New Love

35 7 2
                                    

Aku terbangun, kurasakan pusing yang luar biasa di kepalaku, napasku kembali terengah, kujambak rambutku sekuat mungkin, hingga sebuah tangan menahannya.

"Eh! Kamu ngapain?"

Dia bertanya padaku, tapi aku masih bingung dengan keadaan.

"Kepala Jisung pusing." ucapku parau.

"Ah! Oke, Tante panggilin dokter ya?"

Wanita yang menurutku seusia dengan Bundaku itu pergi, kuedarkan pandanganku ke seluruh penjuru. Sepertinya aku pernah datang ke tempat seperti ini, Bunda dulu membawaku kesini untuk menjenguk Ayah tiriku. Ini rumah sakit.

Sebutir kristal keluar dari masing-masing pelupuk mataku.

"Bunda....Jisung kangen Bunda....Jisung takut....hiks."

Sebuah isakkan keluar dari mulutku, kepalaku semakin pusing dan tangisku semakin pecah. Aku terlalu pusing untuk mendudukkan diri di ranjang rumah sakit, membuat air mataku mengalir di pelipis.

"Sayang kamu nangis? Kenapa? Mana yang sakit? Tolong dok."

Wanita itu menyingkir dan membiarkan Dokter melihat keadaanku, aku sedikit gemetar, takut-takut jika Dokter pria ini akan menyutikku.

"Ada yang sakit nak?" tanya Dokter.

Aku mengangguk.

"Kepala Jisung pusing dok."

"Oh, kalo gitu Dokter bakal bikinin kamu resep obat ya? Nanti di minum biar nggak pusing."

Aku mengangguk, ya meski aku benci obat, tapi setidaknya aku tidak akan pusing. Dokter itu tersenyum padakku, kemudian mengalihkan atensinya pada wanita tadi.

"Anak ibu baik-baik saja, saya akan buatkan resep obat untuk Jisung. Nanti ibu bisa tebus langsung ke administrasi, saya permisi."

"Baik dok, terima kasih."

Wanita itu menghampiriku, dia mengusap rambutku lembut, sama seperti Bunda mengusap rambutku dulu, sebelum Ayah tiriku datang. Dia tersenyum, aku masih bingung dengan wanita ini, aku tidak mengenalnya.

"Nama kamu siapa?"

"J-jisung tante."

"Marganya?"

"Park."

"Wah! Kebetulan marga Tante juga Park. Kenalin, nama tante Park Shin Hye."

Dia mengulurkan tangannya padakku, aku membalasnya dan sedikit tersenyum.

"Kamu hafal nomor orang tua kamu? Tante bakal kabarin mereka."

Aku menggeleng dengan air mata naik ke pelupuknya, aku memang cengeng.

"Eh, kenapa? Kok nangis?"

"Jisung dibuang tante, Jisung sendirian, Jisung nggak punya siapa-siapa...."

"Oh, maaf ya."

"Bukan salah tante kok."

Dia memelukku, mengusap kepala belakangku dengan lembut, aku suka, membuatku lebih merindukan Bunda. Usiaku masih sangat mudah, aku belum bisa memahami ucapan orang dewasa yang rumit.

Kemarin aku mendengar Ayah dan Bunda berbicara, Ayah bilang kalo aku anak yatim yang nyusahin. Aku sama sekali tidak paham maksud dari 'anak yatim', aku terlewat polos.

Aku mendengar sebuah isakkan, dan pelukan Tante Shin Hye semakin erat, kupikir dia menangis, tapi kenapa?

"Kamu tinggal sama Tante mau nggak?"

Scramble || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang