ni

279 41 13
                                    


-Sugawara pov-

~ Istirahat makan siang

"Nee, Daichi,sepertinya, pertandingan selanjutnya akan menjadi pertandingan terakhir kita di Karasuno. Apa yang akan kau---"

"Sugawara senpai"
Hinata datang secara tiba-tiba ke kelas ku.
Memotong pembicaraan ku dengan Daichi.
Aku sudah memberinya saran bersama Kageyama,tentang jurus andalan baru nya itu.
Aku memang belum bisa memastikan apa yang terbaik untuk mereka, tapi..

"Sugawara senpai.. Aku dan Kageyama akan berlatih bersama sekarang. Tanaka-san bilang, kamu lah yang terakhir membawa kunci gymnasium"

Ah.. Aku tidak perlu khawatir, semangat mereka melebihi ku.
Semoga saran ku tersampaikan hingga kelubuk hati mereka.
Aku mulai merogoh saku ku, mengambil kunci gymnasium yang kubawa.

Hah?

Tidak ada.

"Sepertinya.. Aku menyimpannya di kantong jaket ku.. Sebentar"

Ucap ku seakan menenangkan gagak muda yang terbakar ini.
Saat ku mencoba mengambil jaket yang biasanya kutaruh di gantungan kelas,

Tidak ada.

Aku mulai linglung mencari jaket ku.
Dimana?

"Suga, mungkin kau menjatuhkan nya disuatu tempat, bukankah pagi tadi selepas latihan tambahan kau berlari mengejar Asahi yang mulai mengintimidasi mu dengan kata kata putus asa nya?"

"Kalau begitu, aku akan mencarinya terlebih dahulu. Maaf Daichi kita lanjutkan pembicaraan nya nanti.
Hinata, tunggu aku di depan ruang gymnasium ya"
Kataku sambil menunjukan senyumku.

Sial. Dimana jaket ku.
Aku tidak menyadari nya sejak tadi pagi.

Aku pun mulai berjalan menyusuri koridor yang biasanya ku lalui dari gymnasium menuju kelas.

Aku benar benar harus segera menemukannya, aku tidak ingin membuat Hinata dan Kageyama menung---

Seketika aku terhenti di koridor depan gym.

Cantik.

Aku melihat gadis yang umur nya kira kira lebih muda dua tahun dengan ku.

Aku menatapnya dari kejauhan sambil mendekat perlahan.

Ku perhatikan dirinya dari atas rambut nya yang tergurai bebas, hingga tangannya.

Kulihat tangannya sedang menggenggam sesuatu, aku tidak dapat melihat nya lebih jelas, karena kepalanya menunduk dan padangan nya tidak berada di depan ku.

Ku coba mendekat kearah nya lagi.
Benar, itu jaket ku.
Apa yang ia lakukan dengan jaket ku?
Mengapa ia terlihat tak kuat berdiri disana?
Mengapa dia..

Ah.. Disaat seperti ini apa yang harus kulakukan.
Disituasi dimana ia sedang merasa sedih,
Dan disisi lain seseorang menunggu kunci yang kubawa?

Haruskah aku..

"Maaf,. "

Akhirnya,
Ucap ku tersenyum.

Gadis itu membalikkan badannya perlahan,
Kulihat wajah menunduknya yang sama sekali tidak bisa ku artikan.
Wajah nya memerah ketika ia mulai menengadahkan pandangannya dari bawah ke atas, menatap ku.
Lalu menunduk lagi.
Kulihat air matanya terjatuh dari pipi selembut kapas nya itu.
Ia mulai mengulurkan tangannya, mengembalikan jaket yang ia genggam itu.
Tangannya seakan meremas kuat apa yang ia pegang.
Gemetar.

Apa?
Apa yang membuat nya menangis sambil meremas jaket ku?
Apa dia salah satu calon anggota klub voli wanita yang tidak terseleksi?

Aku mendekatkan diriku kearahnya.
Mencoba meraih jaket yang sedang ia kembalikan padaku.
Meskipun begitu, ia tetap meremasnya.

Ku coba menaruh telapak tangan kanan ku di pundaknya.

"A-anu"
.
.

"Suga-san... Siapa dia? Ah.. Suga-san diam diam sudah memiliki pacar.. Kapan kau akan mengenalkannya pada kami?"

Tanaka tiba tiba datang dari arah yang tidak ku duga..
Gadis itu langsung menyeka air mata nya yang masih menghiasi pipinya.
Lalu berlari ke arah lorong kelas 1.

Aku bahkan belum mengatakan sepatah kata pun pada Tanaka.
Tapi sudah terdengar suara tubrukan dari arah nya.
Secara tidak sengaja dia bertabrakan dengan Hinata yang kebetulan mereka berdua sama sama lari.

"Ah kamu gadis yang disandung si Bakageyama!"
Ujar Hinata sambil mengulurkan tangannya.

Hinata baka!!

Gadis itu tidak menerima uluran tangan dari Hinata.
Tapi bergegas lari menghindar dari kami.

Gadis itu benar benar membuatku penasaran.

"Sugawara senpai.. Maafkan aku, tadi aku menghabiskan bekal ku terlebih dahulu lalu berlari menyusul Kageyama. Tapi, aku telah membuat nya marah.. Sehingga dia tidak mau menemaniku berlatih siang ini."
Ujar Hinata sambil menepuk kepala bagian belakang nya..
Dia mendekat ke arah ku dan Tanaka.

"Neee... Suga-san, kau belum menjawab pertanyaan ku.. Siapa dia?"

"Ahh.. Dia ya.. Mm.. Aku juga penasaran dengannya, aku bertemu dengannya disini dan.. Sudahlah lupakan!"
Ucap ku sambil menepuk kepala Tanaka.

Semoga Suatu saat aku bisa bertanya pada nya tentang hal ini.

Aku,,
Benar benar ingin memiliki adik perempuan sepertinya.
Dari dulu aku menantikan kehadiran seorang adik disisiku.
Rasanya terdengar menyenangkan jika bisa mendengar keluh kesah nya.

Tapi,
Setiap aku berkata "adik" Di rumah,
Seakan tiba tiba rumah ku dihadiri oleh monster mengerikan yang siap menyayatku dengan pisau lancip nya.
Sungguh meresahkan.
Jika aku tidak segera mengucapkan kata maaf ku sambil berlutut, monster itu akan menendang kaki ku hingga terjatuh.

Yaa..
Ingin kubunuh rasanya monster itu.

"Ah.. Sugawara senpai.. Apa yang kau lamunkan?"

Hinata dan Tanaka membuyarkan lamunanku.

"Ah maaf"

"Monster"

Tanaka dan Hinata dengan cepat nya menamparku dari arah yang berbeda.
Secara tidak sengaja aku bergumam sendiri sambil menunjukkan senyum sinis ku.
Dan mereka mendengar nya.

To be continued
❤ VOTE, COMMENT FOR US ❤

NO ONE CARES | SUGAWARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang