3. Es Cendol

894 187 8
                                    

Wina adalah salah satu dari sekian banyak manusia yang hobi jajan es cendol. Apalagi es cendol di depan komplek perumahannya, wah enak banget. Heru aja sampai ketagihan beli es cendol disana.

Tapi, akhir-akhir ini mamang yang jualan es cendol itu gak keliatan. Asli ini Wina sedih banget, biasanya sambil jajan cilok dia bakal beli es cendol sekalian. Usut punya usut kabarnya mamang es cendol itu buka stand gitu sebab dagangannya laris manis, tapi Wina engga tahu dia buka dimana.

Padahal kan Wina pengen banget Minum es cendol itu.

"Trus emang pindah yang jualan, dek?" tanya sang ibu pada Wina yang baru saja pulang sehabis jajan cilok dan juga bakso aci.

"Iya, bun. Kemana ya kira-kira dia pindahnya? Padahal enak banget es cendolnya," ujar Wina lagi, berharap dengan koneksi bundanya yang luas beliau bisa menemukan tukang es cendol langganan Wina itu.

"Mana bunda tahu," ujar bunda acuh sambil meminta sedikit bakso aci milik Wina. Gadis itu hanya mendengus sebal karena ia sangat kepingin minum es cendol.

"Bun, ntar sore aku mau keluar sama Heru, ya? Mau ke gramedia," izin Wina yang hanya disahuti anggukan oleh bunda.

Wina naik kembali ke kamarnya, membawa plastik berisi cilok dan juga bakso aci untuk ia makan sembari menonton drama Lee Min-ho, ah andai saja ada es cendol pasti rasanya lebih lengkap.

---

Wina keluar gramedia dengan Heru yang menggandengnya seolah Wina akan hilang. Gadis itu sudah mendapatkan buku yang dimaksudnya. Sekarang mereka cuma muter-muter mall karena gak tahu mau kemana.

"Ada mau kemana gak? Ini kita cuma muter-muter doang dari tadi," ujar Heru.

"Mau es cendol depan komplek itu, tapi dia udah pindah," Wina memanyunkan bibirnya sebal, bikin Heru gemes aja.

"Kalau es cendol yang lain mau gak?"

"Ya udah, boleh," jawab Wina.

Akhirnya mereka meninggalkan mall dan segera mencari warung es cendol terdekat. Setelah muter-muter setengah jam, akhirnya mereka menemukan warung es cendol yang cukup ramai oleh pembeli.

Wina segera turun dan menghampiri penjual, dibelakangnya Heru mengikuti sambil membawa tas gadisnya yang ketinggalan di mobil tadi.

Wina kaget, ini mamang cendol langganannya. Ia merasa seperti berjodoh dengan es cendol yang satu ini.

"Akhirnya aku ketemu!!" ujar Wina antusias. Si penjual cendol juga kaget ketemu sama langganannya, "kok jauh sekali sih mas pindahnya? Aku sama bunda udah nyari-nyari tau," keluh Wina.

"Maaf ya neng Wina, ini diluar rencana sebenarnya. Tapi, alhamdulillah lancar," mas-mas penjual itu nyengir membuat Wina ikutan nyengir. Heru kadang sampai bingung, bagaimana ada perempuan seperti Wina yang mempunyai teman dimana saja? Lihat, bahkan ia berteman baik dengan tukang cendol.

"Kaya biasa ya Mas, punya Heru esnya gak usah banyak," pesan Wina disahuti anggukan mengerti dari mas penjual.

Wina dan Heru segera duduk di bangku yang ada, senyum sumringah sedari tadi terpatri di wajah indah Wina. Heru geleng-geleng heran, bikin Wina bahagia tuh gak ribet banget, sumpah. Kasih es cendol langganannya saja ia sudah bahagia.

"Aku jodoh gak sih sama es cendol ini?" tanya Wina pada Heru yang lagi balesin chat dari Jojo perihal futsal nanti malam.

"Kamu jodoh sama aku kali," balas Heru.

"Tumben banget diiiiiiiiiih, aneh kalau kamu yang ngomong gitu," balas Wina kemudian menyentil jidat pacarnya.

"Nanti aku jawab iya-iya juga salah, jawab sambil gombal salah, gak pernah bener perasaan," keluh Heru, tak mau kalah tangannya balik menyentil jidat Wina.

"Iyalah, kamu laki-laki. Selalu salah," balas Wina. Kalau udah gini Heru milih diem aja deh, gak ada gunanya juga dia mendebat Wina.

"Nih punya neng Wina, ini punya mas Heru," saking akrabnya, mas cendolnya sampai kenal dengan dua orang ini.

"Yeay, makasih mas," ujar Wina keliatan seneng banget.

"Sama-sama, neng."

"Kamu tahu gak persamaan kamu sama cendol disini?" tanya Wina pada Heru.

"Gak tahu. Lagian gak mau disamain sama cendol," balas pemuda itu cuek bikin Wina mau getok aja kepalanya Heru pake sendok yang lagi dipegangnya.

"Ish, Heru ih!!"

"Ya udah, apa?" tanya Heru lagi.

"Sama-sama bikin nyaman. Kaya kemanapun aku nyoba es cendol, pasti balik lagi kesini. Kemanapun aku nyari cowok baru, tetap aja baliknya ke kamu. Anjay," ujar Wina terkekeh. Tidak tahu saja bahwa saat ini Heru ingin menggigit pacarnya itu saking gemasnya.

"Aku ganteng soalnya."

"Untung ganteng beneran."


----



ya Allah jadi pengen minum cendol :(
jangan lupa vomment yaaah!!

have a nice day, guys 🌞🌞🌞

Ice Cube ✓Where stories live. Discover now