Evelyn sedang melayani pelanggan bersama dengan Daniel. Evelyn seperti biasa bagian kasir dan daniel membantu di dapur. Kebetulan saat itu sudah masuk jam makan siang. Pelanggan yang datang seperti biasa banyak sekali di jam itu sampai- sampai Evelyn dan Daniel turun tangan. Sedangkan Aiden sekarang sedang bersama dengan Alex, mereka sedang bermain permainan di tablet milik Alex.
Tiba-tiba ponsel di saku Alex berbunyi. Seorang teman menghubunginya untuk bertemu.
"Tunggu yah, Aiden. Lanjutkan permainanya, tunggu disini, Paman Alex segera kembali."
"Baik, Paman Alex." Jawab Aiden kembali memusatkan perhatianya ke permainan di tablet itu.
"Anak baik." Alex mengusap puncak kepala Aiden lalu menghampiri Evelyn.
"Hei, aku tau kau sedang sibuk Eve, tapi aku ingin izin untuk menemui teman kampus ku."
"Sebentar," Evelyn meminta bantuan anak buah nya untuk meng-handle kasir sebentar. "Baik, tunggu disini sebentar akan ku panggil dulu Daniel kalau begitu."
"Tidak usah, tidak apa- apa kalian sedang sangat sibuk. Apalagi di dapur. Aku akan memberi tahu nya saat aku sampai nanti." Ucap Alex.
"Baik kalau begitu, aku akan mengantarmu keluar." Mereka menghampiri meja Aiden.
"Hi, Aiden. Maaf, Paman Alex ada urusan dan harus segera berangkat. Paman Alex berjanji akan menemui Aiden lagi nanti, dan melatihmu basket."
Dilihat ekspresi Aiden mulai terlihat sedih.
Alex yang tinggi mencoba menunduk, menyamakan posisi nya dengan Aiden yang sedang duduk. "Hey, jangan bersedih.. Paman Alex berjanji."
"Janji?" Aiden mencoba kembali memastikan. Disambut anggukan sungguh- sungguh dari Alex.
"Ayo sayang, kita antarkan Paman Alex kedepan." Ajak Evelyn.
Setelah mereka didepan kedai, Aiden berterima kasih kepada Alex sesuai dengan apa yang telah diajarkan ibu nya, selalu berterimakasih setiap kali ada yang telah berbaik hati membantu.
"Terima kasih banyak hari ini," Evelyn memberikan pelukan hangat kepada Alex yang dibalas pelukan dari Alex. Evelyn melepas pelukan itu. Disusul pelukan Aiden di kaki nya membuat decak tawa. "Senang sekali berkenalan denganmu. Senang sekali melihat Daniel senang seperti hari ini. Kau harus tau, Daniel sangat bersemangat saat akan bertemu dengan kau tadi malam."
"Benarkah?" Tanya nya terlihat tidak percaya. Evelyn hanya mengangguk menahan senyum.
"Yasudah lebih baik kau berangkat sekarang atau teman mu menanti mu terlalu lama."
Alex menggaruk tengkuk leher nya. "Umm, okay? Kalau begitu aku pamit."
"Hati-hati."
"See you, Paman Alex!" Aiden melambaikan tangan.
"See you Pahlawan kecil!" Mobil Alex pun melaju.
—•—
Malam telah tiba, satu jam lagi kedai akan tutup. Masih ada beberapa pelanggan yang masih menghabiskan waktu mereka sambil menyantap makanan mereka. Daniel sedang bermain trik sulap dengan Aiden, aku sedang membuat laporan keuangan gerai. Daniel berdiri dari tempat duduknya lalu menjawab telepon. Aiden menghampiriku dan mencari celah untuk bisa duduk dipangkuanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
One love for the last
RomanceXavier Guido adalah seorang pengusaha muda terkenal di Italia. Salah satu pewaris kekayaan dari keluarga Guido dan penerus perusahaan besar Guido Company sebagai CEO. Setelah ia meninggalkan Amerika enam tahun yang lalu, kini ia kembali untuk menem...