9. Es Lilin

602 148 24
                                    

Setelah hampir sebulan, bergelung dengan plot dan juga laptop, akhirnya cerita pendek karya Wina berhasil dikirimkan. Gadis itu tampak bersandar dibawah pohon depan ruang guru, disebelahnya ada Mayang dan juga Icha yang juga duduk sambil tertawa, bahkan Icha hampir guling-guling diatas rumput, untung Mayang menahan gadis itu.

Wina tampak tak punya tenaga untuk tertawa, tapi foto Jojo yang itu benar-benar lucu, membuat Wina hanya mampu tersenyum singkat.

Iya, Mayang dan Icha sedang mentertawakan Jojo.

"Ketawa mulu, inget tuh bentar lagi mau TO," ujar Wina memperingati kedua temannya. Mayang berhenti, tetapi Icha tidak.

"Cha, diliatin orang tuh," ujar Mayang setelah akhirnya sadar bahwa hal yang dilakukannya tadi ternyata malu-maluin.

"Heh, Juhen! Apa lo liat-liat gue?!" galak Icha pada adik kelasnya yang bernama Juhen yang sedang berjalan bersama Taqy, tampaknya mereka berdua selepas shalat dhuha dari mushala.

Juhen hanya mengernyit, "apaan deh lo, kak? berisik banget," balas Juhen membuat Icha naik spaning.

"Juhen kuproy!" balas Icha, Taqy udah lemes banget, gak kuat ngeliat tingkah laku kakak kelasnya yang satu ini.

"Taqy yang sabar, ya?" ujar Mayang turut prihatin, sementara Icha masih sibuk mengomel pada Juhen. Mau kabur juga bagaimana, cewek rambut bondol itu malah menghalangi jalannya.

"Iye dah ah, awas lu kak. Laper gue mau ngantin," ujar Juhen, akhirnya dengan sedikit bantuan Taqy, mereka berdua terbebas dari omelan maut Cahyani alias Icha

Icha balik-balik langsung nyerobot teajus rasa gula batu milik Wina, "enakan rasa melati," ujarnya bikin Wina gondok.

"Udah minta gak bilang dulu, banyak permintaan lagi," balas Wina yang disambut cengiran acuh oleh Icha.

Ini memang jam keluar main, makanya tak heran banyak siswa dan siswi keliaran diluar. Mereka sedang menunggu Jara dan Jihan, mau jajan dikantin belakang kantor guru. Mendoan disana enak banget, daripada muter-muter mending sekalian ditungguin aja itu dua curut disini.

"Lama lo pada," sambut Icha saat melihat Jihan dan Jara berjalan kearah mereka.

"Bu Endah lama banget woy keluarnya, emosi gue," ujar Jara mengecilkan suaranya, takut kedengaran guru yang lain.

"Gak heran sih," balas Wina kemudian bangkit. Sementara Mayang langsung ngobrol sama Jihan, tampaknya album pesanan mereka sudah tiba.

"Budhe, kaya biasa ya," pesan Icha.

"Budhe, hari ini Jara mau makan lontong sayur, ya?" ujar Jara segera menyusul temen-temennya yang udah duduk duluan, "udah lo anter naskahnya?" tanya Jara yang kebagian duduk didepan Wina.

Wina hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Lo pas nulis naskah uring-uringan mulu anjir, didatengin malah lagi semedi nyari ide," ujar Icha yang lagi nyucuk cabai rawit ke mendoannya.

"Kalau gak gitu idenya gak akan dateng, Cha," bales Wina. Teman-temannya yang lain hanya mengangguk sebagai tanda mengerti.

----



2 minggu berjalan fantastis cepatnya, hari ini tepat sebelum ujian akhir semester ganjil, pemenang lomba tulis cerpen diumumkan. Bunda tak bisa pergi, alhasil Wina ditemani Heru. Teman-temannya yang lain akan menyusul katanya.

Wajah Wina terlihat biasa saja, jika menang ia bersyukur, jika tidak ya sudah. Ia tak bereskpektasi tinggi terhadap tulisannya sendiri. Meski begitu, orang disebelah Wina sangat ingin gadisnya bisa menang. Heru ingin mengembalikan hal kesukaan Wina kedalam hidupnya lagi, mengembalikan cita-cita lama Wina yang tak pernah terucap lagi dari diri gadis itu.

Ice Cube ✓Where stories live. Discover now