Kiddos

82 17 11
                                    

Seperti pagi pada umumnya yang sering gue alami selama berumah tangga serta memiliki anak dari seorang lelaki bernama Hwang Hyunjin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seperti pagi pada umumnya yang sering gue alami selama berumah tangga serta memiliki anak dari seorang lelaki bernama Hwang Hyunjin. Nggak pernah satu pagi pun terlewati geraman yang gue keluarkan akibat ulah bapak beranak 4 yang ada di samping gue saat ini.

Ya gimana gue nggak keluarin geraman, tiap pagi ada aja tingkah dia yang ngebikin gue geram. Walau kita nggak berada di rumah, kebiasaannya tetap dia lakuin.

Kebiasaan yang gue maksud disini itu adalah tingkahnya yang suka tiba-tiba gigit lengan atas gue. Dia beralasan, kalau kejahilannya itu menjadi hukuman buat gue karena gue suka lewatin morning kiss buat dia.

Beruntungnya, geraman serta jeritan gue itu nggak pernah terdengar sampai keluar kamar yang ada di rumah kita. Tapi.. gue nggak tahu, kamar villa yang kita tempatin saat ini itu kedap atau enggak.. Semoga aja kedap ya..

Balik lagi ke kondisi kita saat ini.

Raut muka gue kian mendatar disaat liatin dia yang masih asik sendiri sama gigitannya di lengan gue. Rasanya mau gue pukul kepalanya, tapi gue inget kalau dia tuh suami gue sendiri, bisa-bisa nanti gue di cap istri durhaka.

Ya kali anjir di cap durhaka cuma karena gitu doang..

Akhirnya gue cuma bisa liatin dia gituin gue sampai dia ngerasa puas sendiri.

Endingnya, tebakan gue ini emang bener. Nggak lama kemudian lengan gue udah dia lepas, dan kini berganti tubuhnya yang tiba-tiba merapat ke gue, dia kayaknya mau ngedusel.

Nggak heran akan tingkahnya ini, kepalanya pun gue usap.

“lagi mau apa, hm?” pancing gue, sengaja.

Kepalanya langsung geleng, “nggak ada, cuma mau ngedusel aja. Kangen bau kamu..”

Gue ketawa doang saat dengar ucapannya itu.

“hari ini nggak ada urusan kerjaan kan?” tanya gue, dan dia angguki.

“udah free. Urusan kerjaan kan udah diurus kemarin, soal laporan udah diambil alih sekretarisku. Jadi hari ini kita bisa liburan bareng anak-anak.”

“Lutfhi masih di Bali nggak?”

Kepalanya langsung ngegeleng.

“siang nanti dia balik ke Jakarta. Kenapa emang?”

“nanya aja. Niatnya tadi mau ajak dia juga semisal dia masih disini..”

Sepersekian detik, raut wajahnya mendatar. Seakan nggak suka kalau gue bahas pria lain di depannya. Apalagi oknum yang gue bahas ini pernah bikin dia cemburu dan nggak suka.

“tujuan dia kesini itu bukan buat liburan, sayang. Dia kerja. Inget itu!”

Mendapat pengingat itu pun membuat bibir gue mulai ngerucut nggak suka.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 10 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐒𝐄𝐑𝐄𝐍𝐈𝐓𝐘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang