itu terbuka cahaya memperlihatkan ruangan ini tak terdapat jendela. Ia dibuat terkejut lagi dengan penampakan seseorang yang berada di jendela itu yang melihat ke arahnya,ia tak bisa melihat jelas siapa orang nya,ia kemudian menyipitkan matanya tetapi seseorang itu dengan cepat pergi dari jendela itu. Jennie hanya bisa menangkap beberapa bayangan dari seseorang itu karena seseorang itu memakai jaket dan juga topi yang menutupi wajahnya.

Jennie hanya menghembuskan napas panjang dan kembali menatapi nasibnya yang masih sama saja terikat dalam ruangan sial itu.

Baru saja jennie ingin memejamkan matanya ia kembali dikagetkan suara detuman yang tak jauh dari sana.

"Yaa ada apa hari ini tidak bisa apa membiarkan aku tertidur tenang" gerutu jennie. Ia kembali melihat ke arah pecahan pecahan kaca didekatnya.

"Andai tangan ku tak terikat,aku akan mengores tanganku dengan pecahan itu" lanjutnya. Kemudian menyadarkan kepalanya pada kayu yang menjulang ke atas sebagai sandaran. Pikirannya kembali normal,memikirkan teman temannya yang mengkhawatirkan keberadaannya juga agensi apalagi blink. Bahkan yang menambah kepusingannya adalah anak dalam kandungannya. Ia berpikir keras untuk itu,bagaimana dia bisa tampil dipanggung dalam keadaan mengandung seperti ini,jangankan di panggung saat ini saja dia tidak bisa berpikir bagaimana keluar dari ruangan itu.

Ia menghela napasnya sembari melihat lihat seisi ruangan itu berharap ada yang bisa membantunya keluar. Ia menunduk lemas setelah sadar bahwa benda benda disana tak dapat membamtunya. Andai saja mereka bisa bergerak mungkin dia bisa bebas.

Ting!
Suara itu memecah lamuan jennie,ia dapat melihat jelas benda yang berisikan layar didekatnya.

MY HEART
Aku baru saja selesai latihan,nanti kita bertemu,bagaimana? Jangan lupa! Aku tidak akan telat hari ini ^_

Dengan cepat jennie melayangkan kaki pnjangnya untuk mengambil benda segi empat itu secara perlahan agar krystal dan laiinnya tidak mendengar pergerakannya. Sialnya semakin ditarik semakin menjauh pula ponsel milik krsytal itu. Jennie berdecak kesal,kesempatan ini ga boleh lepas darinya,ia kemudian menggigit bibir bawah nya berusaha mencari ide untuk mengambil ponsel krsytal.

Dengan penuh harap ia mencoba mengulang kembali merenggangkan kaki panjangnya kemudian menakup benda itu dengan punggung kakinya,ia menyeret perlahan sembari berdoa agar pergerakan ponsel itu tak beregeser ke arah lain. Dengan penuh tenaga berserta komat kamit yang menyertai benda itu kini berada tepat disamping pinggul penyanyi rapper itu. Ia memaksa jemari jemari miliknya menyntuh layar ponsel itu,memang tak semudah dibayangkan tetapi memang sudah sifat jennie yng keras kepala membuatnya selalu memaksa untuk berlawanan dengan keadaan. Ia tau tangannya terluka banyak lalu entah ide dari mana muncul begitu saja,ia ingat kejadian beberapa menit yang lalu. Pecahan kaca jendela masih setia terbaur disamping tempat duduk jennie.

Bahkan sang putri tak memasuki kamar itu lagi sejak kemarin sore siapa lagi kalau bukan krystal. Kesempatan emas itu membuat jennie harus secepat mungkin mengabari teman temannya itu. Tangannya mulai mengambil beberapa pecahan kaca didekatnya. "Aw!" Desah nya,lalu memejamkan matanya dan menutup mulutnya rapat rapat jika sampai orang luar tau ia akan kehilangan kesempatan ini.

Jennie dengan cepat menggesek pecahan kaca itu pada tali yng mengikat tangannya. Ia tak akan menggunakan ide ini untuk melepas tali di badannya karena untuk jaga jaga jika seandainya krystal memasuki ruangan itu. "Sling" jennie menggigit bibirnya,ia merasakan aliran darah mulai bercucuran ditangan miliknya,rasanya ingin pasrah saja saat ini,tapi dengan segenap kebranian walau air matanya mengalir mendapati tangan bersimbah darah akibat kulitnya yang tak sengaja bergesekan dengan pecahan kaca,ia mulai meraih ponsel krystal.

