Prepare

22 7 4
                                    

||Dahlah, gw kalah ama Lele||

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

||Dahlah, gw kalah ama Lele||

~o0o~

"Jeno, rumahnya kok— Astaga Jeno! Kamu kenapa?!"

Tante Yoona memekik ketika masuk dan melihat kak Jeno yan terbaring di ranjang dengan wajah pucat dan memegangi perutnya.Kak Jeno terus mengerang, sementara kak Jaemin sudah menangis karena khawatir.

Aku pun bingung harus melakukan apa. Kak Jaemin bilang Tante Yoona akan pulang malam, tapi ternyata sore sudah pulang. Kak Jeno sakit perut setelah makan mie instan dengan banyak saos pedas.
"Jaemin! Ini Jeno kenapa?!"

Tante Yoona langsung menghampiri kak Jeno dan mengusap keringat dingin yang keluar di dahinya. Kak Jaemin diam dengan tangis semakin pecah dan sesenggukan, dia menggeleng.

"B-Bun—da....perut Jeno sakit...."

"Iya sakitnya kenapa sayang?"

"Nggak tau Bun....tadi Jeno makan mie dua ditambah saos....hiks....padahal Jaemin udah bilang mienya satu aja, jangan pake saos....tapi Jeno bandel Bun....hiks...."

"Sstt! Udah Jaemin, jangan nangis, Bunda nggak pernah ajarin kamu cengeng kan? Sekarang diem, kita ke rumah sakit. Kamu rumahnya dimana? Biar Tante anter."

Tante Yoona bertanya padaku, aku menggeleng.

"Nggak usah Tante, rumah Jisung di rumah Bunda Shin Hye kok, deket."

"Oh, ya udah, kamu pulang ya? Tante mau nganterin kak Jeno ke rumah sakit oke?"

"Iya Tante."

"Jaemin, tolong telepon Ayah ya? Suruh dia ke rumah sakit."

Kak Jaemin mengangguk, Tante Yoona memberikan ponselnya pada kak Jaemin, kemudian menggendong kak Jeno di punggung dan membawanya turun. Kak Jaemin segera menghubungi Ayahnya, Lee Donghae.

"Halo Ayah...."

"Iya Jaemin, kenapa?"

"Jeno sakit yah....Bunda bilang Ayah ke rumah sakit sekarang...."

"Kok bisa?! I-iya iya, Ayah ke rumah sakit sekarang ya?"

Kak Jaemin mematikan sambungan teleponnya kemudian menatapku.

"Ayo Jisung kita ke bawah."

Aku mengangguk, kami menuruni tangga, mengingat rumah keluarga Lee yang besar dan megah, aku tidak pernah menyadarinya karena dari luar rumah itu tampak biasa saja. Aku dan kak Jaemin keluar dari rumah, kak Jaemin segera menuju mobil dan aku menunggu mereka berangkat, kak Jaemin melambaikan tangannya padaku, aku melakukan hal yang sama.

Aku pulang ke rumah, berjalan dengan menuduk dan sesekali menendang batu kerikil yang menghalangi jalanku.

"Ayah, Ayah kemana? Park Je-hyung, cuma nama Ayah yang Jisung tau, Jisung nggak pernah liat muka Ayah. Bunda nggak pernah ijinin Jisung liat."

Scramble || On GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang