"Hinata, cobalah mengangkat tangan kanan mu sedikit lebih tinggi dari yang tadi barusan kau lakukan!"
Ujar Sugawara sambil memberikan toss nya pada Hinata.Mereka berdua sudah saling bersepakat untuk latihan bersama saat istirahat makan siang tiba.
Dirinya berbohong pada Yuki yang mengatakan bahwa siang ini akan ada makan bersama dari Takeda sensei. Yang mana sebenarnya, makan bersama nya akan dilaksanakan sore nanti selepas latihan klub.
"Maaf Sugawara senpai, perutku kekenyangan sehingga kurang fokus."
Sugawara yang melihat Hinata mulai kelelahan itu akhirnya beristirahat sejenak.
Hinata menyandarkan badannya di tembok gymnasium. Dirinya mencoba mengatur nafas sambil memperhatikan Sugawara yang tengah memakan roti sandwich yang biasa dijual di kantin sekolah."Nee, Sugawara senpai, tumben sekali kau tidak membawa bekal mu, apa kau bangun kesiangan pagi ini?"
Tanya Hinata sambil menahan ketawa nya. Kedua tangannya ia angkat untuk menutupi mulutnya. Alih-alih agar ketawa nya tidak lepas."A-a aku membawa nya kok. Hanya saja saat ini aku ingin memakan sandwich dari kantin sekolah."
Hinata yang mendengar penjelasan dari Sugawara hanya mengangguk kemudian berdiri lagi.
Mereka berdua berlatih di luar gymnasium.walaupun panas terik menyengat mereka, tapi tetap saja mereka memilih melawan terik nya matahari daripada harus membereskan gymnasium selesai digunakan.
"Nee, Sugawara-san, apa kau merasa akhir akhir ini Kageyama berubah?"
Tanya Hinata sambil menerima toss dari Sugawara.
Mereka berdua berlatih dengan tenang nya. Hinata yang saat ini sudah lumayan mahir dalam menerima bola, bisa menyelaraskan gerakannya dengan gerakan Sugawara."Berubah?"
Tanya Suga sambil mengoper bola nya pada Hinata."Iya, dia berubah menjadi lebih dingin padaku, tapi lucu nya dia jadi lebih suka melamun dan saat ku buyarkan lamunan nya, wajahnya memerah."
"Benarkah? Aku tidak tahu itu. Bukankah itu sudah menjadi hal yang biasa bagimu?"
Tanya Sugawara balik."Ini berbeda. Semenjak gadis pendiam itu memperkenalkan dirinya di depan kelas, wajah nya berubah seakan terguyur air hujan yang menyejukkan. Bahkan saat ia tidak sengaja menyandung nya, wajah nya kacau. Ah iya, beberapa hari yang lalu, ia pernah keceplosan bilang kalau gadis itu adalah teman semasa SD nya, lalu-"
Bola yang Hinata oper pada Suga meleset kebelakang.
Sejak ia mendengar cerita Kageyama dari Hinata, tiba tiba hati nya merasa sesak.
Selagi Hinata yang sibuk bercerita, Sugawara menunjukan wajah kacau nya, ia seakan tidak mampu mendengar lanjutan cerita dari Hinata.
Diri nya semakin dibuat kacau. Tidak fokus, hingga akhirnya, bola meleset membuyarkan rasa kacau nya itu, ia segera menyiratkan senyumannya lalu berlari kecil kebelakang untuk mengambil bola.
Tangan kanannya ia angkat dan diletakkan dibelakang leher nya."Ah.. Maaf Hinata, seketika aku jadi tidak fokus."
"Hahaha.. Tidak apa apa Sugawara senpai, jadi apa kau masih ingin mendengar keluhan ku?"
Tanya Hinata sambil berlari mendekat ke arah Sugawara."Ah, baiklah. kita akhiri latihan kita siang ini ya, lalu..kita duduk disana aja."
Ucap Sugawara sambil menunjuk tangga kecil di depan pintu gymnasium."Senpai, berapa menit lagi sebelum bel masuk?"
Tanya Hinata sambil melangkah lalu duduk."Mm.. Sekitar 10 menit lagi, cepatlah!"