Jennie bisa merasakan dirinya gemetar tak karoan,keringat dinginnya mulai bercucuran,tangannya mulai memencet beberapa tombol dan mulai menghubungi nomor yang ia inginkan. Ia berharap temannya bisa mengatur suara mereka karena posisinya saat ini sangatlah berbahaya.
.
.
.
Disisi lain,jisoo sempat mendapat telepon dari salah satu dokter yang pernah ia temui saat mencari jennie di rumah sakit. Ia berjanji bertemu di taman rumah sakit itu. Jisoo sempat berpikir tentang alasannya tetapi ia tak mau ambil pusing karena kondisi nya memang kurang stabil karena tak mendapat kabar dari jennie.

"maaf,jika anda menunggu lama" suara itu mengejutkan jisoo namun ia langsung menggeleng lalu tersenyum. Jisoo hanya sekilas melihat dokter itu memperbaiki jas putihnya yang menutupi pakaian berwana hitam sebagai dalamannya.

"Apa yng ingin kau bicarakan?" Jisoo memang tipe orang yang langsung to the point,menurutnya ia tak bisa basa basi kalau situasi seperti ini.

"A-ah iya akan ku beri tau.. jadi.." min yoon gi menjelaskan beberapa kata kata dengan simple dan langsung ke intinya,ia yakin ia sudah berbicara dengan wanita yang benar.

Setelah penjelasan yang detail min yoon gi berharap jisoo mempercayainya dan bekerja sama untuknya tetapi tidak semudah itu. "Percuma jika tidak ada bukti yang kuat,aku tidak akan mudah percaya dengan siapa pun,karena sahabatku dalam masalah dan aku tidak akan merumitkan dengan cara menambah masalah" spontan membuat min yoon gi terdiam dan tak menjawab sepatah kata pun.

"Jika sudah selesai aku akan pergi karena ada keperluan mendadak,gamsahamnida" kata jisoo sembari membungkuk kan badannya perlahan sebagai tanda kesopanan untuk pamit dari min yoon gi.

"A-ani percayalah padaku,aku bisa membantumu,aku akan memberikan bukti buktinya tetapi aku tak bisa memberikannya sekarang" kata min yoon gi berharap wanita didepannya menghentikan jalannya meninggalkan dirinya. Jisoo hanya menoleh sekilas lalu berjalan meninggalkan dokter itu yang masih terpatung didepannya. Bukan ia berniat jahat,tetapi yang ia pikirkan sekarang ialah hanya tak menambah masalah lagi.

Sedangkan min yoongi menatap lamat lamat punggung wanita bernama jisoo itu pergi menjauh dari dirinya,ia melepas jas putih yang membuat nya seakan sesak,kalau bukan karena masa lalunya ia tak akan menyamar menjadi dokter di rumah sakit ini.

"Aku akan membuatmu percaya jisoo,aku akan menunggu kau kembali dan meminta pertolonganku" monolognya,dan terlihat wanita itu sudah hilang dipandangannya kemudian ia memutuskan untuk pergi ke ruang mayat.
.
.
.
.

so,makasi yang udah semangatin muehehe,maap banget updet lama yolohh autor juga mau updet cepet trus selse cepet2 tapi taulah yaa sibuk banget:) semoga abis selse author bisa buat cerita baru dan updetnya cepet wkwk.

Maap yaa author kek doi wkwk suka gantungin :)

Oke skip aja ya,tunggu next chapter nya yaww, tinggalin komen huhu^^
Ingat cerita ini hanya hayalan semata,hayalan author:^ jika ada yang merasa baper dengan cerita ini moon maap author ndak mau tanggung jawab:"
Dan jangan lupa follow akun hayalan ini yang tak bermanfaat semoga kalian terhibur.

Aku dita Imnida
Halu is my life
Eat is my hobby
Reading novel is my habit
Seventeen is my husband:^ *hayalan*
Exo is my boyfriends:) skip~
And you (read,vote,coment and follow account) is my love

Wkwkw

Gamshamnida
Arigato gosaimashhhhhhhhh
Gomawo
Tengkyu
Terima kasih
Salangheo ^_^
Bai bai ^^

Fake wedding JJ Or Happy wedding JJ?[jennie  X Jongin (kim)]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang