.....
..Haechan tersentak kaget saat tubuhnya hampir jatuh dari atas kursi kitchen bar, menghembuskan napas dalam sembari menggelengkan kepalanya, berusaha mengusir kantuk yang sedari tadi menyerangnya.
Mata bulat itu melirik jam dinding yang berada diatas TV dan kembali menghela napas. Jam 2 pagi dan Mark masih belum pulang.
Matanya beralih menatap diam dua cangkir kopi yang sudah kosong didepannya, lalu berdiri dan berjalan masuk kedalam pantry. Sepertinya ia harus membuat secangkir kopi lagi sembari menunggu Mark.
Ya, yang dia lakukan sedari tadi hanya menunggu Mark ditemani dengan beberapa cangkir kopi. Karena sungguh, walau ia mengantuk tapi dia tak bisa tidur dengan tenang. Pemuda manis itu sangat khawatir pada Mark yang tiba-tiba pergi dan tak mengabarinya lagi, bahkan pesan juga panggilan darinya tak ada yang dibalas sampai saat ini. Benar-benar membuatnya tak tenang.
Drrt... Drrrt.. Drrt....
Haechan terlonjak kaget saat mendengar getaran ponselnya dan dengan terburu-buru berjalan ke meja pantry, hingga jemarinya tak sengaja terkena guyur air panas yang masih mengalir dari dispenser.
Sembari meringis kepanasan karena jemarinya terasa terbakar, Haechan angkat ponselnya berharap itu panggilan dari Mark. Namun ia hanya mampu terdiam kecewa melihat nama yang tertera bukanlah sang kekasih tapi Jaehyun, mantan Head Chef nya dulu dan juga merupakan seniornya saat SMA.
Dengan kecewa ia angkat panggilan itu, mengingat Jaehyun tak akan menelponnya di jam segini, sudah pasti panggilan ini penting.
"Ya Sunbae, ada apa?" Tanya Haechan tenang sembari berjalan menuju wastafel untuk menguyur jemarinya yang memerah dengan air dingin.
"Kau ada dimana?"
Pertanyaan Jaehyun cukup membuat alis Haechan saling bertaut bingung.
"Dirumah, kenapa?"
"Bersama kekasihmu?"
"Tidak, aku sendirian. Mark hyung tadi pergi karena ada masalah dengan pekerjaannya"
"Dan kau menunggunya? Semalam ini?"
"Iya, karena aku sedikit khawatir. Tapi sebenarnya ada apa? Kenapa kau menelpon ku semalam ini?"
".... "
Pemuda manis itu mengerutkan keningnya karena tak ada balasan dari sebrang sana. Tapi bisa dengan jelas Haechan dengar suara geraman juga helaan napas panjang Jaehyun.
"Sunbae?? "
"Ck, dengarkan aku. Tidur sekarang dan jangan tunggu kekasihmu!"
"Sunbae-"
"Dia tak pantas kau tunggu!"
"Hah? Sunbae-" Panggilan terputus secara sepihak oleh Jaehyun, membuat Haechan kembali merengut heran. Kadang seniornya itu bisa aneh juga, batin Haechan mencoba tak peduli.
❖Back.To.You✤
Riing.. Riing.. Riiing...
Haechan terlonjak kaget bagun dari tidurnya dan menghela napas dalam-dalam. Ia acak rambutnya sekilas lalu meraih ponselnya untuk mematikan alarm.
Pemuda manis itu menatap sekeliling nya yang masih kosong seperti semalam dan sekarang sudah jam 7 pagi.
'Apa Mark belum pulang juga?' batinnya sembari menatap layar ponselnya yang masih kosong dari kabar sang kekasih.
Haechan menghembuskan napas dan mencoba berdiri dari duduknya, pemuda manis itu meringis merasakan pegal diseluruh tubuhnya karena semalam dia tidur dengan posisi duduk.
Cklek..
Haechan menoleh cepat mendengar suara pintu terbuka dan itu Mark, sang kekasih yang semalam ia tunggu. Dengan cepat Haechan berjalan mendekati Mark.
"Hyung kau baru pulang?"
Mark tak menjawab, pemuda tampan itu hanya bergumam dan dengan tergesa-gesa melepaskan sepatunya.
"Sial, aku terlambat" Gumam Mark kala melihat jam dinding dan dengan cepat berjalan masuk melewati Haechan yang berdiri didepannya.
Sedangkan Haechan hanya mematung terdiam kala Mark melewatinya begitu saja. Dia terdiam bukan karena Mark tak menjawabnya tapi karena wangi yang menguar dari Mark kala kekasihnya itu melewatinya. Cherry vanilla, wangi parfum yang ia cium dari kemeja Mark kemarin.
"Haechan-ah kau lihat dasi biruku?"
Haechan tersentak sadar dari lamunannya saat mendengar seruan Mark. Pemuda manis itu menggeleng singkat guna menghilang pikiran anehnya dan berjalan menuju Mark.
....
.."Hyung, sarapan dulu" Seru Haechan ketika melihat kekasihnya yang sudah rapih keluar kamar.
"Tak perlu, aku sudah terlambat" Balas Mark dan berjalan menuju pintu dengan tergesa-gesa sembari memakai jas nya.
"Tapi-" Seruan Haechan terhenti saat sang kekasih sudah hilang dibalik pintu apartemen mereka. Haechan menunduk, menatap dua potong sandwich buatannya dengan napas dalam.
"Ya sudahlah, aku antar saja" Gumamnya dan berbalik masuk dapur untuk mencari kotak bekal.
❖Back.To.You✤
"Permisi, aku ingin menitipkan ini untuk Mark Lee, dilantai 12"
Haechan menyerahkan kotak yang terbungkus kain itu pada resepsionis didepannya."Untuk manager Lee?" Haechan tersenyum sembari mengangguk saat wanita cantik itu bertanya.
"Dari??"
"Lee Haechan" Wanita itu mengangguk dan tersenyum sembari mengambil bungkusan Haechan dan ia letakan di samping monitornya.
"Oh, Haechan-ah" Haechan menoleh saat namanya dipanggil seseorang dan tersenyum lebar.
"Mark hyung" Yang dipanggil itu ikut tersenyum lebar dan jalan mendekatinya.
"Kau sedang apa disini? "
"Ah.. Aku mengantarkan bekal untukmu. Aku titipkan di resepsionis" Tunjuk Haechan ke salah satu resepsionis yang sedang berbicara dengan seseorang.
Mark mengangguk dan mengacak-acak rambut Haechan dengan senyum lebarnya. "Terimakasih.. "
"Manager Lee, sudah waktunya" Keduanya menoleh, menatap seorang wanita cantik dengan rambut coklat panjangnya yang terurai bebas.
"Aku harus pergi" Haechan hanya mengangguk dan tersenyum kala sang kekasih kembali mengacak rambutnya dan berjalan pergi melewati Haechan diikuti wanita berambut coklat panjang di belakangnya.
Haechan mematung saat wanita cantik itu berjalan melewatinya. Lagi, wangi itu tercium jelas, wangi parfum yang mulai menghantui pikirannya, cherry vanilla. Dan ia yakin wangi itu menguar dari wanita itu.
Haechan berbalik, menoleh pada wanita berambut panjang itu yang juga secara tak terduga menoleh padanya dengan sebuah senyuman. Dan Haechan hanya mampu terdiam melihat senyum cantik penuh arti itu, senyum yang seakan mengatakan hal yang buruk akan terjadi.
TBC🌻
2 September 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To You | MarkHyuck☑
Fiksi Penggemar[Tersedia versi pdf] Haechan, pemuda cantik yang tengah berusaha mewujudkan semua impiannya dengan sang kekasih, Mark Lee. Namun kala semua akan tercapai, sebuah pengkhianatan terjadi- membuatnya memilih mengasingkan diri dan menghilang. Sedangkan...