ichi

766 61 6
                                    

Semester dua Karasuno dimulai.

Hari ini adalah hari pertamanya bersekolah di Karasuno.
Setelah kepindahannya dari Tokyo.
Kota elit di Jepang yang menjadi salah satu ciri khas tersendiri.
Hari pertama yang menentukan kesan apa yang akan ia dapat dari temannya.
Hari pertama yang menentukan apakah dia diterima disisi mereka atau malah terbuang.

"Yuki Kimiko desu"
Sepatah kata pertamanya di kelas.
Dia berada di kelas 1F,
Kelas yang mungkin tidak terlalu dipandang oleh sekolah.
Yuki berusaha membuat kesan pertama  di sekolah barunya tidak berkesan buruk.
Berharap agar tidak terjadi sesuatu yang menyangkut dirinya.

"Kimiko-San silakan duduk di kursi kosong bagian tengah itu"
Ujar wali kelas mereka.
Dengan sigap dan tidak ingin terlihat terlalu mencolok, dia pun segera berjalan ke arah kursinya.

Yuki kimiko berjalan lurus menuju kursi nya, hingga tiba tiba sebuah kaki milik seseorang menyandung nya.

"Ah.. Yuki Kimiko terjatuh!!"
Ujar salah seorang lelaki yang duduk dipojok kelas.
Seisi kelas pun menjadi ramai.
Kesan pertama yang ia harapkan hancur begitu saja.
Tangan milik seseorang yang menyandung nya tadi langsung mengulurkan tangan nya.
Memberinya bantuan.

"Ah.. Maaf, aku melamun lagi. "
Ujar nya.
Lelaki berambut hitam dengan wajah yang agak menyeramkan mengulurkan tanganya.
Kageyama Tobio.
Kaki nya tidak sengaja menyilang kesebelah hingga membuat Kimiko tersandung.
Dia memikirkan sesuatu yang membuat pikirannya tidak hadir di kelas.
.
.
.
.
Bel istirahat makan siang berdering.

Seisi kelas satu persatu meninggalkan kelas sambil membawa bekal makan siang mereka.
Keberadaan Kimiko seakan tidak pernah dianggap.
Itulah keputusan yang saat ini ia inginkan.
Pilihan kesan pertamanya di sekolah hanya ada dua.
Bersikap layaknya murid biasa atau bersikap layaknya dia tidak pernah hadir diantara mereka.

Dia hanya berkeliling koridor sekolah sambil mengingat semua letak lokasi lokasi penting disana.
Kimiko tidak membawa bekal makan siang nya.
Di hari pertama nya ini, ia harus menanggung rasa lapar hingga ia pulang kerumah.

Yuki Kimiko.
Saat ini hanya ayahnya lah yang ia punya, satu satu nya alasanya tetap hidup meski pahit rasanya.
Yuki Kimiko Bekerja paruh waktu di berbagai toko demi mencukupi kehidupan nya.
Ayahnya terkena syndrom bola voli.
Akal sehat nya mulai tidak bisa terkendali ketika ia mendengar kata voli.
Entah apa yang membuat nya seperti itu, yuki Kimiko tidak tega bertanya pada ayahnya.
Pihak rumah sakit saat ini hanya memberikan resep obat yang harus ia berikan saat Ayah nya kambuh.
Pekerjaan?
Saat ini tidak ada yang mau menerima nya bekerja di tempat mereka.
Ayahnya hanya disebut sebagai alat pengganggu gila yang terkena syndrom.
Ya, itulah ayahnya.

Sebenarnya, Kimiko sudah pindah dari Tokyo beberapa bulan yang lalu.
Ia tak sanggup menghidupi keluarga kecil nya di sana.
Ayahnya dipecat,krisis keuangan mereka terlihat.
Kimiko seorang pekerja keras,
Ia membenci ayahnya tapi tetap ingin  ayahnya berada disampingnya.

Saat ia berjalan melewati koridor gym , ia melihat sesuatu tertinggal di lintasan lari.
Ia mendekat.
Mencoba meraih nya.
Sebuah jaket hitam bertuliskan "Karasuno" Ada di hadapannya.
Ia mengambil nya, jaket ini tidak lain adalah jaket klub voli Karasuno,
Ia pernah melihat nya di TV saat Karasuno mengalami kekalahan melawan Aoba Johsai.

Voli.

Air mata nya tanpa ia sadari telah mengalir dari mata nya yang sipit itu.
Ia meremas jaket itu, teringat akan ayah nya yang terkena syndrom.
Entah apa yang saat ini membuat nya menangis, rasanya ia tidak ingin melepaskan jaket yang ia genggam.

Tanpa ia sadari, lelaki tinggi berambut abu abu mengamati nya.
Dan berjalan medekati cewek tersebut.

Sugawara Koushi.
Jaket yang Kimiko genggam adalah miliknya.
Lelaki dengan senyum manis, dan tinggi sekitar 174,3cm itu, berjalan medekati Kimiko.

"Maaf, "
Ujar Sugawara dengan suara lembut dan senyum manis dibibirnya.
Niat nya hanya ingin mengambil jaket nya yang terjatuh di lintasan lari menuju Gym.

Cewek berambut panjang terurai itu membalikkan badannya dan mendapati seorang lelaki tinggi berada di hadapannya sekarang.
Tangannya masih menggenggam jaket milik Sugawara.
Kepalanya ia tundukkan kebawah,
Wajah nya memerah.
Segera ia mengulurkan tangannya, mengembalikan jaket itu kepada pemiliknya.
Ia mencoba menutupi wajah merah dan sembab nya itu,
Sugawara mengangkat tangannya pelan dan menaruh nya di bahu Kimiko.

"Suga-san... Siapa dia? Ah.. Suga-san diam diam sudah memiliki pacar.. Kapan kau akan mengenalkannya pada kami?"

Tanaka Ryunosuke.
Lelaki dengan tinggi 177,2 cm itu datang mendekati mereka berdua sambil berteriak.

Seketika, gadis itu mengusap air matanya dan berlari meninggalkan mereka berdua.

To be continued

❤VOTE and COMMENT for Us❤

NO ONE CARES | SUGAWARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang